Topswara.com -- Beberapa waktu yang lalu viral ditengah kalangan masyarakat mengenai rapot merah yang terjadi dalam dunia pendidikan. Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) Depok, berinisial MNZ (19 tahun) ditemukan tewas dalam keadaan terbungkus plastik di kamar kosnya di Kawasan Kukusan, Beji, Kota Depok, Jumat (4/8/2023).
Polisi kemudian mengungkap bahwa korban dibunuh oleh seniornya sendiri.Wakasat Reskrim Polres Metro Depok, AKP Nirwan Pohan mengungkap, korban dibunuh oleh AAB (23 tahun), senior dan kenalan korban di kampus. Terduga pelaku membunuh MNZ karena iri dengan korban dan ingin mengambil barang berharganya (Republika,5/8/23).
Selain terjadi kasus pembunuhan juga terjadi beberapa kasus perundungan dikalangan pelajar. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencatat selama Januari-Juli 2023 telah terjadi 16 kasus perundungan di satuan pendidikan. Empat diantaranya bahkan terjadi saat tahun ajaran sekolah 2023/2024 yang baru saja dimulai pada medio Juli 2023.
Ketua Dewan Pakar FSGI, Retno Listyarti, mengatakan dari 16 kasus perundungan pada satuan pendidikan mayoritas terjadi pada tingkat sekolah dasar (25 persen), sekolah menengah pertama (25 persen), dan sekolah menengah atas (18,75 persen), dan sekolah menengah kejuruan (18,75 persen) (VOA.5/8/23).
Masih banyak lagi kasus-kasus yang terjadi dalam dunia pendidikan yang semakin hari terus bertambah dan diperkirakan akan terus meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pendidikan yang diterapkan sekarang ini sedang mengalami titik terendah dalam membangun manusia yang memiliki moral dan etika.
Seharusnya pendidikan yang menjadi aspek terpenting dalam membangun sebuah peradaban dengan mencetak generasi terbaik yang berkualitas demi masa depan yang baik.
Kejadian-kejadian yang terus menerus membanjiri dunia maya seakan menjadi tamparan keras bagi negara bahwa negeri ini tengah mengalami krisis moral diakibatkan pendidikan yang tidak berpengaruh dalam perbuatan para peserta didik.
Pendidikan hanya dijadikan sebagai formalitas belaka. Sehingga ilmu-ilmu yang didapatkan dibangku sekolah hanya sekadar untuk bahan ujian saja tanpa menjadi standar bagi kehidupan sehari-hari.
Pendidikan hari ini juga tidak fokus kepada pembentukan kepribadian para peserta didik sehingga banyak peserta didik yang melakukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang. Ditambah lagi sistem yang diterapkan didalam negeri saat ini adalah sistem yang tidak mempedulikan pembangunan manusia yaitu sistem kapitalis.
Sistem kapitalisme hanya berfokus pada pembangunan ekonomi semata, selaras dengan julukannya sebagai sistem ekonomi yang hanya bertujuan pada materi semata, maka tak heran apabila sekarang ini, dapat dijumpai bahwa sistem ini mengalami syndrom chicago yakni paradoks kemajuan ekonomi dengan dekadensi moral yang terjadi di suatu negara.
Berdasarkan fakta yang terindra bisa dibuktikan bahwa negeri ini sedang mengalami syndrom ini, sebagai dampak menganut sistem kapitalisme. Banyak sekali perindustrian yang di bangun, infrastruktur terjadi dimana-mana, dan berbagai pembangunan lainnya sebagai upaya meningkatkan perekonomian negara.
Namun yang terjadi adalah ketika perekonomian melaju dengan begitu pesatnya justru masyarakatnya sedang mengalami kemerosotan dalam taraf berfikirnya, terabaikan masyarakat oleh pemerintah menjadikan masyarakat semakin liar dan tak memiliki aturan yang jelas.
Jelas sekali bahwa kasus ini bukanlah satu-satunya kasus yang terjadi akibat diterapkannya sistem kapitalisme dalam tatanan negara. Negara yang seharusnya memiliki fungsi yang besar bagi kepengurusan rakyatnya justru menjauh dari fungsi tersebut. Dan hari ini negara hanyalah menjadi pemuas bagi segelintir kelompok yang memiliki modal.
Berbeda dengan sistem yang dimiliki oleh Islam, Islam sangat memperhatikan manusia. fungsi negara dijadikan sebagai kepengurusan umum terhadap segala keperluan kaum muslimin. Sebuah negara islam memiliki pemimpin yang juga menjadi perisai bagi seluruh masyarakat yang ada di dalamnya.
Negara inilah yang disebut dengan negara khilafah, Sebab didalam khilafah terdapat definisinya berupa kepengurusan secara umum atas segala sesuatu yang berkaitan dengan kepengurusan umat baik dalam hal agama maupun dunia, artinya khilafah berfungsi sebagai pengurus bagi seluruh umat muslim dan juga mengemban islam keseluruh dunia.
Sehingga, bagaimana mungkin negara khilafah yang memiliki fungsi yang begitu mulia akan mensia-siakan rakyatnya. Justru segala hal yang dilakukan ataupun diupayakan oleh negara semata-mata untuk seluruh rakyat yang ada di dalamnya. Rakyat akan menjadi objek paling utama dalam berjalannya kepemerintahan. Maka, tidak akan didapati bahwa rakyat akan terabaikan dalam pemenuhan keburtuhannya baik dalam hal keamanan, pendidikan, maupun kesehatan.
Selain itu Islam juga memiliki sistem pendidikan yang unik dari sistem yang lainnya. Sebab, pendidikan Islam tidak hanya difokuskan kepada materi saja yang berujung kepada nilai. Namun, islam sangat memperhatikan kepribadian setiap peserta didik sehingga yang akan terlahir dari sistem pendidikan tersebut adalah generasi yang cemerlang.
Generasi cemerlang hanya akan lahir dari peradaban yang cemerlang. Generasi cemerlang ini terbentuk ketika peserta didik menjadikan islam sebagai pembentuk karakter mereka
Pendidikan islam memadukan antara ilmu kehidupan dengan keimanan sehingga hal ini akan memiliki pengaruh besar terhadap setiap amal perbuatannya.
Kasus-kasus bullying maupun kerusakan-kerusakan yang terjadi sebab taraf kualitas pendidikan yang rendah tidak akan terjadi lagi. Pendidikan Islam pernah lahir pada masa peradaban Islam selama 13 abad lamanya.
Dengan 13 abad tersebut Islam telah membuktikan kepada dunia bahwa dari pendidikan Islam terlahir cendikiawan-cendikiawan yang cerdas dan ahli dalam setiap bidangnya dan juga memiliki keimanan yang kuat. Misalnya seperti Al-Khawarizmi, seorang ahli matematika, yang dikenal oleh barat dengan sebutan Algebra atau Aljabar.
Begitupula dengan seorang ahli kimia, Ibnu Hayyan atau dikenal dengan nama Ibnu Geber yang rumusan beliau menjadi dasar bagi ilmuan Barat dibidang Kimia.
Dan masih banyak lagi ilmuan yang terlahir dari peradaban Islam yang telah menunjukkan bahwa ulama yang lahir pada saat itu tidak melulu ahli dalam ilmu agama saja melainkan juga menguasai ilmu umum, baik sains teknologi dan sebagainya.
Sistep pendidikan Islam memiliki visi yang jelas , yakni mencetak generasi dengan kepribadian yang berlandasan islam dengan pola pikir serta pola sikap yang sesuai dengan Islam. Dengan kurikulum yang berlandaskan akidah Islam. Semua itu ditopang dengan ekonomi Islam yang menyejahterakan dan kebijakan yang bersumber pada syariat Islam, dan menjadikan seluruh masyarakat dapat merasakan hak pendidikan secara gratis.
Selain itu, keberhasilan pembentukan pribadi yang mulia adalah karena islam meletakkan pendidina adab atau akhlak bagi para pelajar sebelu mempelajari ilmu-ilmu yang lain. Imam Malik rahimahulLâh pernah berkata, “(Sewaktu aku kecil) ibuku pernah memakaikan imamah di kepalaku sambil berkata, ‘Pergilah engkau ke Rabi’ah. Pelajarilah olehmu adab (akhlak)-nya sebelum mempelajari ilmunya."
(Tartîb al-Madârik wa Taqrîb al-Masâlik, 1/130).
Ibnu al-Mubarak rahimahulLâh juga pernah berkata, “Kami mempelajari adab selama 30 tahun dan mempelajari ilmu selama 20 tahun.” (Ghâyah an-Nihâyah fî Thabaqât al-Qurâ’, 1/198).
Para ulama percaya jika para pelajar memiliki adab yang mulia, maka Allah Swt. akan memudahkan mereka dalam memahami ilmu. Maka, hal seperti inilah yang harus diupayakan oleh negara saat ini untuk melahirkan generasi yang cerdas dan cemerlang serta menghilangkan potret buram pendidiakan ala kapitalis yang telah merebak hari ini. Wallahu a’lam bisshowab.[]
Oleh: Luthfiatul Azizah
(Mahasantri Pengkaderan Da’i)
0 Komentar