Topswara.com -- Masih terngiang irama Nasyida Ria
"Rumah Sakit kau dirikan"
"Kemudian kau hancurkan"
"Bingung.. bingung kumemikirnya
Kok bisa rumah sakit obyek vital menjadi sasaran
Praduga bersalah mengira ada pasukan Hamas di sana
Begitu pongahnya meminta tenaga medis untuk berhenti dan membiarkan pasien merana
Ah sudahlah... Ternyata penjajah gaya baru masih ada
Dokter dan perawat berjibaku mengobati dengan peralatan seadanya
Demi menyelamatkan jiwa itu yang utama
Dan ini bagian dari jihad fisabilillah
Berada di garda tenaga medis yang paling kritis
Kok tega-teganya rumah sakit jadi sasaran tembak
Apakah ini tanda sudah sakit jiwa dan sindrom tidak biasa?
Di rumah sakit banyak orang lemah dan tak berdaya
Mengapa sniper negara penjajah pun siap siaga menarik pelatuknya?
Ini sih sudah masuk kategori genosida
Cara mudah menghancurkan suatu bangsa
Lalu merampas tanah dan mengusir penduduknya
Sungguh cara keji dan mungkar tidak bisa diterima bumi dan langit
Perdamaian menjadi kata mustahil
Tatkala masih bercokol ideologi jahil
Ideologi satanik yang disukai kaum kapitalistik
Bahkan harga mahal itu harus dibayar dengan dana perang jutaan dollar
Kalau nggak sakit enggak bakal menyerang rumah sakit
Kalau nggak sakit gak bakalan stress menyasar rumah sakit
Kalau nggak sakit enggak bakal pusing menembaki sekeliling
Kalau nggak sakit jiwa sakit juga hatinya sudah kalah melawan pasukan perindu surga
Oh Allah... Nasib tragis mengiris hati nurani
Pasien dan korban berujung pada kematian
Bagi seorang muslim kematian adalah pintu awal berjumpa dengan Rabb-nya
Bagi penjajah kematian adalah akhir dari semua dalam kehidupan
Rumah sakit Gaza mengokohkan sebuah pengabdian
Rumah sakit Gaza berisi manusia-manusia kuat dan hebat
Rumah sakit Gaza terdiri dari manusia penolong dan mujahid sejati
Dan rumah sakit Gaza menjadi saksi: "siapa yang waras dan siapa yang sakit sejatinya?"
Oleh: Hanif Kristianto
Analis Politik dan Media
0 Komentar