Topswara.com -- Sobat. Inilah seruan Allah yang kedua bagi orang-orang yang beriman dalam surat Al-Baqarah. Jika kamu mendengar Tuhanmu menyerumu, maka perhatikanlah, dan dengarkanlah dengan hatimu sebelum kamu mendengarkan dengan telingamu, karena kebaikanlah yang akan diperintahkan kepadamu, atau keburukanlah yang akan dilarang darimu.
Allah SWT berfirman :
ÙŠَٰٓØ£َÙŠُّÙ‡َا ٱلَّØ°ِينَ Ø¡َامَÙ†ُواْ ٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ ÙˆَٱلصَّÙ„َÙˆٰØ©ِۚ Ø¥ِÙ†َّ ٱللَّÙ‡َ Ù…َعَ ٱلصَّٰبِرِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah (2) : 153).
Sobat. Perjuangan menegakkan kebenaran harus diiringi dengan kesabaran dan memperbanyak shalat, sehingga menjadi ringan segala kesukaran dan cobaan, karena Allah senantiasa beserta orang-orang yang sabar. Dia akan menolong, menguatkan dan memenangkan orang-orang yang berjuang menegakkan kebenaran agamanya.
Sobat. Allah menyerumu dengan tanda keimanan, memerintahkanmu untuk menjadikan sabar dan sholat sebagai penolongmu dalam menghadapi berbagai hal yang rumit dan menunaikan perintah-perintah syariat.
Sebagaimana juga disebutkan dalam firman-Nya :
Ùˆَٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ ÙˆَٱلصَّÙ„َÙˆٰØ©ِۚ ÙˆَØ¥ِÙ†َّÙ‡َا Ù„َÙƒَبِيرَØ©ٌ Ø¥ِÙ„َّا عَÙ„َÙ‰ ٱلۡØ®َٰØ´ِعِينَ
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',” ( QS. Al-Baqarah (2) : 45).
Sobat. Setelah menjelaskan betapa jeleknya keadaan dan sifat-sifat Bani Israil, sehingga akal mereka tidak bermanfaat bagi diri mereka dan kitab suci yang ada di tangan mereka pun tidak mendatangkan faedah apa pun bagi mereka, maka Allah memberikan bimbingan kepada mereka menuju jalan yang paling baik, yaitu agar mereka memohon pertolongan kepada Allah dengan kesabaran dan shalat.
Yang dimaksud dengan "sabar" di sini ialah sikap dan perilaku sebagai berikut:
Pertama, tabah menghadapi kenyataan yang terjadi, tidak panik, tetapi tetap mampu mengendalikan emosi.
Kedua, dengan tenang menerima kenyataan dan memikirkan mengapa hal itu terjadi, apa sebabnya dan bagaimana cara mengatasinya dengan sebaik-baiknya.
Ketiga, dengan tenang dan penuh perhitungan serta tawakal melakukan perbaikan dengan menghindari sebab-sebab kegagalan dan melakukan antisipasi secara lebih tepat berdasar pengalaman.
Bersikap sabar berarti mengikuti perintah-perintah Allah dan menjauhkan diri dari larangan-larangan-Nya, dengan cara mengekang syahwat dan hawa nafsu dari semua perbuatan yang terlarang.
Melakukan shalat dapat mencegah kita dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik, dan dengan shalat itu pula kita selalu ingat kepada Allah, sehingga hal itu akan menghalangi kita dari perbuatan-perbuatan yang jelek, baik diketahui orang lain, maupun tidak. Shalat adalah ibadah yang sangat utama di mana kita dapat bermunajat kepada Allah lima kali setiap hari.
"Rasulullah SAW saw, apabila menghadapi masalah berat, beliau shalat". (Riwayat Ahmad).
Melakukan shalat dirasakan berat dan sukar, kecuali oleh orang-orang yang khusyuk, yaitu orang yang benar-benar beriman dan taat kepada Allah, dan melakukan perintah-perintah-Nya dengan ikhlas karena mengharapkan rida-Nya semata, serta memelihara diri dari azab-Nya.
Bagi orang yang khusyuk, melaksanakan shalat tidaklah dirasakan berat, sebab pada saat-saat tersebut mereka tekun dan tenggelam dalam bermunajat kepada Allah sehingga mereka tidak lagi merasakan dan mengingat sesuatu yang lain, baik berupa kesukaran maupun penderitaan yang mereka alami sebelumnya.
Mengenai hal ini, Rasulullah SAW bersabda: "Dan dijadikan ketenangan hatiku di dalam shalat" (Riwayat Ahmad dan an-Nasa'i)
Ini disebabkan karena ketekunannya dalam melakukan shalat merupakan sesuatu yang amat menyenangkan baginya, sedang urusan-urusan duniawi dianggap melelahkan.
Di samping itu mereka penuh pengharapan menanti-nanti pahala dari Allah atas ibadah tersebut sehingga berbagai kesukaran dalam melaksanakannya dapat diatasi dengan mudah. Hal ini tidak mengherankan, sebab orang yang mengetahui hakikat dari apa yang dicarinya niscaya ringan baginya untuk mengorbankan apa saja untuk memperolehnya.
Orang yang yakin bahwa Allah akan memberikan ganti yang lebih besar dari apa yang telah diberikannya niscaya ia merasa ringan untuk memberikan kepada orang lain apa saja yang dimilikinya.
Dzunnun Al-Mashri rahimahullah mendefinisikan sabar sebagai berikut ; Menjauhkan diri dari pelanggaran, tenang ketika menghadapi musibah, dan mengedepankan kekayaan jiwa di saat kefakiran menyelimuti seluruh aspek kehidupan.
Ath-Thabari berkata, ”Pendapat Ali Ra dapat dibenarkan, karena keimanan adalah menyatakan dengan hati, mengakui dengan lidah, dan mengamalkan dengan anggota tubuh. Barangsiapa tidak bersabar dalam beramal dengan anggota tubuhnya, maka ia tidak berhak memperoleh keimanan. Sabar dalam mengamalkan syariat-syariat agama itu bagaikan kepala bagi tubuh manusia, yang mana tidak akan sempurna suatu tubuh tanpa kepala.”
Sobat. Kebahagiaan hidup diperoleh dengan kesabaran, dan derajat yang tinggi diperoleh dengan rasa syukur . Tiada kesuksesan dan keberuntungan di dunia dan akherat kecuali dengan sabar.
Sobat. Ibnul Qayyim berkata, “Shalat merupakan pertolongan yang paling besar dalam menghasilkan kemaslahatan di dunia dan akhirat, dan mencegah dari kerusakan dunia dan akhirat, mencegah dari dosa, obat penawar hati, mengusir penyakit dari tubuh, menyinari hati, mencerahkan wajah, mengaktifkan sendi-sendi tubuh, membuka pintu rezeki, menahan dari kezaliman, menolong orang-orang teraniaya, membentengi hawa nafsu, menjaga nikmat, mengusir derita, melimpahkan rahmat, dan mengurangi kesedihan.”
Sobat. Shalat inilah yang merupakan sarana penghubung antara seorang hamba dengan Tuhannya, dan pemberi motivasi dalam menghadapi kesulitan dan bencana.
Ya Allah jadikanlah kami semua sebagai hamba-Mu orang-orang yang bersabar dan menjadikan sholat sebagai penolong, tempat bersandar dan jalan menuju pembebasan dari godaan syahwat dunia dan akherat. Ya Allah jadikanlah kami termasuk orang-orang yang mendengarkan suatu ucapan dan mengikuti ucapan yang baik. Ampunilah dosa kami Wahai Tuhan Semesta Alam.
Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Big Win
0 Komentar