Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Jelang Pemilu 2024, Apakah Keadaan Masyarakat Baik-Baik Saja?


Topswara.com -- Tidak. Untuk menjawab pertanyaan yang tertera didalam judul tentu saja jawabannya adalah tidak. Jelang Pemilu tahun depan, telah terjadi bentrok antar partai yang dilandasi asas kekeluargaan dalam partai. 

Salah satunya adalah bentrok yang terjadi di Muntilan pada 15 Oktober 2023 yang diduga karena adanya perselisihaantar Partai Politik. Kejadian ini memang tidak memakan korban jiwa. Namun, tetap ada kerugian yang ditimbulkan oleh kejadian ini (tirto.id, 16/10/2023).

Dilaporkan bahwa kejadian ini terjadi antar Parpol PDIP dan GSP yang baru saja menghadiri acara di Magelang. Ketika ingin pulang ke Yogyakarta, terjadi persinggungan antar keduanya sehingga menimbulkan bentrok. 

Kedua parpol saling melempar batu dan menyebabkan 11 orang luka-luka dan 3 bangunan rusak. Jika kita analisis, apa yang membuat para anggota parpol melakukan hal seperti itu untuk membela nama partai mereka?

Saat ini, masyarakat yang tergabung dalam partai politik pada umumnya memiliki sifat emosional yang terbentuk karena figur dari orang-orang terdahulu atau penting dari dalam partainya. Karena sifat inilah tercipta rasa ingin membela partai ini jika ada hal-hal yang menyinggung partai mereka. 

Terlebih yang menyinggung adalah orang dari partai lain yang dikenal sebagai rival partai mereka. Akan semakin tercipta sikap emosional untuk menjunjung tinggi dan membela partai mereka. Hal seperti ini membuat mudahnya terjadi pergesekan atau bentrok antar individu atau kelompok untuk membela partainya walau hanya karena hal yang sepele.

Namun, hal seperti itu seringnya terjadi diantara warga-warganya saja. Sedang para orang penting di dalam partai malah bekerjasama dalam mewujudkan tujuan dan kepentingan mereka. Seperti ungkapan yang sering didengar ‘tidak ada teman sejati, yang ada hanyalah kepentingan sejati’ yang dapat diartikan bahwa yang terpenting adalah tujuan dan kepentingan masing-masing. 

Sejatinya, mereka tidak mementingkan sifat kekeluargaan untuk partainya. Kepentingan seperti suara rakyat untuk pemilu demi tercapainya tujuan yang mereka rancang adalah contohnya. 

Saat ini rakyat sedang dipermainkan dengan rezim zalim yang hanya memikirkan diri mereka sendiri. Dengan modal janji manis menyejahterakan rakyat, mereka menarik perhatian masyarakat agar dapat memilih dewan dari partai mereka sehingga mereka mendapatkan keuntungan sendiri. 

Tidak sedikit menteri dan para aktivis politik yang telah berjanji kepada rakyat, namun mereka mengingkari janji tersebut juga dengan memakan uang rakyat. Maka dari itu, harus ada pemahaman yang ditanamkan kepada masyarakat agar bijak dalam menyuarakan hak dan suara mereka. Dan pemerintah harus mendengarkan semua suara rakyatnya. 

Sejatinya, Islam tidak melarang adanya banyak partai. Namun semua partai itu harus sesuai dengan syariat Islam dan berlandaskan akidah yang kuat sehingga tidak ada rakyat yang terzalimi dengan rezim yang berjalan. 

Maka dari itu, solusi pertama yang harus dilakukan adalah menyadarkan umat saat ini bahwa hidup ini haruslah berlandaskan dengan akidah Islam yang kuat. Dari sanalah akan tercipta persatuan umat yang dibutuhkan agar dapat menyuarakan satu suara yang dapat merubah bangsa ini. Dengan solusi yang sesuai dengan syariat Islam juga tentunya. 

Pentingnya persatuan umat dan tegaknya kehidupan Islam ini akan menciptakan kehidupan yang aman dan tentram meskipun mereka berada dalam partai yang berbeda-beda. 

Kehidupan yang sesuai dengan syariat Islam dan terikat dengan aturan Allah dan Rasulnya akan membuat masyarakat menjalankan hidup dengan saling menghormati dan tidak akan ada bentrok dan perselisihan yang banyak terjadi pada saat ini.

Wallahu A’lam Bish-Shawwab.


Oleh: Luthfiah Az Zahra Ramadhani
Mahasiswi STEI Hamfara Yogyakarta
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar