Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ironisnya Hari Guru dalam Kapitalisme


Topswara.com -- Hari Guru Nasional (HGN) merupakan hari besar nasional yang ditujukan untuk memperingati jasa seluruh guru yang berperan penting dalam kemajuan pendidikan bagi bangsa Indonesia. Momentum ini juga ditetapkan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan dalam berbagai aspek kehidupan.

HGN ditetapkan pada tanggal 25 November setiap tahunnya. Dihimpun melalui laman resmi Direktorat Guru Pendidikan Dasar, tujuan ditetapkannya peringatan HGN untuk memberikan penghormatan sekaligus apresiasi kepada seluruh guru atas dedikasi mereka dalam memberikan ilmu untuk para peserta didik. Pada tahun ini HGN jatuh pada hari Sabtu, 25 November 2023.

Mengutip dari Pedoman Peringatan HGN Tahun 2023 yang dibagikan oleh Kemendikbud RI, tema peringatannya adalah "Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar". Tidak hanya dimaknai dengan menyelenggarakan upacara bendera, HGN juga akan diisi dengan berbagai acara puncak yang telah disusun oleh Kemendikbud RI.

Ternodanya Peran Guru

Alih-alih merayakan atau menyambut hari guru dengan suka cita, kita malah disuguhi beberapa kasus yang sangat memprihatinkan tentang guru. Belum lama ini terjadi kepada seorang guru Pelajaran Agama Islam (PAI) di Nusa Tenggara Barat yang bernama Akbar dipolisikan dan dituntut denda Rp50 juta oleh orang tua siswa gegara menghukum muridnya yang tidak mau shalat, Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana menyatakan posisi guru saat ini dilematis.

“Posisi guru dilematis, satu sisi harus menegakkan disiplin dan tata tertib sekolah, sementara di sisi yang lain khawatir dikriminalisasi oleh orang tua atas tuduhan melakukan kekerasan terhadap anak,” ujarnya dalam video Maju Terus Pak Akbar! di kanal YouTube Justice Monitor, Kamis (12/10/2023).

Belum lagi yang terjadi pada seorang guru olahraga SMAN 7 Rejang Lebong, Bengkulu, yang harus mengalami kebutaan permanen imbas diketapel oleh orang tua murid sekolahnya.

Kejadian tersebut terjadi diawali dengan sang guru menegur salah satu siswanya yang merokok di area kantin sekolah.

Guru olah raga tersebut menegur siswa yang merokok, namun bukannya berhenti, siswa tersebut acuh dengan teguran tersebut. Merasa tidak dihargai, sang guru emosi kemudian menendang anak tersebut dan mengenai bagian muka si peserta didik yang ditegur.

Merasa tidak terima, siswa tersebut mengadu ke orang tuanya. orang tua murid tersebut emosi dan merasa tidak terima jika anaknya diperlakukan seperti itu.

Orang tua murid tersebut kemudian membawa ketapel ke sekolah lalu menyerang mata sang guru hingga pecah dan mengalami kebutaan permanen. Perkembangan terahir, pihak orang tua dan guru saling melaporkan kejadian tersebut kepada kepolisian. Si guru dilaporkan atas dugaan kekerasan terhadap anak dan pihak guru yang menjadi korban melapor atas penganiayaan yang mengakibatkan luka berat bahkan cacat permanen.

Dampak Kapitalisme

Perlu diketahui bahwa, sistem kapitalisme adalah akar masalah dari seluruh kesengsaraan dan keterpurukan masyarakat yang terjadi selama ini. Dan kini telah terbukti, sudah begitu banyak korban yang berjatuhan dalam sistem kapitalisme ini, termasuk hak para guru yang dijadikan bulan-bulanan tidak mendapatkan hal yang sepatutnya untuk diterima.

Padahal guru adalah seorang pendidik yang sangat berjasa dan memiliki jiwa keikhlasan dalam mengajarkan ilmu yang dimilikinya. Akan tetapi, sungguh miris pengorbanan guru dalam pandangan pemimpin kapitalisme sama sekali tidak dihargai dan tieak diberi balasan yang istimewa sesuai dengan apa yang para guru persembahan untuk generasi bangsa.

Hal seperti ini terjadi disebabkan karena, pemimpin dalam sistem kapitalisme cenderung kepada sifat yang penuh dengan keegoisan yakni hanya sibuk memperkaya diri sendiri, tanpa melihat dan mendengar keluh kesah dari rakyatnya.

Oleh karena itu, untuk bisa melihat kehidupan yang terjamin dan sejahtera bagi para guru tentunya harus mengganti sistem kapitalisme ini, dan beralih pada sistem yang mampu menyejahterakan seluruh rakyatnya termasuk para guru.

Islam Menyejahterakan Guru

Islam memberikan garansi terhadap kesejahteraan guru. Perhatian Islam begitu besar terhadap guru di era Khalifah Umar bin Khattab. Saat itu guru digaji sebesar 15 dinar. Jika 1 dinar ekuivalen dengan 4,25 gram emas dan harga emas hari ini 1.200 ribu rupiah per gram maka saat itu gaji guru di era Khalifah Umar setara dengan 510,000,000 rupiah.

Tingginya penghargaan negara Islam pada SDM di bidang pendidikan menjadikan ilmu pengetahuan berkembang pesat di masa keemasan Islam. Demikian juga terkait investasi, menurutnya, khilafah Islam saat itu sangat memprioritaskan bidang pendidikan.

“Karya tulis saat itu ditimbang kemudian beratnya diganti dengan emas. Itu berarti alokasi belanja negara sangat tinggi di bidang pendidikan. Karena prioritasnya tinggi, maka fasilitas-fasilitas seperti sekolah, kampus, perpustakaan dan laboratorium menjadi sesuatu yang sangat membanggakan di era keemasan Islam.

Berharap ada perhatian yang tinggi dari negara pada dunia pendidikan agar kebutuhan pokok rakyat terpenuhi dan taraf berpikir generasi muda meningkat sehingga peradaban juga akan mengalami kebangkitan. “Jika ingin maju maka investasi pendidikan harus ditingkatkan". []


Oleh: Cahya Candra Kartika
(Aktivis Muslimah) 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar