Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Negeri-Negeri Muslim Harus Bersatu Membebaskan Palestina


Topswara.com -- Dilansir dari Presidenri.go.id. (10/10/2023) Presiden Joko Widodo menyampaikan sikap Indonesia atas situasi konflik Palestina dan Israel yang kembali terjadi. Dalam keterangannya di Istana Merdeka, Jakarta, Presiden mendesak agar perang dan tindak kekerasan yang terjadi di daerah konflik segera dihentikan guna menghindari jatuhnya korban lebih banyak lagi.

Selain itu, Presiden juga mendorong agar akar permasalahan yang menimbulkan konflik Palestina dan Israel segera diselesaikan sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Negara juga menyampaikan upaya pemerintah dalam memastikan keselamatan warga negara Indonesia (WNI) di Palestina. Menurutnya, instruksi terkait pelindungan para WNI di daerah konflik telah disampaikan kepada jajaran kementerian terkait.

Pelenyapan entitas zionis itu utopis jika kita hanya berharap kepada para pemimpin negara muslim saat ini.

Negara-negara muslim saat ini berbentuk nation state (negara bangsa) yang hanya mau mengurusi kepentingan bangsanya sendiri. Bagaimana dengan kepentingan bangsa Palestina? Biarkan urusan mereka. 

Nation state merasa cukup mengirim bantuan pangan saja. Ini semakin parah dengan kenyataan bahwa negeri-negeri mayoritas muslim semuanya sekuler, mengabdi, dan takut pada Amerika yang nyata-nyata melindungi Israel.

Agar kita mampu untuk menganalisis dan memberi solusi tuntas kepada Palestina, berupa pembebasan Masjidilaqsa dan wilayah Palestina secara keseluruhan, tanpa kecuali.

Sejarah Masjidil Aqsa (Palestina)
Masjidilaqsa (Palestina) adalah milik kaum muslimin, sejak Allah SWT. menyatukan negeri ini dengan Baitullah Al-Haram, ketika meng-israk-kan Rasul-Nya dari Masjidilharam menuju Masjidil Aqsa.

Sebenarnya, masalah Palestina telah dirancang oleh musuh-musuh Islam, dengan mendirikan “negara” Israel di jantung wilayah Khilafah Utsmaniyah. 

Tujuannya adalah menghancurkan khilafah dan memecah belahnya menjadi negeri-negeri kecil yang tak berdaya, dan senantiasa menghalangi kebangkitan kaum muslimin untuk bersatu meraih kejayaannya kembali.

Selanjutnya, masalah Palestina muncul sebagai masalah politik sejak tahun 1916 M, ketika wilayah Turki Utsmani dibagi-bagi di antara negara Eropa, dengan perjanjian Sykes-Picot, dilanjut perjanjian Balfour. Kedua negara lalu memberikan bantuan harta, senjata dan bantuan lainnya bagi berdirinya negara Israel tersebut.

Perkembangan berikutnya, agar kepentingan negara adidaya di Timur Tengah yang ikut memberi saham yang cukup besar terhadap eksistensi negara Israel tetap terjaga dan terjamin. Sehingga, tidak heran jika berbagai kecaman terhadap Israel–hanya sekadar kecaman–mengalir. 

Namun, seperti biasa, kecaman itu segera lenyap ditelan waktu. Sejak pendudukan Israel atas Palestina, Israel merampas tanah Palestina hingga makin lama wilayah Palestina makin sempit. Di samping itu, serangan Israel telah menciptakan neraka bagi Palestina. Penduduknya banyak yang telah gugur, sisanya makin menderita.

Pembebasan Masjidil Aqsa (Palestina) 

Permasalahan Palestina bukan sekadar permasalahan kemanusiaan, yaitu tidak terpenuhinya hak-hak penduduk Palestina, melainkan permasalahan akidah.

Akar permasalahan di Palestina adalah perampasan tanah Palestina (tempat suci kaum muslimin: Masjidil Aqsa, oleh Zionis. Selanjutnya, Zionis Israel meminta Tanah Palestina dibagi dua wilayah yaitu negara Israel (perampas) dan Palestina.

Dengan demikian, persoalan Palestina jelas bukan hanya persoalan bagi penduduk Palestina atau bangsa Arab saja, melainkan pada kenyataannya adalah persoalan Islam, persoalan kaum muslimin seluruh dunia.

Karenanya, bukan persoalan kemanusiaan semata, tetapi persoalan akidah. Persoalan Palestina dan tempat-tempat suci Islam adalah persoalan negeri Islam yang telah dirampas oleh Zionis dengan bantuan negara-negara adidaya serta penguasa kaum muslimin yang menjadi kaki tangan mereka.

Dengan mengkaji latar belakang pendudukan Israel atas Palestina dan mengkaji solusi Yang telah diberikan selama ini, maka tidak ada solusi lain kecuali kaum muslimin wajib berjuang membebaskan Palestina dan bersatu, bersungguh-sungguh menegakkan kembali institusi Islam yang akan menaungi Palestina.

Mengapa demikian? Karena terbukti solusi moderat atau jalan tengah, atau adanya dua negara berdampingan secara damai, tidak akan pernah terwujud.

Lihatlah betapa biadabnya pembantaian yang dilakukan oleh Israel. Lihatlah perampasan wilayah yang dilakukan Israel, betapa luasnya dan makin meluas. Sementara, wilayah Palestina makin sempit.

Sering kali Israel mengingkari kesepakatan gencatan senjata, mengapa kaum muslimin masih percaya? Mengapa setiap selesai gencatan senjata, wilayah Israel makin meluas? Apalagi solusi kecaman dan resolusi. 

Sudah berapa kecaman dan resolusi dari negara-negara anggota OKI diveto negara Dewan Keamanan Tetap PBB? Masihkah kita berharap solusi yang tidak menyolusi itu?

Hanya institusi Islam yang telah melindungi Palestina hampir 13 abad (selama 1.280 tahun). Palestina dibebaskan Khalifah Umar bin Khaththab tahun 636 M.Karenanya, tentu institusi Islam yang bernama Khilafah yang akan melindunginya kembali, mempertahankan seluruh wilayah/tanah kaum muslim.

Harapan Palestina hanya satu, yaitu kekuatan muslim global yang terlepas dari dominasi Amerika, yaitu khilafah islamiah. Hanya jihad dari khilafah yang akan membebaskan bumi Palestina dari penjajahan Israel.

Amerika, Israel, dan Eropa paham benar bahwa hanya kekuatan global khilafah yang bisa membebaskan kaum muslim dari dominasi mereka.

Jadi, sangat wajar jika Barat melakukan propaganda mencitraburukkan Khilafah. Sebaliknya yang tidak wajar adalah muslim yang membebek Barat, membenci perjuangan penegakan khilafah.
Apa solusi bagi Palestina? Tegakkan khilafah agar jihad penaklukan Israel tidak hanya angan-angan.

Wallahu alam bishawab.


Oleh: Eva Lingga Jalal
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar