Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Duniaku Sudah Tua di Saat Aku Masih Muda


Topswara.com -- Ketika terlahir diakhir zaman, saya pikir dunia tidak begitu adil denganku. Semua memihak ku, sejak kecil sudah terlatih untuk mandiri dan menghadapi kehidupan yang pahit ini. 

Suka mengeluh itu aku dulu, ketika yang lain terasa bahagia menikmati indahnya dunia dengan keluarganya. Tetapi, beda dengan ku, yang mana harus berjuang sendiri melawan arus kapitalisme sejak dini. 

Semua harga kebutuhan saat ku kecil sudah mulai melambung tinggi, dari makanan, fashion, dan lain-lain. Saat itu aku belum berpikir bahwa duniaku sudah mulai tua, namun dulu aku berpikir bahwa duniaku tidak adil saat memihakku. 

Waktu terus berlalu dan beranjak pergi untuk mengerti makna kehidupan, saya pikir dulu aku merasa bahwa ketika aku dilahirkan pada waktu yang tidak tepat, sebab kenapa aku dilahirkan pada waktu yang mana sekarang ini banyak kemungkaran banyak kezaliman seolah-olah dunia yang buruk ini menghantui ku. Yang mana pada usia remaja ini seharusnya merasakan kebahagiaan yang pada umumnya orang rasakan tetapi tidak untuk aku. 

Dulu aku berpikir bahwa aku dilahirkan pada kondisi yang mana dunia sudah mengalami tua. Kenapa tidak dilahirkan pada waktu dulu yang notabene tidak seperti saat ini? Dulu katanya semua kebutuhan tidak semahal sekarang, tidak serumit dan sesudah sekarang kaya ibuku. 

Setelah aku mengetahui jawabanya dari semua ini, ternyata bukan dunia yang tua atau bahkan dunia tidak memihakku. Melainkan semua itu terjadi sejak runtuhnya khilafah pada 101 tahun yang lalu, sistem Islam runtuh semuanya jadi kacau balau. 

Makin kesini makin merasakan seakan terikat oleh rumitnya sistem yang digunakan saat ini, Yap, sistem kapitalisme. Ketika Islam diruntuhkan oleh kafir penjajah (Kemal Attaturk ) seorang Yahudi yang mengaku Muslim dan saat ini dunia dikuasainya maka semuanya tidak merasakan apa itu kebahagiaan, mungkin hanya sebagian orang yang mana mereka memiliki cukup harta, sebab ada sebagian orang merasa bahagia hanya karena harta dan tahta. 

Jiwa ini terbelenggu oleh sistem kapitalisme, makin hari makin bertambah susah, dari harga pangan semua naik, BBM naik, dan lain-lain tetapi gaji sulit untuk didapatkan bahkan lowongan kerja juga sulit diperoleh. 

Ditambah lagi sistem sekarang mengadopsi uang kertas dan logam yang mana mengalami inflasi setiap tahunnya, bukannya naik tapi mengalami penurunan. Kalau seperti ini lama-lama apakah uang tidak berguna? Ya, itulah penjajah. Yang mana negeri yang dijajah dikibulin, dari mata uang yang nominalnya paling rendah sedangkan yang menguasai dunia saat ini nominal uangnya paling tinggi. Siapa penjajah ya? Yap, Amerika Serikat yang terjadi saat ini. 

Setelah saya paham bahwa dunia ini sangat rumit bukan karena situasi dan kondisi murni dari sang pencipta melainkan dunia ada yang mengendalikan dan bahkan para kafir penjajah ingin menguasai dunia dengan cara yang licik tersebut. 

Seolah-olah tidak terjadi apa-apa tetapi nyatanya, pelajaran dari SD sampai bangku perkuliahan semua sudah diatur oleh penjajah yang mana ada beberapa atau bahkan banyak pelajaran yang mengadopsi pemikiran Barat untuk menghancurkan umat serta tidak lupa mereka juga menutupi kebenaran yang terjadi dari sejarah kepemimpinan Islam yang memimpin dunia dengan damai. 

Bukan dunia yang mengalami tua, melainkan sudah terlihat nyata bahwa sistem kapitalisme mengalami kebobrokan, bagaimana bisa sebuah negara diatur oleh sistem buatan manusia? Manusia saja kan ada penciptanya masak iya tidak mengikuti apa yang telah diperintahkan oleh yang menciptakan. 

Bahkan Allah yang menciptakan alam semesta, kehidupan dan manusia sudah memberikan solusi untuk mengatur negara atau bahkan dunia. 

Tidak seperti saat ini, semua tambang diserahkan asing, pulau dijual. Lho enggak bahaya? Jangan mudah tertipu yang mana asing itu ingin menguasai kok malah bekerjasama atau malah diserahkan asing, tidak habis pikir. 

Ya, karena dibalik semua itu ada dalangnya, yang mengatur, yaitu penjajah. Secara soft yang dijajah pemikirannya bukan berperang. 

Em, apakah masih mau merasakan terus menerus sebuah kehidupan sehari-hari yang mana hidup di negeri sendiri tetapi serasa dijajah olehnya? 
Sembako naik, BBM naik, semua naik? Mau begini terus? Saya sih tidak.

Semua harus dimusnahkan, jangan diam. Jika kita tidak bergerak atau ibaratnya cuek dengan semua ini, lama-lama mengungsi di negara sendiri. Kenapa bisa terjadi? Lha gimana tidak, sekarang dunia ada yang mengendalikan bahkan ingin menguasainya. Ya kalau saya, menolaknya dengan cara menegakkan kembali sistem Islam seperti 101 tahun yang lalu. 

Bagaimana caranya? Caranya kita harus mengaji, menghapus pemikiran yang telah diadopsi sejak 101 tahun yang lalu yaitu pemikiran sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan) selain itu kita juga harus melek terhadap kondisi sekarang jangan hanya iya dan iya ngalir seperti air karena dikendalikan dan diberi uang. Stop! Jangan terlalu bodoh ditipu daya. 

Setelah menghapus pemikiran sekularisme kita juga harus menyampaikan kepada seluruh umat agar semua orang paham bahwa sekarang ini dunia sedang tidak baik-baik saja, melainkan dikuasai oleh penjajah yang ingin menguasai dunia. Untung saja Palestina masih menolak dengan-nya jadi kita masih ada waktu untuk bergerak mengalahkannya. 

Sistem khilafah atau kepemimpinan Islam adalah solusi atas semua problematika kehidupan, yang mana Allah telah menciptakan manusia, kehidupan, dan alam semesta begitu pun Allah juga telah menyertakan panduan hidupnya yaitu Al-Qur'an. 

Maka kita sebagai umat Muslim wajib darinya untuk taat dan tunduk terhadap isi dari Al-Qur'an tidak pilih memilih seperti makan ditempat prasmanan. Ingat alam semesta, kehidupan dan manusia ini milik Allah maka jika kita tidak taat sama perintahnya apakah pantas, lalu jika nanti dimintai pertanggung jawaban di akhirat mau berkata apa? 

Bismillah, mari berIslam kaffah dunia akan kembali pulih seperti 101 tahun yang lalu, tidak merasakan sulitnya hidup seperti saat ini. Allahu Akbar Allahu Akbar.


Indah Setyorini
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar