Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ngaku Cinta, Tahunya Benci!


Topswara.com -- Maulid tidak bisa dipungkiri menjadi perayaan yang gegap gempita di Indonesia khususnya. Maulid menjadi bukti pengakuan dari ummat Islam tentang berkahnya kelahiran dan kehadiran Nabi SAW. 

Semuanya, diberbagai pelosok, yang mengambil dalil untuk bolehnya merayakan maulid, semarak hadirkan berbagai kegiatan, tabligh dan suka cita dengan berbagai event. Semua mengaku, bahwa cinta Nabi Muhammad SAW. 

Untuk membuktikan cinta itu, maka semarak lantunan berbagai kitab maulid dihadirkan, dari barzanji, diba' hingga simthut dhuror. Bait-bait manzhummah baiquniyyah dihafalkan, disampaikan tetanda adalah riangnya rasa gembira sambut Maulid day's. 

Shalawatan pun diutarakan, karena yakin benar, shalawat itu akan disambut oleh sang nabi tercinta Rasulullah SAW. Tidak hanya sekali, beribu kali bahkan. 

Tetapi apakah itu Bentuk cinta semata? Atau bentuk sayang tanpa benar benar cinta? Padahal Allah SWT di dalam Al-Qur'an berfirman;

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُوْنَ حَتّٰى يُحَكِّمُوْكَ فِيْمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوْا فِيْۤ اَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

"Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan dan mereka menerima dengan sepenuhnya."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 65)

وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَا لرَّسُوْلَ فَاُ ولٰٓئِكَ مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ مِّنَ النَّبِيّٖنَ وَا لصِّدِّيْقِيْنَ وَا لشُّهَدَآءِ وَا لصّٰلِحِيْنَ ۚ وَحَسُنَ اُولٰٓئِكَ رَفِيْقًا 

"Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul (Muhammad) maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 69).

Jadi kalau benar kita cinta, kalau benar kita sayang maka sesungguhnya mencintai Nabi Muhammad SAW itu menjadikan apa-apa yang telah ditetapkan beliau tidak memberatkan hati sedikit pun, serta semata mata ikhlas mengerjakannya.

Juga bentuk kecintaan itu juga diwujudkan dengan memperjuangkan bukan sekedar Sunnah dalam lingkup pribadi, tetapi memperjuangkan Sunnah dalam bentuk keluarga, masyarakat dan bernegara.

Jangan sampai kita ngaku cinta, tetapi padahal benci dengan apa-apa yang telah diturunkan bersamanya, membenci aturannya bahkan sesungguhnya bisa jadi kita menyakiti hati beliau.

Allahu'alam bisshawwab.


Oleh: Rizqi Awal
Pengasuh Komunitas Hijrah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar