Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Tragedi Palestina, Kaum Muslim Butuh Junnah


Topswara.com -- Tanah Palestina kembali mengepulkan asap. Sejak serangan Hamas pada akhir pekan lalu, Israel telah mengumumkan 'perang', "Warga Israel. Kami sedang perang dan kami akan menang," ungkap Perdana Menteri Israel, Netanyahu melalui pernyataan publiknya, dikutip dari Times of Israel, Sabtu (7/10).

Israel juga telah mengepung Gaza, memutus pasokan listrik, bahan bakar, makanan, barang dan air. Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan sedikitnya 1.200 warganya tewas akibat serangan balasan Israel atas serangan kelompok milisi Palestina, Hamas, pada Sabtu (07/10) lalu.

Serangan brutal pasukan Zionis seolah tidak berujung. Sudah 70 tahun lebih konflik ini terjadi. Namun, negeri-negeri Muslim seolah tertidur lelap dininabobokan oleh "dongeng" Israel-Palestina yang tak kunjung usai. Mengapa? Karena kini mereka disibukkan dengan rasa nasionalismenya. 

Negara Muslim Tersekat Nation State

Dalam sistem kapitalisme yang memisahkan peranan agama dalam kehidupan, negeri-negeri Muslim dibuat seolah tak berdaya. Seperti kita di sini yang hanya bisa menyaksikan dari jauh saudara seiman mengalami kezaliman. 

Sekat-sekat nasionalisme yang ada saat ini telah menggerus rasa persaudaraan dan persatuan di tubuh kaum Muslimin. Mereka mencukupkan diri dengan hanya mengecam dan memberikan bantuan kemanusiaan, serta merasa bukan ranahnya untuk menolong lebih jauh kecuali sekadarnya.

Sampai hari ini, belum ada penyelesaian yang bisa mengakhiri penderitaan Palestina. Keberadaan PBB sebagai badan keamanan dunia tak ubahnya macan ompong yang tak memiliki taring! Padahal, nurani siapa pun pasti akan mengatakan bahwa tragedi kemanusiaan yang sudah berpuluh-puluh tahun terjadi di Palestina, sejatinya itu merupakan bentuk pelanggaran HAM tingkat tinggi.

HAM hanyalah omong kosong belaka! Tidak ada satu pun negara Barat yang berani menyebut Israel sebagai negara teroris atau menyeret mereka ke pengadilan internasional. 

Menghadapi bangsa Zionis tidak cukup dengan bahasa diplomasi, basa-basi kecaman, atau duduk manis berdiskusi. Israel hanya bisa dibasmi dengan memeranginya.

Solusi Tuntas Hanyalah Khilafah

Palestina adalah tanah kharajiyah yang diperoleh dengan darah dan air mata kaum muslim. Selamanya akan menjadi milik kaum muslim. Maka dari itu, kita seharusnya tidak hanya meringankan bebannya saja, tetapi juga sampai kepada memerdekakan Palestina dari kezaliman yang ada.

Perlu kita ketahui, yang menyerang Palestina saat ini bukan hanya sekadar kelompok separatis melainkan sebuah "negara" yang di lindungi oleh negara adidaya. Oleh karena itu, untuk memerdekakan Palestina umat Islam harus memiliki kekuatan besar dalam bentuk institusi negara yang kuat dan adidaya.

Sejarah panjang Khilafah mampu menguasai 2/3 dunia dan berjaya selama 13 abad lamanya, itu cukup membuktikan bahwa Islam dahulu mempunyai power yang super dengan tegaknya Khilafah Islamiyah. Ditakuti dan disegani oleh Barat dan menjadi kiblat dunia.

Kini? 100 tahun sudah tanpa Khilafah. Umat tercerai berai, kaum Muslim selalu diserang dan diadu domba. Islam selalu menjadi sasaran empuk karena tak memiliki junnah. Jadi, sudah seberapa urgen kita membutuhkan Khilafah? Khilafah adalah rumah dan tempat aman bagi kaum muslim meminta perlindungan. Dengan Khilafah, kehormatan, nyawa, dan harta kaum muslim dapat terjaga.

Wallahu'alam bishawab. 

Irna Purnamasari
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar