Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Keluarga Tangguh Fondasi Negara Maju, Mungkinkah?


TopSwara.com – Pemerintah berambisi lolos dari perangkap pendapatan menengah atau middle income trap pada 2030. Yakni keadaan ketika negara bisa mencapai tingkat pendapatan menengah, tapi tidak bisa keluar dari kondisi ini menjadi negara maju. Ambisi yang tidak mudah. Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda menilai, butuh waktu berpuluh tahun untuk menaikkan gaji pekerja yang saat ini rerata Rp 3 juta menjadi minimal Rp10 juta per bulan (tirto.id, 23/10/2023).

Lembaga Penyelidikan Ekonomi & Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Chaikal Nuryakin mengatakan tidak mudah menjadi negara maju karena pertumbuhan ekonomi tidak berkembang, selama ini kita menjadi konsumen teknologi rendah hingga tinggi (www.cnbcindonesia.com, 27/10/2023).

Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr dr Hasto Wardoyo, SpOG(K) menyatakan keluarga jadi fondasi utama kemajuan bangsa menuju Indonesia Emas 2045. Tahun 2030 harus terlampaui dengan baik, dimana tidak ada kelaparan dan kemiskinan ekstrem, dan stunting turun jauh, angka pendidikan harus bagus. (republika.co.id, 28/10/2023).


Dilema Negara Pengekor

Meski negara kita kaya akan sumber daya, faktanya rakyat masih bergelut dengan kemiskinan, jauh dari kata sejahtera. Kekayaan yang melimpah hanya dinikmati oleh segelintir pemilik modal, baik swasta maupun asing. Konsekuensi menerapkan sistem kapitalis, menyebabkan posisi Indonesia sebagai negara pengekor, di mana setiap kebijakan akan menginduk pada negara adidaya (negara pertama). Ciri negara pengekor diantaranya, pembangunan mengandalkan pada investasi asing termasuk utang, pertumbuhan bertumpu pada eksploitasi sumber daya alam, tidak mandiri secara ekonomi, yakni menjadi konsumen dari teknologi rendah hingga tinggi, gurita korupsi sangat kuat karena penerapan sistem demokrasi berbiaya tinggi. Wajar, negara berkembang seperti Indonesia sulit menjadi negara maju, dan akan senantiasa terjajah dan dalam cengkeraman negara kapitalis global. 

Penerapan sistem sekuler yang menegasikan peran agama dalan kehidupan merusak tatanan sosial. Keluarga sebagai satuan terkecil masyarakat ikut terdampak. Fungsi keluarga sebagai pembentuk agen perubahan dan peradaban mandul. Keluarga tidak berfungsi dengan benar, sehingga muncul individu yang egosentris dan pragmatis. Pendapat bahwa keluarga tangguh merupakan fondasi majunya suatu negara menunjukkan rendahnya taraf berpikir serta lemahnya visi ideologis umat.

 
Islam Wujudkan Negara Adidaya

Tinta sejarah mencatat Islam mampu mewujudkan negara tidak hanya maju, bahkan menjadi negara adidaya (negara pertama). Rasul suri teladan terbaik telah mencontohkan cara mewujudkannya.

Rasul mengawali dengan membentuk kutlah dakwah (berjamaah), bersifat idiologis yakni mengganti sistem kehidupan dengan Islam. Untuk menerapkan Islam butuh kekuasaan, maka Rasul melakukan aktivitas nusrah, yakni mencari kekuasaan untuk menerapkan Islam serta himayah, yakni mencari perlindungan dakwah. Nusrah diberikan Suku Aus dan Khazraj dari Madinah hingga Rasul membentuk Daulah Islam di sana.

Langkah pertama yang dilakukan Rasul mewujudkan stabilitas dalam negeri, baik stabilitas ekonomi maupun kemanan. Rasul mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar untuk stabilitas ekonomi. Untuk mewujudkan stabilitas keamanan, Rasul membuat perjanjian Piagam Madinah, kesepakatan antara muslim dengan yahudi dan kafir untuk saling melindungi Madinah.

Setelah stabilitas dalam negeri terwujud, Rasul melaksanakan politik luar negeri, yakni dakwah dan jihad. Dakwah dilaksanakan untuk membebaskan manusia hanya menghamba pada Allah. Jihad dilakukan untuk menghilangkan rintangan fisik dakwah.

Sepeninggal Rasul, Negara Islam berkembang pesat, awalnya hanya Madinah berkembang ke seluruh Jazirah Arab. Pada masa Khulafaur Rasyidin, mampu menaklukkan Romawi dan Persia, negara adidaya kala itu. Pada masa Utsmaniyah, wilayahnya hampir sepertiga dunia, mewujudkan rahmat bagi seluruh alam. []


Oleh: Ida Nurchayati
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar