Topswara.com -- Sobat. Allah SWT sejatinya sudah menetapkan kapan suatu ujian akan berakhir. Keluh kesahmu sama sekali tidak berguna. Usahamu mengakhiri kesulitan takkan berhasil jika waktunya memang belum tiba. Satu-satunya yang bisa engkau lakukan adalah bersabar seraya terus memohon pertolongan kepada Allah. Jangan berharap doamu langsung terkabul.
Sobat. Sikap tergesa-gesa ingin dikabulkan sama saja dengan mendesak Allah. Itu bukan sikap ahli ibadah. Sikap terbaik adalah menerima dengan ridha, sabar, dan memperbanyak doa. Pahami hakekat ini, niscaya ujianmu terasa lebih ringan.
أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ وَلَمَّا يَأۡتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوۡاْ مِن قَبۡلِكُمۖ مَّسَّتۡهُمُ ٱلۡبَأۡسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلۡزِلُواْ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصۡرُ ٱللَّهِۗ أَلَآ إِنَّ نَصۡرَ ٱللَّهِ قَرِيبٞ
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. Al-Baqarah (2) : 214).
Sobat. Ada beberapa pendapat mengenai sebab turunnya ayat ini. Pertama, pendapat dari Qatadah, as-Suddi, dan kebanyakan ahli tafsir yang mengatakan bahwa ayat ini turun pada waktu perang Khandak ketika kaum Muslimin mengalami bermacam-macam kesulitan dan tekanan perasaan, sehingga mereka merasa gentar dan ketakutan.
Kedua, pendapat lain yang mengatakan bahwa ayat ini turun pada waktu perang Uhud, ketika kaum Muslimin dipukul mundur oleh pasukan musuh. Dalam peperangan itu, Sayyidina Hamzah tewas dianiaya, dan Nabi pun menderita luka.
Ketiga, pendapat golongan lain, bahwa ayat ini turun untuk menghibur hati kaum Muhajirin ketika mereka meninggalkan kampung halamannya, dan harta kekayaannya dikuasai oleh kaum musyrikin, dan kaum Yahudi memperlihatkan permusuhan kepada Rasulullah SAW secara terang-terangan dan kesulitan-kesulitan lain yang dialaminya di Medinah. Ayat ini secara tidak langsung, memperkuat ayat-ayat sebelumnya, yaitu agar kaum Muslimin selalu tabah dan sabar dalam perjuangan.
Allah swt berfirman:
وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٖ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ
Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (al-Baqarah/2: 155)
dan firman-Nya:
Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, "Kami telah beriman," dan mereka tidak diuji? (al-'Ankabut/29: 2)
Sobat. Makin berat dan makin tinggi cita-cita yang akan dicapai, makin besar pula rintangan dan cobaan yang akan dialami. Untuk mencapai keridhaan Allah dan memperoleh surga, bukan suatu hal yang mudah dan gampang, tetapi harus melalui perjuangan yang gigih yang penuh rintangan dan cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu. Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, nabinya dibunuh, pengikutnya disiksa sampai ada di antara mereka digergaji kepalanya dalam keadaan hidup atau dibakar hidup-hidup.
Oleh karena cobaan dan penderitaan yang dialaminya dirasakan lama, sekalipun mereka yakin bahwa bagaimanapun juga pertolongan Allah akan datang, maka Rasul mereka dan pengikut-pengikutnya merasa gelisah lalu berkata, "Bilakah datang pertolongan Allah," pertanyaan itu dijawab oleh Allah, "Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat." Pada saatnya nanti mereka akan menang dan mengalahkan musuh, penganiaya dan orang-orang zalim.
Sobat. Allah tidak langsung mengabulkan doamu karena ingin melihat kadar kesabaran dan keimananmu. Allah ingin melihatmu lebih banyak berdoa dan berserah diri.
Rasulullah SAW bersabda, “Seorang hamba akan tetap berada dalam kebaikan selama dia tidak terburu-buru.” Sahabat bertanya, “Apa maksud terburu-buru? Yaitu berkata,“ Aku sudah berdoa tetapi belum dikabulkan.” Jawab Rasulullah SAW (HR. Muslim)
Sobat. Jangan putus asa menghadapi ujian berkepanjangan. Jangan berhenti memohon dan berdoa. Ujian yang sedang kau hadapi sesungguhnya merupakan sarana ibadah, melalui doa dan kesabaran. Jangan berputus asa meraih kasih sayang Allah, sekalipun ujian yang kaurasakan tidak kunjung selesai.
Supaya semua cobaan dan ujian terasa ringan, sadarilah balasan pahala yang dijanjikan Allah di balik ujian tersebut. Sadarilah rahasi-Nya di balik setiap cobaan. Bukankah luka takkan terasa sakit tatkala engkau dimabuk cinta? Karena hanya dengan ujian dan cobaan inilah Allah akan mengetahui kadar keimanan hamba-Nya.
Sobat. Allah menjadikan kesabaran sebagai sumber datangnya cinta, kebersamaan, pertolongan bantuan, dan balasan yang baik. Satu dari kelima hal itu sungguh cukup untuk mendatangkan keutamaan bagi seorang hamba. Demikian penjelasan Ibnu Qayyim al-Jauziyah.
Oleh: Dr Nasrul Syarif M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Buku The Power of Spirituality. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur
0 Komentar