Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Dorongan agar Bertakwa kepada Allah dan Berkata yang Benar


Topswara.com -- Sobat. Allah SWT menyerukan kepada kaum mukminin, yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, untuk melakukan sesuatu yang bisa memperbaiki kehidupannya dan membuat kebahagiaan baginya di dunia dan akhirat. Seruan ini memuat dua perintah yakni bertaqwa kepada Allah dan berkata yang benar. 

Sebagaimana firman Allah SWT :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَقُولُواْ قَوۡلٗا سَدِيدٗا  

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar,” (QS. Al-Ahzab (33) : 70)

Sobat. Pada ayat ini, Allah memerintahkan kepada orang-orang beriman supaya tetap bertakwa kepada-Nya. Allah juga memerintahkan orang-orang beriman untuk selalu berkata yang benar, selaras antara yang diniatkan dan yang diucapkan, karena seluruh kata yang diucapkan dicatat oleh malaikat Raqib dan 'Atid, dan harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.

Rasulullah SAW bersabda, “Yang paling banyak menyebabkan seseorang masuk surga adalah takwa kepada Allah SWT dan berakhlak baik.” (HR. Ahmad, Tiriidzi dan Ibnu Majah).

Sobat. Maha suci Dzat yang telah memuliakan hambanya yang bertaqwa dengan ketakwaannya, sehingga kemuliaan yang tidak dilandasi oleh ketakwaan hanyalah fatamorgana. 

Sobat. Takwa merupakan buah dari menghadirkan perasaan bahwa Allah senantiasa mengawasi. Pengawasan Allah terjadi melalui tiga cara ; Merasakan kehadiran Allah dalam ketaatan dengan mengerjakan amalan yang diridhai-Nya, merasakan pengawasan Allah ketika melakukan maksiat dengan meninggalkan kemaksiatan itu, serta menghadirkan pengawasan Allah dalam segala keadaan; suka dan duka, sepi dan ramai.

وَإِنَّ رَبَّكَ لَيَعۡلَمُ مَا تُكِنُّ صُدُورُهُمۡ وَمَا يُعۡلِنُونَ  

“Dan sesungguhnya Tuhanmu, benar-benar mengetahui apa yang disembunyikan hati mereka dan apa yang mereka nyatakan.” (QS. An-Naml (27) : 74).

Sobat. Pada ayat ini, Allah menjelaskan bahwa Dia benar-benar mengetahui apa yang mereka sembunyikan di dalam hati dan apa yang mereka nyatakan. Dia mengetahui apa yang mereka sembunyikan tentang permusuhan mereka terhadap Rasulullah dan apa yang mereka nyatakan dalam perbuatan dan tipu muslihat. 

Allah akan memberi balasan sesuai dengan amal perbuatan mereka itu. Hal ini sesuai dengan firman-Nya:
Sama saja (bagi Allah), siapa di antaramu yang merahasiakan ucapannya dan siapa yang berterus-terang dengannya; dan siapa yang bersembunyi pada malam hari dan yang berjalan pada siang hari. (ar-Ra'd/13: 10).

Sobat. Ketahuilah wahai orang-orang yang beriman, bahwasanya Allah menyampaikan kabar gembira kepada orang yang bertakwa dengan kegembiraan yang agung yang disebutkan dalam banyak nash dalam Al-Qur’an. 

Di antaranya,.berupa kemuliaan, adanya bantuan dan pertolongan, mendapatkan ilmu dan hikmah, dihapusnya dosa, dilipatgandakan pahala,kemudahan dalam kehidupan mereka, kelapangan rezeki, keluar dari cobaan dan gangguan, kebahagiaan dunia dan akherat, dimasukkan ke dalam surga.

Qawlan sadiidaan – Perkataan yang benar.

Sebagian ulama berkata bahwa perkataan yang benar adalah ucapan Laa ilaaha illa Allah Muhammad Rasulullah, ucapan ini juga serupa dengan takwa yang bisa menghantarkan kebahagiaan dunia dan akherat, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Barangsiapa yang berkata Laa ilaaha illa Allah dengan ikhlas maka ia akan masuk surga.” (HR. Ahmad dan Bukhari).

Sebagan ulama ada yang berpendapat, bahwa maksud perkataan yang benar adalah setiap perkataan yang bermanfaat, mengenai sasaran, tidak membahayakan, mempunyai pengaruh yang positif dan relevan antara zhahir dan batinnya.

Sobat. Tujuan dari seruan ini adalah tercapainya amal yang baik, apabila seseorang beramal dengan baik, maka amalan itu akan diterima oleh Allah SWT sehingga derajatnya di sisi Allah pun akan ikut terangkat, sebagaimana firman-Nya :

مَن كَانَ يُرِيدُ ٱلۡعِزَّةَ فَلِلَّهِ ٱلۡعِزَّةُ جَمِيعًاۚ إِلَيۡهِ يَصۡعَدُ ٱلۡكَلِمُ ٱلطَّيِّبُ وَٱلۡعَمَلُ ٱلصَّٰلِحُ يَرۡفَعُهُۥۚ وَٱلَّذِينَ يَمۡكُرُونَ ٱلسَّئَِّاتِ لَهُمۡ عَذَابٞ شَدِيدٞۖ وَمَكۡرُ أُوْلَٰٓئِكَ هُوَ يَبُورُ  

“Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nya-lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras. Dan rencana jahat mereka akan hancur.” (QS. Fathir (35) : 10).

Sobat. Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa barang siapa ingin mendapatkan kemuliaan di dunia dan di akhirat, hendaklah ia senantiasa taat kepada Allah karena semua kemuliaan baik di dunia maupun di akhirat adalah kepunyaan-Nya. Dialah yang menerima perkataan-perkataan yang baik seperti kalimat tauhid, zikir, membaca Al-Qur'an, dan lainnya, begitu pula amal-amal yang baik yang disertai dengan keikhlasan akan diberi pahala oleh Allah. 

Sesuatu amal, baik berupa perkataan maupun perbuatan, yang dilakukan tanpa keikhlasan tidak akan berpahala, bahkan akan mendapat azab karena dianggap mendustakan agama. Ibadah salat, zakat, dan amal-amal baik yang lain apabila dilakukan dengan ria, yakni dikerjakan bukan untuk mencari keridaan Allah, tetapi mencari pujian atau ketenaran di masyarakat, tidak akan diterima oleh Allah. Firman Allah:

Maka celakalah orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya, yang berbuat ria, dan enggan (memberikan) bantuan. (al-Ma'un/107: 4-7) 

Orang-orang yang merencanakan kejahatan terhadap orang-orang Islam, seperti merencanakan suatu hal yang akan menyebabkan mundurnya Islam atau kurang mendapat perhatian dari masyarakat dan lain-lain, akan mendapat siksa yang pedih di hari Kiamat dan rencana buruknya akan hancur tidak mencapai sasarannya seperti yang dialami orang-orang kafir Quraisy. 

Mereka dulu merencanakan akan menangkap Rasulullah saw lalu membunuh atau mengasingkannya di suatu tempat yang jauh dari tumpah darahnya, agar Islam menjadi lemah bahkan akan hilang lenyap di permukaan bumi.

Sobat. Taat kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan syarat jika ingin memperoleh kesuksesan yang besar. Rasulullah Muhammad SAW telah memberikan petunjuk kepada kita, bahwa barangsiapa yang taat kepadanya akan masuk surga. Sebagaimana sabdanya, “Semua umatku akan masuk surga, kecuali orang yang enggan. Sahabat bertanya, “Siapakah orang yang enggan masuk Surga wahai Rasulullah ?” Beliau menjawab,” Barangsiapa yang taat kepadaku maka ia akan masuk surga dan barangsiapa yang maksiat kepadaku maka dialah orang yang enggan itu.” (HR. al-Bukhari).

وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُوْلَٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّۧنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّٰلِحِينَۚ وَحَسُنَ أُوْلَٰٓئِكَ رَفِيقٗا 

“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. An-Nisa’ (4) : 69).

Sobat. Ayat ini mengajak dan mendorong setiap orang agar taat kepada Allah dan kepada Rasul-Nya. Allah berjanji akan membalas ketaatan dengan pahala yang sangat besar, yaitu bukan saja sekedar masuk surga, tetapi akan ditempatkan bersama-sama dengan orang-orang yang paling tinggi derajatnya di sisi Tuhan, yaitu para Nabi, para shiddiqin, para syuhada (orang-orang yang mati syahid) dan orang-orang yang saleh.

Berdasarkan ayat ini para ahli tafsir secara garis besarnya membagi orang-orang yang memperoleh anugerah Allah yang paling besar di dalam surga kepada empat macam yaitu:

Pertama, para Rasul dan Nabi, yaitu mereka yang menerima wahyu dari Allah.
Kedua, para shiddiqin, yaitu orang-orang yang teguh keimanannya kepada kebenaran Nabi dan Rasul.
Ketiga, para syuhada mempunyai kriteria sebagai berikut:

a. Orang beriman yang berjuang di jalan Allah dan mati syahid dalam peperangan melawan orang kafir.

b. Orang yang menghabiskan usianya berjuang di jalan Allah dengan harta dan dengan segala macam jalan yang dapat dilaksanakannya.

c. Orang beriman yang mati ditimpa musibah mendadak atau teraniaya, seperti mati bersalin, tenggelam, terbunuh dengan aniaya. Bagian (a) disebut syahid dunia dan akhirat yang lebih tinggi pahalanya dari bagian (b) dan (c) yang keduanya hanya dinamakan syahid akhirat. 

Ada satu bagian lagi yang disebut namanya syahid dunia, yaitu orang-orang yang mati berperang melawan kafir, hanya untuk mencari keuntungan duniawi, seperti untuk mendapatkan harta rampasan, untuk mencari nama dan sebagainya. Syahid yang serupa ini tidak dimasukkan pembagian syahid di atas, karena syahid dunia tersebut tidak termaksud sama sekali dalam kedua ayat ini.

Keempat, rang-orang shalih, yaitu orang-orang yang selalu berbuat amal baik yang bermanfaat untuk umum, termasuk dirinya dan keluarganya baik untuk kebahagiaan hidup duniawi maupun untuk kebahagiaan hidup ukhrawi yang sesuai dengan ajaran Allah.

Orang yang benar-benar taat kepada Allah dan Rasul-Nya sebagaimana yang tersebut dalam ayat ini akan masuk surga dan ditempatkan bersama-sama dengan semua golongan yang empat itu.


Oleh: Dr. Nasrul Syarif M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Buku The Power of Spirituality
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar