Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Moderasi Beragama Mampu Menyelesaikan Masalah Negeri?


Topswara.com -- Presiden Joko Widodo menunjuk Mentri Agama Yaqut Cholil Qoumas sebagai ketua pelaksana Sekretariat Bersama Moderasi Beragama. Hal itu tertuang dalam peraturan Presiden Nomor 58 tahun 2023 tentang penguatan Moderasi Beragama.(Tirto.id 30 September 2023)

Tugas utama Yaqut dan jajarannya adalah memperkuat moderasi beragama. Perpres itu menekankan pada penguatan cara pandang, sikap dan praktik beragama secara moderat untuk memantapkan persaudaraan dan kebersamaan di kalangan umat beragama. (CNN Indonesia 29 September 2023)

Pemerintah terus berkomitmen untuk mewujudkan kehidupan yang baik, nyaman, toleran dan kondusif sesuai dengan amanat UUD 1945, ujar Jokowi pada zikir dan doa kebangsaan di istana Merdeka Jakarta. 

Mewujudkan kehidupan yang baik tentu sangat penting untuk kesatuan umat dan menghindari perselisihan, serta menghilangkan permasalahan. Moderasi Islam, dipandang mampu menyelesaikan berbagai permasalahan di negeri ini sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Menag Yaqut Cholil Qoumas.

Bahwa moderasi beragama adalah jawaban atas masalah keagamaan yang dihadapi masyarakat Indonesia saat ini. Mencegah agar konflik tidak meluas dan tidak melahirkan kerusakan yang lebih besar sehingga diperlukan cara pandang yang moderat. 

Moderasi beragama dikatakan sebagai solusi terbaik untuk negeri. Apakah benar moderasi beragama "sesakti itu" hingga mampu menuntaskan beragam konflik di negeri ini ?

Padahal sejatinya persoalan utama adalah tingginya kemiskinan dan stunting, rusaknya generasi tingginya kekerasan, bullying, dan sebagainya. Konflik horisontal antar umat beragama hanya sebagian kecil saja.

Rasanya tidak nyambung jika persoalan seperti diatas Diselesaikan Dengan moderasi beragama. Bukankah justru moderasi beragama adalah "racun" yang dapat mematikan akidah islam dan melawan berbagai ajaran Islam yang bisa mengantarkan kehancuran bagi umat beragama, khusunya Islam. 

Islam moderat berarti meletakkan diri diantara iman dan kufur, taat dan maksiyat, serta halal dan haram. Moderasi ajaran Islam dimaknai sebagai menyamakan akidah Islam dengan agama-agama dan kepercayaan umat lain, agar terwujud toleransi.

Sungguh umat Islam harus benar benar mengetahui hakikat moderasi beragama. Menurut Ismail Yusanto moderasi beragama adalah pesanan dari musuh-musuh Islam untuk memperlemah umat Islam sendiri. 

Oleh karena itu, makin publik mengkaji hakikat moderasi beragama, mereka akan makin mengetahui bahwa moderasi beragama merupakan liberalisasi Islam gaya baru.

Moderasi tidak memiliki dasar tuntunan dalam ajaran Islam dan sejatinya malah menyingkirkan ajaran Islam yang dianggap radikal karena tidak moderat. Dengan Islam moderat, kaum muslim diminta untuk membenarkan. Keyakinan agama dan kepercayaan di luar Islam. 

Islam moderat akan mengebiri ajaran Islam, menimbulkan keraguan umat terhadap Islam, menyiapkan paham pluralisme, memecah belah Islam dan umat, meminggirkan dakwah menerapkan syariat Islam serta memonsterisasi ajaran khilafah dan jihad. 

Jelas sekali, Islam moderat bertentangan dengan Islam kaffah. Totalitas dan kesempurnaan Islam tidak akan tampak, kecuali kaum muslim mengamalkan Islam secara kaffah dalam seluruh segi kehidupan, dan penerpaan Islam kaffah inilah yang akan mampu menyelesaikan berbagai perosalan umat manusia saat ini. 
  
Jadi moderasi beragama terus digencarkan bisa jadi karena makin menggeloranya gerakan perjuangan untuk menegakkan Islam kaffah di tengah umat. Karena itu umat Islam harus segera menyadari bahaya dari moderasi beragama yang akan menciptakan Islam moderat.

Jalan satu-satunya untuk menghadapi arus moderasi beragama adalah umat harus difahamkan dengan Islam kaffah, dibutuhkan upaya penerapan syariah Islam kaffah untuk menghadapi adanya propaganda moderasi beragama.

Wallahu a'lam bish shawab


Oleh: Dewi Asiya
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar