Topswara.com -- Ulama Salaf Ustaz Dr. Khalid Zeen Abdullah Basalamah, Lc. M.A. mengungkapkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan, apakah seorang Muslim bisa menjadi orang kaya dan apakah seorang Muslim boleh menikmati hartanya dan membeli barang-barang yang mewah?
"Dari Dubai kami sedang berada di salah satu komplek perumahan dan di sini tidak asing Anda melihat mobil-mobil mewah, ada Ferari, Mercy, dan hampir semua parkiran orang-orang di sini ada mobil mewah. Apakah mereka melanggar agama dengan ini? Itu butuh jawaban," tutur Ustaz Khalid Basalamah, sapaan akrabnya, dalam Mutiara Safar: Muslim Kaya? Part #1, (9 Maret 2023) di YouTube Ustaz Khalid Basalamah Official (UKB).
Menurut Ustaz Khalid, jawabannya sederhana. "Ya. Bahkan Islam memotivasi para penganutnya untuk menjadi orang yang mampu. Karena agama ini tidak akan pernah luput dari kekayaan," katanya.
"Bahkan kalau kekayaan itu dari sumber yang halal dan dikeluarkan kepada tempat yang benar, maka sesuai dengan sabda Nabi SAW "Sebaik-baik harta yang sholeh, yang halal, yang banyak yang mencukupi, di tangan orang-orang sholeh," tambah Ustaz Khalid Basalamah.
Ustaz Khalid mengatakan, Nabi SAW bersabda dalam sebuah hadis, "Allah sangat mencintai hamba-hamba-Nya yang selalu bertakwa, patuh, kaya, dan juga suka menyembunyikan amal sholehnya."
"Bukankah tidak asing mendengar nama Abu Bakar, Abdullah bin Kuhab ra, Utsman bin Affan, Talhah bin Ubaydillah, Sa'ad bin Ubabdah, Abdurrahman bin Auf, dan banyak lagi sahabat-sahabat Nabi yang kaya-raya," tambahnya.
Ia mengisahkan, mereka memiliki banyak sekali perkebunan-perkebunan kurma, barang perniagaan, bahkan pada saat mereka meninggal, gudang-gudang harta mereka dipenuhi dengan warisan yang sangat banyak. Semua itu karena memang Islam tidak melarang seseorang untuk memiliki kekayaan.
Peluang Amal Soleh dengan Harta yang Baik
Khalid Basalamah mengungkapkan, banyak sekali peluang amal soleh dengan harta yang baik. Misalkan Anda mendapatkan peluang untuk membangun sebuah masjid. Bukankah semua orang yang shalat Anda panen pahalanya, dibandingkan Anda cuma ikut sholat di sebuah masjid misalnya.
"Bukankah Anda dengan harta bisa membangun rumah anak yatim, banyak sekolah-sekolah, pesantren, jembatan, fasilitas umum, Anda bisa melanjutkan silaturahim membantu orang yang susah, membayarkan rumah sakit orang-orang yang tidak mampu membayar. Dan sekian banyak yang bisa dilakukan dengan harta yang baik," tambahnya.
Ia mengisahkan kembali, "Pernah datang kepada Nabi SAW, sahabat-sahabat Nabi yang miskin, lalu mengatakan, "Ya Rasulullah, sahabat-sahabat kami yang kaya mengalahkan pahala kami. Karena kami shalat mereka shalat, kami puasa mereka puasa, tetapi mereka punya nilai plus karena mereka bersedekah dengan harta mereka. Maka kata Nabi, amalkan Subhanalloh 33, Alhamdulillah 33, Allahuakbar 33 selepas shalat. Pergilah pulang sahabat-sahabat miskin kemudian mereka pun mengamalkan itu.
"Selang beberapa waktu mereka kembali lagi dan mengatakan, "Ya Rasulullah, sahabat-sahabat kami yang kaya mendengarkan apa yang Anda sampaikan. Seakan-akan mereka mengatakan "Ya Rasulullah ada enggak amalan lain yang dapat mengimbangi sedekah mereka? Apa jawaban Nabi SAW "Itu karunia Allah yang Allah berikan kepada siapa yang Dia inginkan," lanjutnya.
Ia menambahkan, Anda juga tahu dalam Islam ayat-ayat Al Qur'an tentang masalah jihad. Perintah jihad itu diikuti dengan 'bi amwalikum wa anfusikum'.
"Kita disuruh berjihad dengan harta dan juga dengan jiwa, dan itu lebih afdol. Ada orang yang cuma bisa menyumbang dengan jiwanya, dia pergi dengan tenaganya. Ada orang bisa menyumbang dengan hartanya. Namun, kalau bisa digabungkan keduanya maka itu jauh lebih baik tentunya," pungkasnya.[] Tari Handrianingsih
0 Komentar