Topswara.com -- Sobat. Ibnu Abi Hamzah berkata, ketika mendiktekan sebagian hadits al-Bukhari, bahwasanya syafa’at Nabi Muhammad di dunia dan di akherat terus-menerus ada selamanya. Jadi beliau selalu memberi syafa’at.
Sobat. Allah SWT berfirman :
وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمۡ وَأَنتَ فِيهِمۡۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ مُعَذِّبَهُمۡ وَهُمۡ يَسۡتَغۡفِرُونَ
“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.” (QS. Al-anfaal (8) : 33).
Sobat. Allah menerangkan kepada kaum Muslimin bagaimana sikap mereka menghadapi tindakan kaum musyrikin itu. Allah menyuruh kaum Muslimin agar membiarkan sikap mereka, karena ia tidak akan memenuhi permintaan mereka. Karena permintaan itu tidak sesuai dengan Sunnatullah dan tidak sesuai pula dengan sifat-sifat Allah yang sangat bijaksana dan Maha Pengasih.
Allah tidak akan mengazab mereka di dunia, sebab Nabi diutus untuk memberikan petunjuk kepada mereka, untuk menginsyafkan mereka dari kekafiran, hingga mereka menunjukkan penyesalan atas perbuatan mereka.
Nabi diutus sebagai rahmat bukan sebagai bencana. Allah tidak akan mengazab mereka, selama Rasulullah berada di antara mereka. Allah baru mengazab mereka setelah Rasulullah hijrah ke Medinah.
Allah menjelaskan bahwa Dia tidak akan menurunkan siksa kepada mereka, apabila mereka mau menghentikan keingkaran dan mau bertaubat, yaitu mengikuti petunjuk yang telah diberikan oleh Rasulullah dan mereka mau memeluk agama Islam.
Sobat. Ar-Razi berkata ayat ini menunjukkan bahwa istighfar merupakan penghalang dari Siksa. Ibnu Abbas ra berkata, umat manusia memiliki dua keamanan, yaitu keberadaan Rasulullah dan ucapan Istighfar. Adapun Rasul, sungguh sudah wafat, sedangkan istighfar, ia masih ada hingga kiamat tiba.
Sobat. Dalam kitab ar-Raudhah disebutkan bahwa Rasulullah Muhammad SAW memiliki lima syafaát di akhirat. Pertama. Syafaat paling agung untuk menyelesaikan di antara para pengambil keputusan.
Kedua, syafaat terhadap beberapa orang yang berhak masuk neraka hingga kemudian tidak jadi memasukinya. Ketiga syafaat terhadap orang yang masuk neraka sehingga keluar darinya. Keempat. Syafaat terhadap sekelompok orang orang yang masuk surga tanpa perhitungan amal. Kelima. Syafaat untuk mengangkat derajat di surga.
Sobat. Imam Al-Qurtubi menambahkan enam syafaat Nabi Muhammad lainnya. Keenam. Syafaat terhadap orang yang meninggal dunia di madinah. Ketujuh. Syafaat untuk meringankan siksa pamannya yakni Abu Thalib.
Kedelapan. Syafaat terhadap orang-orang yang gemar bersholawat kepadanya. Kesembilan. Syafaat untuk orang yang kebaikan dan kejahatannya seimbang sampai kemudian dimasukkan ke dalam surga, maka para a’raf ini masuk surga dengan syafaat Nabi Muhammad SAW. Kesepuluh. Syafaat berupa umatnya masuk surga sebelum umat-umat yang lain. Kesebelas. Syafaatnya untuk para pelaku dosa besar yang taubatan nasuha.
Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam surga-Mu dengan syafaat Nabi kami Muhammad, tanpa harus menjalani siksa lebih dahulu.Kabulkanlah, dengan rahmat-Mu yang luas. Sungguh, Engkaulah yang paling penyayang di antara orang-orang yang menyayangi.
Sobat. Rasulullah Muhammad SAW bersabda, “Tiada seorang mukmin pun kecuali setiap hari dia memiliki satu lembar catatan amal. Jika lembaran itu dilipat dan tidak berisi istighfar, maka lembaran itu dilipat dalam keadaan hitam gelap. Jika lembaran itu dilipat dan berisi istighfar, maka lembaran itu dilipat memiliki cahaya yang berkilau.” ( HR, An-nasa’i).
Al-Baehaqi meriwayatkan bahwasanya Rasulullah bersabda, “ Beruntung bagi orang yang menemukan istighfar yang banyak dalam lembaran amalnya.”
Dalam riwayat yang lain, Rasulullah pernah bersabda, “Barang siapa yang melazimkan istighfar, maka Allah akan menjadikan kelapangan untuk setiap kesusahan, jalan keluar untuk semua kesempitan, dan memberinya rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka.” (HR. Abu Dawud dan an-Nasa’I).
Sobat. Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani berkata dalam kitabnya Jala’ul Khatir, “Apabila hati telah mengamalkan al-Kitab dan sunnah, ia pasti dekat dengan Allah, jika sudah dekat, ia akan mengetahui dan melihat apa yang bermanfaat baginya dan apa yang membahayakan dirinya, apa yang menjadi hak Allah SWT dan apa yang menjadi hak selain-Nya, dan mana yang benar dan mana yang batil.
Orang beriman mempunyai cahaya yang ia gunakan untuk melihat, oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW menyuruh agar berhat-hati terhadap pandangannya. Nabi SAW bersabda, “Berhati-hatilah kamu terhadap firasat orang beriman, karena ia melihat dengan cahaya Allah SWT.“ (HR al-Tirmidzi).
Sobat. Apabila Allah SWT ada di sisimu dalam dzikirmu. Maka hatimu akan penuh dengan kedekatan dengan-Nya, dan bisikan hati yang muncul dari setan, hawa dan dunia akan lari dari hatimu, dari sisimu.
Apabila engkau berpaling dari bisikan nafsu, hawa, setan, dan dunia, maka bisikan dari akherat akan datang padamu, setelah itu datang bisikan hati dari malaikat, kemudian bisikan hati dari Al-Haqq Allah SWT, sebagai yang terakhir dan merupakan puncak.
Sobat. Allah SWT memiliki hamba di antara makhluk-Nya, yang Dia hidupkan dalam kesejahteraan, Dia matikan dalam kesejahteraan , Dia himpun pada hari kiamat dalam kesejahteraan. Mereka adalah ahli ridha terhadap qadha; merasa tenang dengan janji-Nya dan takut terhadap ancaman-Nya. Ya Allah, jadikan termasuk bagian dari mereka!
Ya Allah, berilah kami taufik menuju amal yang membuat-Mu ridha terhadap kami, dan berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akherat, dan jagalah kami dari siksa neraka.
Oleh: Dr. Nasrul Syarif M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur
0 Komentar