Topswara.com -- PBB adalah sebuah organisasi yang dibentuk setelah berakhirnya PD II, dimana Jepang, Jerman dan Itali berhasil dilumpuhkan oleh Amerika dan sekutunya.
Tujuan dibentuknya PBB adalah untuk menjaga perdamaian dunia. Artinya agar situasi perang dingin antara kekuatan besar Amerika, Rusia beserta para sekutunya tidak menyebabkan Perang Dunia.
Namun, perdamaian yang dimaksudkan dalam perjanjian PBB itu sering kali berpihak pada kepentingan negara-negara besar saja.
Bahkan khusus pada negeri-negeri Muslim, pasca diruntuhkannya Kekhilafan Turki Utsmani dalam PD I, mereka hampir selalu dirugikan.
Kalaupun seolah-olah diuntungkan, keuntungan itu hanya untuk penguasa rezim binaan mereka, bukan untuk kepentingan umat Islam pada umumnya.
Dewan Keamanan PBB dibentuk dari negara-negara yang memenangkan PD II, sebagai kekuatan deterens bagi militer negara lainnya.
Oleh karena itu sikap dari 5 negara pemegang hak veto akan sangat mempengaruhi keputusan PBB, apapun tujuannya. Ketika salah satu pemegang hak veto tidak setuju dalam sebuah keputusan rapat, maka semua pembicaraan tidak lagi ada gunanya.
Kepada PBB dan Dewan Keamanannyalah kepentingan umat Islam saat ini digantungkan. Berbagai situasi sulit yang disandarkan pada PBB justru berkeli berkelindan dengan masalah lainnya.
Padahal kita semua tahu bahwa keberpihakan PBB bukanlah pada umat Islam, namun pada pihak pemenang perang. Akibatnya umat Islam selalu mengalami kekecewaan.
Terkait masalah konflik di Palestina, apakah kita menyandarkan harapan pada Cina dan Rusia? Apabila demikian, berarti sebenarnya kita sedang mengalami Sindrom Inferioritas Complex yang sangat kronis. Padahal jumlah umat terbaik ini 2 milyar manusia. Ini salah siapa?
Oleh: Trisyuono D.
Pemerhati Sejarah
0 Komentar