TopSwara.com – Setelah Bani Israel melakukan kerusakan yang luar biasa pada zaman Nabi Muhammad dan para sahabat, maka Allah lahirkan generasi “Ibadan lana uli ba’sin syadidin” [Q.S. al-Isra’: 5]. Inilah generasi yang dididik Nabi Muhammad. Ciri-ciri “Ibadan lana uli ba’sin syadidin” ini lebih tepat untuk generasi sahabat Nabi, yang mempunyai keberanian, kekuatan, mencintai akhirat, zuhud terhadap dunia, tidak takut mati. Inilah “Jaisy Muhammad”, di mana musuh menggigil ketakutan ketika mendengarnya. Meski jumlah dan alutsista mereka kalah dengan musuh, tetapi ketaatan mereka yang menjadikan Allah hembuskan ketakutan ke dalam hati musuhnya.
Karena itu, di zaman Nabi, Yahudi benar-benar dibersihkan dari Jazirah Arab, tinggal Khaibar. Ketika ‘Umar menjadi Khalifah, mereka diusir dari Jazirah Arab. Bahkan, ketika ‘Umar membebaskan al-Quds, Yahudi yang tinggal di sana, atas permintaan kaum Kristen, dibersihkan dari Palestina. Mereka mengalami diaspora ke mana-mana. Sifat destruktif mereka tetap berlanjut. Q.S. al-Isra’: 6, menyatakan, “Wa Amdadnakum bi amwalin wa banin” (Kami membantumu dengan harta dan anak). “Amwal” didahulukan ketimbang “Banin” untuk menunjukkan, bahwa Bani Israel itu memang menguasai ekonomi. Dengan ekonomi mereka bisa membeli siapapun. Itulah makna, “Wa Ja’alnakum aktsara nafira” (Kami jadikan kamu kelompok yang paling besar). Mereka berhasil menarik dukungan dari berbagai bangsa dan umat, dengan uang mereka.
Dengan uangnya bersama Inggris dan Perancis, Yahudi ini berhasil runtuhkan Khilafah. Umat Islam melemah. Sebaliknya, mereka berhasil mendirikan negara Israel di Palestina. Sejak saat itu hingga hari ini kerusakan demi kerusakan terus mereka lakukan. Perang di mana-mana, khususnya di negeri kaum Muslim, tidak lepas dari tangan mereka. Para penguasa kaum Muslim menjadi pelayan mereka. Sementara mereka bersatu di satu wilayah pendudukan, persis firman Allah Q.S. al-Isra’: 104, “Faidza Ja’a Wa’du al-Akhirah Ji’na bikum Lafifa” (Apabila janji yang terakhir itu tiba, maka kami datangkan kamu dari berbagai penjuru).
Semua fakta yang dinyatakan Al-Qur’an terbukti. []
Oleh: K.H Hafidz Abdurrahman MA
Khadim Ma'had Syaraful Haramain
0 Komentar