Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Penanganan Stunting yang Tidak Mengakar


Topswara.com -- Dilansir dari Elshinta.com - Balita di Kabupaten Bandung Jawa Barat mendapatkan paket nutrisi Indomaret X Bebelac di Rumah Dinas Jabatan Bupati Bandung. 

Bantuan paket nutrisi tersebut langsung diserahkan oleh perwakilan Indomaret kepada Bupati Bandung Dadang Supriatna didampingi Emma Dety Dadang Supriatna. Bantuan tersebut disalurkan secara simbolis kepada balita sebagai penerima manfaat.

Lebih lanjut Dadang menjelaskan, ia berharap kepada Indomaret bisa membantu dalam program pengurangan angka stunting di Kabupaten Bandung mengingat Presiden pada tahun 2024 mendatang, mentargetkan capaian penurunan stunting 14 persen, seperti dilaporkan kontributor elshinta, titik Mulyana, Jumat (9/29/23).

Mengharap indomaret atau perusahaan mencegah dan menurunkan angka stunting membuktikan ketidakmampuan pemerintah kapitalis tidak mampu meyelesaikannya. 

Stunting tidak bisa selesai hanya dengan pemberian sekali bantuan berupa susu. Nutrisi yg dibutuhkan anak/balita bukan hanya susu. Harusnya pemastian pemenuhan gizi anak dari mulai ibu hamil sampai balita, dengan menjamin kepala keluarga mampu bekerja, memastikan kesehatan sanitasi seluruh masyarakat, memastikan gizi dengan penjagaan ketahanan pangan.

Tentunya, rakyat Indonesia khususnya kabupaten Bandung mengapresiasi niat baik pemerintah menyolusi stunting berjalan dengan baik. Rakyat juga berharap bahwa intervensi ini mampu direalisasikan dengan langkah-langkah nyata, bukan hanya sekadar wacana.

Namun sayangnya, berbagai langkah, juga program psikososial yang dilakukan lewat berbagai kegiatan pelatihan dan bimbingan tenaga kesehatan, hingga di level desa dan kecamatan tidak menunjukkan hasil yang signifikan. Dari tahun ke tahun angka stunting tetap saja tinggi.

Dari sini kita melihat, ancaman stunting yang kian tinggi menunjukkan kegagalan negara menyolusi stunting dari akar, yakni problem kemiskinan secara struktural. Kegagalan mendeteksi akar masalah ini akhirnya menyebabkan negara gagal memberikan solusi untuk memberantas stunting hingga tuntas.

Jadi percuma jika hanya sekadar berteori menurunkan prevelensi angka sunting hingga mencapai 14 persen, jika solusi hanya berupa seminar-seminar untuk mendorong ibu hamil peduli kesehatan janin, dan pemenuhan gizi anak paska melahirkan. 

Kenyataannya, seminar-seminar tersebut tidak mampu mengentaskan problem kemiskinan yang membuat rakyat kesulitan untuk mengakses keragaman makanan bergizi, air bersih, sanitasi, hingga pemenuhan kebutuhan dasar lainnya yakni pendidikan dan kesehatan.

Kemiskinan yang menyebabkan berbagai problem sistemis pada dasarnya lahir dari sistem pemerintahan ala sekuler demokrasi yang telah gagal menjamin kesejahteraan rakyat dan menjamin ketersediaan sandang, papan, pangan, keamanan, hingga kesehatan.

Pada praktiknya sistem sekularisme demokrasi telah melahirkan kebijakan kapitalisme yang profit oriented, hanya fokus pada proyek-proyek raksasa berbasis investasi dan riba, yang menguntungkan penguasa, dan mengabaikan kesejahteraan rakyat kecil.

Kita bisa melihat kebobrokan idelogi ini pada tata kelola SDA dan ABPN negara yang berbasis kapitalisme neoliberal, telah membuka peluang pihak kapital meliberalisasi harta publik itu dengan cara dieksploitasi dengan skala besar, untuk dinikmati oleh segelintir orang yakni para pemilik modal. 

Selain itu, sistem ini juga sangat diskriminatif pada rakyat. Beban pembiayaan rumah tangga negara yang seharusnya menggunakan hasil dari SDA yang berlimpah malah dibebankan pada warga dengan menaikkan pajak, dan utang luar negeri.

Sementara di saat yang sama, jika rakyat membutuhkan bantuan untuk menyolusi masalah gizi buruk yang dialami jutaan anak Indonesia, negara malah merasa terbebankan.

Karenanya, kita butuh sistem yang benar-benar manusiawi, yakni pemerintah yang hanya memedulikan urusan rakyat, bukan asing. Tentu saja, sistem yang kita maksud adalah sistem pemerintahan Islam, di mana landasan hukumnya adalah Al-Qur'an dan sunah yang diterapkan dalam institusi negara Islam.

Telah terbukti dalam sejarah peradaban Islam, Islam mampu menjamin kesejahteraan rakyatnya, mengentaskan kemiskinan yang menjadi akar berbagai masalah sosial, termasuk stunting.

Salah satu cara yang dilakukan negara Islam untuk menjamin kesejahteraan rakyatnya yakni dengan menciptakan lapangan kerja bagi laki-laki dan para pemimpin rumah tangga. 

Negara yang akan menjamin mereka menemukan pekerjaan sesuai dengan bakat, pendidikan, dan keahliannya. Jika seseorang tidak mampu bekerja karena kecacatan fisik, atau sakit yang diderita maka negara menetapkan ahli warislah yang bertanggung jawab. Namun jika ahli waris tidak ada maka negara yang akan menjamin kesejahteraannya melalui baitulmal.

Selain itu, negara yang akan membiayai pelaksanaan layanan pendidikan, kesehatan, dan menjamin kesejahteraan seluruh rakyat yang dibiayai oleh baitulmal yang menampung pos-pos pemasukan. Sehingga hal ini meringankan tugas pemimpin rumah tangga dalam mencari nafkah, dan fokus pada keperluan rumah tangga saja.

Pos pemasukan Baitulmal itu datang dari SDA kita yang melimpah seperti pertambangan, minyak bumi, hutan, dan lainnya dari kekayaan bumi yang haram diliberalisasi asing. Pendapatan lainnya datang dari sektor kepemilikan individu, di antaranya hibah, sedekah, dan zakat. Juga dari sektor kepemilikan negara yakni jizyah, ghanimah, fa’i dan ‘usyur.

Inilah ketiga sumber pendapatan negara yang menjadi sumber pembiayaan negara Islam. Atas dasar pengelolaan APBN dan SDA berdasarkan syariatlah negara Islam mampu membiayai berbagai program pembangunan dan menjamin kemaslahatan umat, hingga seluruh rakyatnya hidup makmur dan dalam sejahtera.

Tentunya, kita sangat berharap bisa hidup dalam sistem Islam yang terbukti mampu menjamin kesejahteraan rakyatnya. Caranya tidak lain dengan mencampakkan sistem pemerintahan ala sekuler demokrasi penyebab utama rakyat hidup dalam petaka kemiskinan, jauh dari kesejahteraan. 

Sudah saatnya sistem bobrok ini kita akhiri, dengan kembali pada sistem Islam, yakni satu-satunya landasan hidup yang diperintahkan oleh Allah SWT. dan Rasul-Nya.

Wallahu alam bishawab.


Oleh: Eva Lingga Jalal
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar