Topswara.com -- Ramainya warganet membahas isu yang menyangkut kesehatan mental sehingga menjadi salah satu topik yang disorot anak muda zaman sekarang, Founder Cinta Quran TV Ustaz Fatih Karim (UFK) mengatakan sistem aturan yang diterapkan hari ini membuat orang mudah terkena penyakit mental.
"Penyakit mental ini bisa disebabkan oleh sistem kehidupan hari ini. Sistem kehidupan hari ini mudah untuk orang terkena penyakit mental," ungkapnya dalam Program Live: Kena Mental, Islam Solusinya di YouTube Cinta Quran TV pada Selasa, 5 September 2023.
UFK juga mencontohkan, zaman sekarang begitu mudah seseorang terkena penyakit mental, seperti mendapat kritikan pedas dan caci-maki di medsos berpotensi membuat seorang terkena penyakit mental karena terlalu berlebihan memikirkan komentar orang lain.
"Kalau saya, sih, cuek mau dibilang radikal, anti-NKRI, terserah. Saya mental sehat. Alhamdulillah. Tetapi kan semua orang enggak sama. Ada yang penyakit mental ini bukan hanya dialami orang-orang muda saja, tetapi juga orang tua, ya, termasuk ingin dilayani dengan berlebihan, orang tua yang gampang tersinggung. Becanda dikit, tersinggung. Dikit-dikit leave grup hanya gara-gara diskusi yang tidak sejalan," kata UFK.
Ia melihat, penyakit mental yang sudah menyentuh angka yang luar biasa, di kalangan gen Z khususnya, bisa dipengaruhi oleh persepsi yang diadopsi saat ini. Ada paradigma, cara berpikir, dan cara merasa yang perlu untuk diperbaiki.
"Pernah saya mendapat data dari teman psikolog, anak muda hari ini, gen Z itu lebih rentan terkena penyakit mental hari ini. Mentalillnes ini lebih mudah menyerang mereka. Biasanya, mentalillnes ini berbeda dengan fisik, kalau fisik dikasih obat aja udah sembuh, tapi kalau mental ini obatnya bukan obat fisik karena yang kena nonfisik. Kecewa, pernah gagal nikah, pernah gagal PNS, pernah gagal jadi caleg akhirnya masuk dalam kategori ODGJ. Nangis sendiri, ketawa sendiri, kenapa? Gagal jadi caleg," ungkapnya.
Ia juga menilai, terdapat faktor eksternal yang menyebabkan mental seseorang bisa terganggu, seperti perundungan, KDRT, kata- kata yang kasar, umpatan, cacian, makian, luka masa lalu yang belum sembuh, luka pengasuhan, dan sebagainya.
"Mentalnya merasa, 'Wah, kehidupan ini kejam banget, enggak ada yang mendukung saya, tidak ada yang bersama saya'. Akhirnya, menjadi orang yang terganggu mentalnya. Jadi, dia punya ketakutan yang berlebihan, tidak berani mengambil keputusan. Bukan tidak mungkin akhirnya orang yang kena mental merasakan dirinya tidak bermanfaat, tidak berguna, tidak ada lagi artinya, berakhir bunuh diri," jelasnya.
Solusi Penyakit Mental
Ustaz Fatih menjelaskan pandangan Islam terkait isu kesehatan mental ini sebenarnya sudah Allah jawab di surah an-Nahl ayat 89 yang menjelaskan bahwa apa pun dan bagaimana pun masalah seorang hamba, solusinya adalah kembali pada Al-Qur'an.
"Apa pun masalah yang kita hadapi, kembali kepada Allah dan Rasul-Nya, berarti kembali kepada Al-Qur'an dan as-sunah. Kenapa? Karena Al-Qur'an dan as-sunah adalah solusi. Penyakit mental tentu ada obatnya, bagaimana Islam menyelesaikan masalah kecewa, bagaimana Islam mengobati rasa dikhianati, bagaimana Islam mengajarkan kepada kita energi hebatnya memaafkan, bagaimana memaafkan begitu besar fadilahnya, bahkan merupakan ciri-ciri takwa. Memaafkan itu mampu mengobati luka. Dan orang yang mampu memberikan kata maaf berarti dia sudah mewarisi sifat rahmat Allah yang Allah berikan kepada dirinya bahwa Allah itu Maha Pemaaf," ungkapnya.
Kemudian, ia menyebut ada enam hal yang menjadi solusi penyakit mental ini. Pertama, berzikir kepada Allah. Menurutnya, mengingat kebesaran, keagungan dan kekuasaan Allah menjadi sebab ketenangan jiwa dalam menjalani hidup.
Kedua, aktif di majelis ilmu. Karena, menurutnya, jiwa seseorang bisa terobati dengan mendengar ilmu dan beragam nasihat yang bersumber dari hadis, kisah-kisah para sahabat Rasul, para ulama dan para salafus saleh lainnya yang begitu kuat keyakinannya terhadap Allah sehingga tidak ada penyakit mental saat itu.
Ketiga, syukur dan sabar. Ia mengingatkan, ketika seseorang bersyukur, Allah titipkan rasa tenang di hatinya dan jika bersabar Allah juga beri pahala tanpa batas. Maka, lanjutnya, dua hal ini adalah energi besar bagi yang menerapkannya.
Keempat, cari lingkungan yang shalih, karena lingkungan akan berpengaruh signifikan mendekatkan seseorang dalam kebaikan dan sebaliknya.
Kelima, membaca Al-Qur'an. UFK menerangkan, karena kitab suci yang diturunkan Allah itu bukan sekadar petunjuk, melainkan juga bisa menjadi obat untuk penyakit fisik maupun jiwa.
Keenam, berdoa. "Berdoalah kepada Allah dangan penuh keyakinan, berdoa yang bukan sekadar untuk diri sendiri, namun juga mendoakan orang lain," tutupnya. []Tenira
0 Komentar