Topswara.com -- Sobat. Jika hatimu bertaubat maka bertaubat pula seluruh anggota tubuhmu. Kembalilah hatimu kepada Allah. Sesungguhnya, orang yang bertaubat kepada Allah adalah orang yang kembali kepada-Nya.
Allah SWT berfirman :
ÙˆَØ£َÙ†ِيبُÙˆٓاْ Ø¥ِÙ„َÙ‰ٰ رَبِّÙƒُÙ…ۡ ÙˆَØ£َسۡÙ„ِÙ…ُواْ Ù„َÙ‡ُÛ¥ Ù…ِÙ† Ù‚َبۡÙ„ِ Ø£َÙ† ÙŠَØ£ۡتِÙŠَÙƒُÙ…ُ ٱلۡعَØ°َابُ Ø«ُÙ…َّ Ù„َا تُنصَرُونَ
“Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az-Zumar (39) : 54).
Sobat. Bagi orang-orang yang menerima seruan ini dengan bertobat kepada Allah dan percaya dengan sepenuh hatinya kepada keluasan rahmat dan ampunan-Nya, Allah memerintahkan agar dia benar-benar kembali kepada jalan yang lurus yang telah dibentangkan-Nya, berserah diri kepada-Nya, dan bernaung di bawah lindungan-Nya. Di sisi Allah tersedia berbagai macam karunia dan nikmat yang akan dilimpahkan kepadanya, apabila ia telah insaf dan kembali menjadi hamba yang dimuliakan-Nya.
Setiap orang berdosa hendaklah mengambil kesempatan baik ini dengan segera sebelum datang hari Kiamat di mana tobat dan penyesalan tidak akan diterima lagi. Janganlah kesempatan yang baik ini dibiarkan berlalu begitu saja karena yang akan rugi ialah orang yang tidak mengindahkannya. Dalam ayat lain, Allah berfirman:
Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk secara khusyuk mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan (kepada mereka), dan janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak di antara mereka menjadi orang-orang fasik. (al-hadid/57: 16).
Sobat. Peluang emas yang dikaruniakan Allah hendaklah dimanfaatkan sebaik-baiknya sebelum tiba saat yang menentukan di mana pintu tobat telah tertutup rapat, yaitu pada saat ajal telah tiba atau pada saat hari Kiamat telah datang.
Pada saat itu, tidak seorang yang durhaka pun yang dapat melepaskan diri dari siksaan Allah dan tak ada suatu makhluk pun yang dapat membela dan menghindarkannya dari azab itu.
Hendaklah dia benar-benar mengikuti dan mematuhi semua ajaran yang telah dijelaskan Allah dalam Al-Qur'an al-Karim untuk kebaikan dan kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat.
Janganlah seseorang menunggu sampai besok untuk bertobat karena dia tidak mengetahui apakah ia akan hidup sampai besok. Mungkin seseorang berjanji kepada dirinya bahwa dia akan bertobat esok sore harinya, tetapi siapa tahu, belum lagi waktu sore datang dia sudah meninggal dan hilanglah kesempatan yang sangat berharga itu.
Sobat. Jalan yang ditempuh untuk menuju Allah SWT ada empat :
Pertama, zikir yang kemudian berlanjut menjadi amal shalih dan buahnya adalah cahaya.
Kedua, merenung yang kemudian berkembang menjadi sabar dan buahnya adalah ilmu.
Ketiga, fakir yang kemudian berkembang menjadi syukur dan buahnya adalah semakin bersyukur.
Keempat, cinta yang kemudian berkembang menjadi tidak larut dalam dunia dan seisinya, dan buahnya adalah sampai kepada yang dicintai.
Sobat. Barang siapa yang mampu menempuh keempatnya dia termasuk shiddiqun yang sebenarnya.
Sobat. Barang siapa yang mampu menempuh tiga dari empat jalan tersebut, dia termasuk dalam jajaran wali-wali Allah yang dekat dengan-Nya.
Sobat. Barang siapa yang mampu menempuh dua dari keempat jalan tersebut, dia termasuk jajaran para syuhada yang bertakwa.
Sobat. Barang siapa yang hanya menempuh satu dari keempat jalan tersebut, dia termasuk dalam jajaran hamba-hamba Allah yang shalih.
Sobat. Jika kita menginginkan sampai kepada Allah mintalah pertolongan kepada-Nya. Tetaplah menegakkan kebenaran dengan cara musyahadah. Musyahadah adalah keadaan batin hamba yang merasa selalu berhadapan dengan Allah SWT dan berzikir kepada-Nya secara total.
Selalu gantungkan hatimu dengan ibadah-ibadah mahdhah pada jalan makrifat. Biasakanlah untuk selalu berzikir , muraqabah, taubat, dan Istighfar.
Sobat. Kenalilah keadaan dirimu! Perhatianmu hanyalah urusan makan, minum, berpakaian, menikah, dan menghimpun dan menggandrungi dunia. Jika demikian kau adalah pekerja dunia namun penganggur akherat.
Orang mukmin selalu bekerja untuk akhirat. Dia membangun di dunia untuk akhirat. Orang mukmin selalu memiliki niat yang baik dalam setiap tindakan dan gerak-geriknya. Dia tidak bekerja di dunia untuk dunia namun untuk kehidupan yang abadi. Dia selalu meramaikan masjid, majelis taklim, sekolah dan pesantren. Dia selalu memperbaiki jalan-jalan kaum muslimin.
Jika tidak, dia bekerja untuk keluarga, para janda, dan orang-orang fakir. Tidak ada yang lain selain itu. Dia lakukan semua itu hingga diberikan pengganti dan balasan di akherat. Walhasil, orang mukmin tidak pernah membangun untuk kepentingan dunia dan hawa nafsunya.
Sobat. Orang yang mengingat Allah akan selalu hidup. Dia beralih dari satu kehidupan ke kehidupan yang lain. Jika tidak memungkinkan untuk zikir dengan lisannya maka dia akan berzikir dengan kalbunya. Tatkala seorang hamba langgeng berzikir maka langgeng pula ketaatan dan keridhaannya kepada Allah dengan setiap gerak-geriknya.
Sobat. Ingatlah, Allah meminjami kehidupan, kesehatan, kekayaan, keamanan, keagungan, kenikmatan-kenikmatan lainnya, semua itu pinjaman dari Allah supaya kita taat kepada-Nya.
Jangan gegabah memegang pinjaman itu. Sebab, kita kan dituntut dan ditanya pertanggungjawaban atas segala sesuatunya. Sadarilah, segala kenikmatan yang ada pada diri kita semuanya berasal dari Allah SWT maka pergunakanah kenikmatan-kenikmatan itu untuk menaati-Nya.
Sobat. Orang-orang yang cinta kepada Allah akan saling mencinta karena-Nya. Tidak heran jika Dia (Allah) juga akan mencintai mereka, menolong mereka, dan menguatkan mereka satu sama lain. Mereka akan saling menolong, saling menyeru kepada keimanan, ketauhidan dan keikhlasan beramal. Mereka akan bergandeng tangan dan meletakkannya di jalan Allah. Siapa yang melayani, maka dia akan dilayani. Siapa yang berbuat baik, maka dia kan dibalas baik.Siapa yang memberi maka dia akan diberi.
Ya. Allah, tolonglah dalam ketaatan kepada-Mu dan jangan hinakan kami dengan kemaksiatan kepada-Mu. Radhiitu billah tawakkaltu 'alallaah Laa quwwata illa billah....
"Aku ridha dengan Allah, aku berpasrah diri terhadap Allah. Tidak ada kekuatan, kecuali atas pertolongan Allah."
Ucapkanlah dalam munajat dan permohonanmu.
Oleh: Dr. Nasrul Syarif M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual
0 Komentar