Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Wasiat untuk Para Guru Umat (Bagian 1)


Topswara.com -- Guru, tugas mulia ditengah umat. Mereka adalah para ulama yang mengajarkan Islam di tengah umat. Mewarisi Islam dari Baginda Nabi Muhammad SAW kemudian mengajarkan kepada umat ini. Betapa mulia kedudukan para guru umat.

Karena itu lurus nya guru adalah lurusnya umat. Benarnya guru dalam pemahaman dan pengamalan Islam menjadikan benarnya pemahaman dan pengamalan Islam oleh umat. Khususnya tentu saja para muridnya. Benealah pepatah mengatakan jika guru kencing berdiri maka murid akan kencing berlari.

Ada beberapa wasiat untuk para guru agar bisa melaksanakan tugas dengan baik dan selamat dalam mendidik umat ini. Diantaranya adalah sebagai berikut:

Pertama, mengikhlaskan niat untuk Allah subhanahu wa ta’ala semata dalam menjalankan tugas mengajari anak-anak dan siswa mereka, mendidik mereka dengan pendidikan yang diridhai oleh Allah Azza Wa Jalla, bersabar atas yang demikian itu guna mendapat pahala dari Allah subhanahu wa ta’ala, mengharap balasan dari -Nya.

Sebagian ulama berkata: Ikhlas adalah engkau tidak meminta seorang saksipun terhadap amal yang kamu kerjakan selain Allah Ta’ala dan tidak pula mengharap balasan kecuali Allah subhanahu wa ta’ala. Inilah hakekat agama itu dan kunci dakwah para Rasul Allah semoga Allah subhanahu wa ta’ala mencurahkan kesejahteraan -Nya kepada mereka. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

قال الله تعالى: وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada -Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus”. [Al-Bayyinah/98: 5]

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

قال الله تعالى: قُلْ اِنَّنِيْ هَدٰىنِيْ رَبِّيْٓ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ ەۚ دِيْنًا قِيَمًا مِّلَّةَ اِبْرٰهِيْمَ حَنِيْفًاۚ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ ١٦١ قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ ١٦٢ لَا شَرِيْكَ لَهٗ ۚوَبِذٰلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا۠ اَوَّلُ الْمُسْلِمِيْنَ [الأنعام: 161- 163 ]

Katakanlah: “Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar; agama Ibrahim yang lurus; dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik“. Katakanlah: “Sesungguhnya salat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi -Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”. [Al-An’am/6: 161-163].

Dan ikhlas adalah salah satu syarat diterimanya amal perbuatan, sebab suatu amalan tidak akan diterima oleh Allah kecuali jika dia telah memenuhi dua syarat yakni ikhlas dari segi niatnya dan benar dari segi pelaksanaan nya. Ikhlas hanya karena dan untuk Allah. Benar hanya dengan sesuai syariat Islam. 

Al-Fudhail bin Iyadh berkata, “Amal yang terbaik adalah amal yang paling ikhlas dan paling benar. Dan dia berkata: Sesungguhnya suatu amalan kalau dikerjakan dengan penuh ikhlas namun tidak benar maka dia tidak akan diterima, dan apabila amal tersebut benar namun tidak dikerjakan dengan dasar ikhlas maka amal itupun tidak akan diterima sehingga amal tersebut ikhlas dan benar. Amal yang ikhlas adalah amal yang dikerjakan karena Allah dan amal yang benar adalah amal yang dikerjakan berdasarkan sunnah”.(Madarijus Salikin: 2/93).

Begitu penting dan mendasarnya keikhlasan guru maka harus menjadi perhatian pertama dan utama. Keikhlasan guru akan berpengaruh kepada keberhasilan dalam mendidik dan mengajar muridnya. 

Makin tinggi ikhlasnya guru insyaallah akan semakin berhasil mendidik muridnya menjadi sosok yang memiliki kepribadian Islam. Yang shalih secara pribadi juga Sholih sebagai pejuang untuk menegakkan Islam kaffah dengan siap menanggung segala resikonya. 

Selamat berjuang para guru umat. Moga Allah mudahkan semua urusan kita. Aamiin.

Wallahu a'lam []


Oleh: Ustaz Abu Zaid
Ulama Aswaja
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar