Topswara.com -- Perang Israel di Gaza, Palestina masih terjadi. Bahkan di hari ke-20 kehancuran terus terlihat di wilayah kantong itu. Angka korban dilaporkan terus meningkat seiring serangan udara Israel yang tak berakhir. Israel juga mulai melakukan serangan darat dengan tank-tank militer memasuki Gaza. Berikut sejumlah update dirangkum CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada Jumat (27/10/2023).
Kementerian Kesehatan Palestina merilis jumlah korban terbaru. Mengutip Reuters, setidaknya 7.028 warga Palestina telah tewas, termasuk 2.913 anak-anak, dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober.
Militer Israel juga merilis data kematian. Sebanyak 1.405, termasuk 308 anggota militer dan 58 anggota kepolisian tewas selama perang berkecamuk sepanjang 7-26 Oktober.
Pesan Baru Hamas ke Dunia
Kelompok militan Palestina Hamas menyerukan protes di seluruh dunia untuk "menghentikan perang pemusnahan di Gaza". Termasuk membuka penyeberangan Rafah yang menghubungkan Mesir dan Jalur Gaza.
Dalam sebuah pernyataan yang dilansir NBC News, Hamas meminta masyarakat Arab dan Muslim, serta "rakyat bebas di dunia" untuk "meningkatkan gerakan massa dalam beberapa hari mendatang". Mereka meminta semua pihak berpartisipasi secara aktif dan intensif pada hari Jumat dan Minggu untuk meneriakkan "Buka penyeberangan Rafah" dan "Hentikan perang pemusnahan di Gaza".
Demonstrasi untuk mendukung rakyat Palestina telah meletus di seluruh dunia sejak militer Israel menutup Jalur Gaza dari sumber bahan bakar, air, makanan dan bahan bakar Israel, sebagai pembalasan terhadap serangan teror Hamas pada 7 Oktober. Jalur Gaza kini menerima bantuan PBB melalui penyeberangan Rafah.
Tragedi di Palestina saat ini bukanlah yang pertama kalinya. Jika ditotal, dari dahulu sampai sekarang, mungkin bisa mencapai ratusan ribu jiwa melayang. Ada satu hal yang patut kita pertanyakan, dimana suara PBB, Amerika Serikat, Rusia, Cina, Inggris, dan Prancis saat mengetahui akan hal ini? Di mana para penguasa Muslim ketika mendengar kabar ini? Dimana para pejuang HAM yang kemarin-kemarin lantang berteriak tentang Hak Asasi Manusia?.
Satu hal yang wajib kita imani bahwa Palestina mutlak milik kaum muslimin. Hanya saja, pada perjalanan sejarah yang panjang barat membantu Yahudi untuk menguasai Palestina dan mengusir penduduk Palestina sampai saat ini.
Sayangnya, berharap pada negeri Muslim saat ini ibarat punuk merindukan bulan. Karena tidak dipungkiri mayoritas pemimpin negeri Muslim adalah antek Barat. Atas nama kepentingan nasionalnya mereka rela melihat saudaranya teraniaya.
Diamnya mereka sudah menjadi bukti, walaupun sudah jelas dan terang-terangan AS menyuplai senjata pada Israel dan mendukung penuh kependudukan, namun tidak ada satu pun negeri Muslim yang membantu mengusir tentara Israel. Mereka semua hanya sebatas mengecam tanpa melakukan tidakan lebih untuk menyelesaikan.
Tentu kita tahu penjajahan yang mereka lakukan bukanlah penjajahan yang biasa-biasa saja, tetapi penjajahan yang terstruktur dilengkapi dengan kelengkapan senjata, kekuatan militer, dukungan negara adidaya artinya ketika ingin melawannya maka dibutuhkan kekuatan yang juga sama agar apple to apple.
Untuk mewujudkan ini semua dibutuhkan kepemimpinan umat Islam yang juga super power, arahan ini perlu dipimpin oleh seorang pemimpin (khalifah) yang menyatukan pemimpin-pemimpin di negeri-negeri muslim agar mampu mengarahkan semua menjadi kesadaran yang utuh untuk membela krisis Palestina.
Hanya Khilafah Islamiah yang mampu menghadirkan kekuatan militer.
Ikatan akidah Islam akan mempertemukan cita-cita kaum muslimin di Palestina dan semangat jihad tentara kaum muslimin dari khilafah, dalam satu perjuangan mulia membebaskan tanah yang merupakan kiblat pertama kaum muslimin dari penjajahan Barat.
Akan tetapi, penggabungan potensi militer ini tak akan mungkin bisa dilakukan saat ini akibat nasionalisme yang mengakar kuat dalam benak umat Muslim. Nation state telah menyekat negeri-negeri Muslim dan menghilangkan ukhuwah atas nama keamanan dalam negeri.
Oleh karena itu, urgen untuk mencabut sekat-sekat kenegaraan karena itulah yang dicontohkan Rasulullah SAW., para Khulafa Rasyidin, dan dilanjutkan para khalifah selanjutnya, telah menghimpun seluruh wilayah Muslim dalam satu kepemimpinan, khilafah Islamiah.
Saat itulah seruan jihad dalam satu komando akan terwujud. Puluhan juta tentara Muslim dari seluruh wilayah di bawah naungan khilafah akan mampu mengusir tentara Israel. Bahkan induk yang memberinya makan saat ini akan dengan mudah terkalahkan.
Oleh karena itulah, keberadaan khilafah Islamiah adalah vital dan wajib bagi kaum muslim karena ia akan menjadi pelindung umat. Khilafah adalah perisai yang akan melindungi kaum muslimin sehingga mereka merasa aman dan nyaman. Dengan khilafah, harta, darah dan jiwa kaum muslimin tidak akan tumpah sia-sia. Akan ada pembelaan dan pembalasan untuk itu semua.
Sungguh, hal demikian tidaklah mustahil. Allah SWT berjanji bahwa Islam akan kembali memimpin dunia. Problematik akut yang melanda seluruh negeri, terkhusus negeri-negeri Muslim adalah akibat peradaban Barat yang memimpin dunia, sebuah peradaban rusak yang tak mengenal fitrah manusia.
Jika sistem ini terus dipaksakan menjadi rujukan negeri-negeri Muslim dunia, maka tunggulah kehancurannya. Maka solusi hakiki adalah kembali kepada kepemimpinan umat yang satu dalam bingkai Daulah Khilafah Islamiah yang akan mampu jadi perisai umat, serta akan membawa peradaban dunia menuju titik terangnya.
Wallahu a'lam bishshawab.
Oleh: Santi Rahayu
Aktivis Muslimah
0 Komentar