Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ke Mana Moral Generasi akan Berlabuh?

TopSwara.com -- Berbicara generasi, tentu banyak hal yang bisa kita ambil dan gali lebih mendalam. Mulai dari dari aktivitas yang mereka lakukan, berkaitan dengan pendidikan, pergaulan, dan yang lainnya. Akan menarik jika kita coba kupas perihal pergaulan yang terjadi di dunia remaja alias generasi. 

Muncul pertanyaan demi pertanyaan akhirnya. Apakah pergaulan mereka baik-baik saja?aman dan terkendali? Atau dalam kondisi terpuruk pada lembah nan terjal? 

Nah, mungkin kita semua bisa mengetahui ketika melihat fakta demi fakta yang terjadi di generasi tadi. Sebagaimana diberitakan tvOnenews.com (05/11/2023) mengabarkan bahwa kasus aborsi ilegal menjadi perhatian ketika Penyidik Reskrimum Polda Metro Jaya menetapkan empat tersangka. Pada kasus ini, rumah yang dijadikan klinik tempat aborsi ilegal berada di Ciracas, Jakarta timur. Dari hasil penyidikan ditemukan tujuh janin di dalam septic tank.

Melihat fakta di atas, sebagai orang tua tentunya merasa geram, marah, dan kecewa. Generasi yang notabenenya menjadi para pelaku perubahan dan menjadi pemegang tongkat estafet perjuangan justru mempunyai adab begitu buruk. Kita menyadari bahwa ketika kehamilan tersebut tidak dikehendaki dan diingankan maka cara terbaik menurut versi mereka adalah dengan melakukan aborsi. Dengan begitu, masalah yang menimpa akan selesai dan berakhir. Padahal, ini adalah sebuah masalah yang akan menimbulkan masalah berikutnya. 

Sebut saja, ketika mereka melakukan hubungan layaknya seperti suami istri padahal belum sah secara agama maka yang dipikirkan oleh mereka adalah bagaimana caranya agar dapat melakukan itu dengan 'save' dan tanpa menimbulkan efek selanjutnya, yaitu kehamilan bagi si perempuan. Nah, mereka beranggapan bahwa harus menggunakan pengaman yang bagus agar meminimalisir kehamilan. Alhasil, ini adalah sebuah aktivitas yang nantinya akan menimbulkan persoalan kemudian. Bak keluar dari satu masalah, namun menemui masalah yang lain. Mereka akan melakukan aktivitas tersebut berulang kali.

Tentunya kita mengetahui bahwa akar masalah dari sini tidak bisa diambil. Padahal gampang saja, ketika kita berhasil menghentikan pergaulan bebas yang ada di tataran generasi maka insyaAllah pergaulan mereka akan terjaga dengan baik. Ditambah dengan adanya keimanan yang luar biasa pada diri mereka, maka kontrol terhadap aktivitas akan berjalan. Mereka menyadari mana perbuatan yang seharusnya dilakukan dan mana yang ditinggalkan. Karena mempunyai standar yang jelas. Yaitu terpuji dan tercela yang sesuai dengan agama. 

Namun, fakta membuktikan kepada kita semua bahwa generasi saat ini menjadi korban dari penerapan sistem yang luar biasa rusak. Sebuah sistem yang menihilkan peran agama dan menjunjung tinggi kebebasan individu. Hasilnya bisa kita lihat seperti sekarang ini. Mereka bebas berbuat apapun, sekehendak mereka sendiri tanpa ada yang bisa melarangnya. Termasuk juga dalam hal interaksi lawan jenis yang sudah kelewat batasnya. Inilah yang kemudian memacu kepada generasi untuk melakukan hal-hal yang semestinya belum boleh dilakukan. Termasuk pula dengan adanya tontonan yang selalu mengumbar pada syahwat. Pornografi dan pornoaksi selalu bebas berseliweran di media sosial dan dengan mudah diakses oleh semua kalangan, ngeri bin seram. 

Berbicara soal dunia pendidikan pun tak bisa menjadi solusi atas kejadian pergaulan generasi saat ini. Pasalnya, pendidikan sendiri hanya terfokus pada pemberian ilmu dan ilmu saja tanpa ada pembelajaran adab serta pemahaman kepada siswa. Belum lagi, kurikulum yang ada selalu berganti dengan cepat sehingga tidak ada standar yang baku. Termasuk pengejaran seluruh siswa hanya pada nilai dan nilai saja. Hal ini terjadi mulai dari pendidikan dasar sampai kuliah. Mereka memikirkan bagaimana agar mendapat nilai bagus dan segera mendapat pekerjaan agar cuan dapat berada di tangannya. Inilah yang dipikirkan para generasi saat ini. Sehingga mereka disibukkan oleh tugas dan berbagai pekerjaan yang harus selesai. Jika tidak, taruhannya adalah nilai mereka sendiri. 

Melihat beberapa faktor ini maka akan sangat wajar jika kondisi generasi saat ini benar-benar jauh dari apa yang kita impikan. Karena sistem yang diterapkan saat ini telah membentuk mereka menjadi generasi yang sangat jauh dari Islam. Berbagai aktivitas yang dilakukan pun benar-benar bertentangan.

Akan berbeda dengan Islam, sistem pendidikan yang ada berbasis pada akidah. Sehingga akan melahirkan generasi yang akan mempunyai pola pikir dan sikap sesuai dengan Islam. Standar yang ada bukan berasal dari manusia, namun dari Islam. Mereka senantiasa akan tunduk dan patuh terhadap seluruh aturan yang berlaku. Termasuk pula interaksi lawan jenis, maka pasti akan terbatas dan sewajarnya saja. Tidak sampai seperti sekarang, yang bebas melakukan pacaran dan pergaulan bebas dengan 'doinya'.

Kemudian dari sisi masyarakat akan melakukan amar makruf nahi mungkar sebagai bentuk rasa sayang terhadap sesamanya. Tak ingin saudaranya terjerumus dalam lembah atau kubangan dosa, sehingga menasehatinya menjadi sesuatu yang harus dilakukan. Termasuk juga peran negara yang menjaga dengan sungguh-sungguh akidah umatnya. Salah satunya dengan memfilter tayangan yang akan disiarkan ke masyarakat. Dengan begini, maka insyaAllah tontonan yang ada akan selalu terjaga bahkan hanya boleh untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita. Misalnya penayangan tsaqafah Islam, ilmu hadis, dan lainnya. Maka semua akan bertambah ilmu serta keimanan dan menjadi pribadi yang harus ilmu. Sehingga tak akan mungkin terjadi hamil diluar nikah yang akhirnya melakukan aborsi. Karena semua paham bagaimana dosa yang akan diterimanya kelak. Sudahlah melakukan perzinaan kemudian melakukan pembunuhan terhadap janin. Dosanya bisa berkali-kali lipat.

Hadis Rasulullah saw.

“Jika nutfah (gumpalan darah) telah lewat empat puluh dua malam, maka Allah mengutus seorang malaikat padanya, lalu dia membentuk nutfah tersebut; dia membuat pendengarannya, penglihatannya, kulitnya, dagingnya, dan tulang belulangnya. Lalu malaikat itu bertanya (kepada Allah), ya Tuhanku, apakah dia (akan Engkau tetapkan) menjadi laki-laki atau perempuan?’ Maka Allah kemudian memberi keputusan…” (HR Muslim dari Ibnu Mas’ud)

Dari hadis di atas kita dapati bahwa melakukan sesuatu 'penganiayaan' terhadap janin merupakan sebuah pembunuhan dan termasuk dosa besar. Walaupun ibu si janin sendiri yang ingin melakukannya, maka tetap dilarang. Karena merupakan salah satu tindakan kriminal dan wajib membayar diat. Karena sekarang sudah tidak ada budak maka diatnya sepersepuluh diat manusia sempurna yaitu 10 ekor unta.

Inilah aturan yang ada di dalam Islam. Akan tegas dalam menjatuhkan sanksi terhadap sebuah persoalan. Ini untuk menjaga agar tidak ada lagi yang melakukan hal serupa. Dengan begitu, pergaulan generasi akan terjaga karena mereka juga memahami bagaimana konsekuensinya sebagai seorang muslim yang tunduk dan patuh hanya terhadap aturan dari Allah Swt. Dan Islam sendiri mempunyai konsep jelas agar aborsi termasuk di dalamnya pergaulan muda mudi tidak terjadi, yaitu dengan menerapkan aturan Islam secara sempurna dan menyeluruh dalam kehidupan manusia. Dalam bingkai sebuah institusi yang akan selalu menjaga dengan sungguh-sungguh seluruh rakyatnya, tak hanya generasi. Alhasil, moral baik akan terwujud kala Islam ada dan hanya berlabuh pada sistem yang berasal dari Sang Pencipta maka seluruh persoalan hidup manusia bisa teratasi dengan tuntas.

Wallahua'lam.

Oleh: Mulyaningsih
Pemerhati Anak dan Keluarga
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar