Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Dekadensi Moral Generasi


Topswara.com -- Polda Metro Jaya lakukan penggeledahan di sebuah rumah diduga sebagai praktik aborsi ilegal di Jalan Tanah Merdeka, Kelurahan Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur. 

Tindakan penggeledahan itu dilakukan oleh Direktorat Reserse Kriminal Polda Metro Jaya beserta Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) dan Rumah Sakit Polri Kramat Jati membongkar tangki septi kemudian menemukan sejumlah tulang yang diduga berasal dari janin hasil aborsi yang dibuang para pelaku. (hunas.polri.go.id. 03/11/2023)

Pada mulanya warga sekitar tidak mencium adanya perbuatan keji tersebut, dikarenakan awalnya pelaku meminta izin menyewa rumah dua lantai tersebut untuk dijadikan sebagai klinik dan salon kecantikan serta kantor advokat. Maka pada saat banyak berdatangan keluar masuk orang tidak dikenal ke tempat itu warga sekitar tidak merasa curiga. (jatim.tribunnews.com. 05/11/2023)

Maraknya aborsi menjadi tanda rusaknya masyarakat. Generasi saat ini terjerumus dalam pergaulan bebas, buah sistem rusak baik dalam sistem pendidikan, sistem informasi dan juga sistem sanksi.

Pergaulan yang ada saat ini bukan menjadi rahasia lagi, sangat meresahkan. Pergaulan generasi ini menjunjung tinggi kebebasan. Melakukan perbuatannya hanya berdasarkan hawa nafsu mereka sendiri, tanpa mempertimbangkan benar atau salah dilihat dari kacamata agama maupun norma yang berlaku. 

Begitu pula sistem pendidikan yang diterapkan, generasi saat ini hanya dituntut untuk fokus kepada akademik dan memiliki nilai yang tinggi, tetapi mengabaikan nilai-nilai agama. Yang seharusnya agama menjadi patokan untuk pembentukan karakter.

Sistem informasi yang ada memberikan peluang yang besar kepada generasi hari ini, diibaratkan bagaikan dua sisi mata uang, sistem informasi bisa menjadikan nilai positif dan menuai banyak sisi negatif.

Sayangnya, generasi ini karena sudah terinternalisasi paham liberal sekuler sejak dini, lemahnya aturan dalam menerima informasi. Sehingga pada saat difasilitasi berbagai macam konten oleh media, mereka tidak bisa memfilter. Maka pada saat ada konten pornografi atau pornoaksi yang dapat merangsang syahwat dan membangkitkan nafsu, mereka tidak punya solusi sesuai dengan aturan agama, yang ujung-ujungnya dilampiaskan dengan cara berzina.

Mirisnya, aborsi aman disuarakan untuk mencegah kematian ibu dan berbagai resiko lainnya. Dan memberikan hak reproduksi bagi perempuan sesuai yang dikampanyekan dunia. Hal ini sangat rancu. Di sisi lain aborsi itu dilarang, tetapi disaat-saat tertentu diberikan solusi bahwa ada aborsi aman yang bisa dilakukan pada saat kondisi tertentu. Ini akan menjadi sebuah spekulasi.

Semua ini adalah buah dari sistem yang rusak, yang mana dengan sistem sekuler liberal tidak dapat melindungi nyawa manusia, padahal satu nyawa manusia sangatlah berharga. Hanya mengedepankan kebebasan yang kebablasan tanpa dikaitkan dengan aturan dari Sang Maha pemberi nyawa yaitu Allah SWT.

Dalam Islam sudah sangat jelas, para ulama sepakat bahwa aborsi itu hukumnya haram. Sesuai dengan haditsnya yaitu : " jika nutfah (zigot) telah lewat 40 malam, maka Allah mengutus seorang malaikat padanya, lalu Dia membentuk nutfah tersebut, Dia membuat pendengarannya, penglihatannya, kulitnya, dagingnya dan tulang belulangnya, lalu malaikat itu bertanya (kepada Allah), " Ya Tuhanku, apakah ia perempuan? Maka Allah kemudian memberi keputusan." ( HR. muslim dan Ibnu Mas'ud ra). 

Ada hadis lain bahwa hilangnyeda nyawa manusia merupakan yang sangat berat timbangannya. Rasulullah SAW bersabda, " Hilangnya dunia lebih ringan bagi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak." (HR. Nasai 3987, Turmudzi 1455).

Oleh karena itu, generasi sekarang adalah para remaja yang sedang mencari jati diri maka harus diberikan informasi sempurna yang datangnya dari Islam agar bisa menjadi panduan dalam melakukan perbuatannya. 

Membangun ketakwaan generasi remaja sejak dini, ini adalah langkah awal yang efektif. Yaitu menanamkan ketaatan menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya. Dan aktifitas ini tidak dapat terbentuk secara instan, perlu konsisten dan kesabaran. 

Memberikan pemahaman kepada generasi sekarang bahwa standar kebahagiaan bukan menurut hawa nafsu mereka, melainkan baik buruknya disesuaikan dengan halal haram yang terikat dengan aturan-aturan Allah. Begitupun tindak tanduk perbuatan baik buruk bukan berdasarkan apa yang dipikirkan atau dirasakan manusia, tetapi berdasarkan aturan Allah.

Adanya figur teladan bagi generasi remaja, hal ini menjadikan point penting karena teladan ini akan didapat dari keluarga, karena keluarga adalah lingkungan pertama dan paling utama dalam mencetak perilaku dan karakter anak. Maka orangtua harus mampu menjadi teladan bagi anak-anaknya.

Generasi yang sudah terpapar pergaulan bebas, bukan berarti sudah tidak bisa diperbaiki. Islam mempunyai solusinya. Islam melarang laki-laki dan perempuan untuk berdua-duaan (berkhalwat) maupun bercampur baur dalam kehidupan umum. Hakikatnya kehidupan laki-laki dan perempuan adalah terpisah. 

Jika perempuan diperlukan untuk ada di dalam kehidupan umum, maka aturannya melarang untuk berdandan berlebihan yang dapat merangsang syahwat laki-laki dan menutup aurat dengan sempurna.

Negara yang mempunyai wewenang dalam menentukan kebijakan. Harus ada aturan yang jelas dan gamblang untuk mendukung agar generasi sekarang tidak terjerumus dalam kesesatan. 

Negara pun harus mengontrol secara ketat seluruh tayangan maupun materi yang beredar di media. Media yang tampil tujuannya untuk memberikan dekukasi kepada generasi, bukan malah menghadirkan tontonan rusak, informasi yang unfaedah dan yang dapat merusak moral generasi saat ini. 

Sehingga jika Islam dijadikan sebagai pondasi dan Rasulullah dijadikan panutan maka tidak akan terjadi dekadensi moral generasi saat ini.

Wallahu 'alam bishawab.


Oleh: Irma Legendasari
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar