Topswara.com -- Moderasi agama ditengarai sebagai sikap yang damai dan mampu menerima segala jenis perbedaan, termasuk perbedaan agama. Dan sikap ini diklaim mampu menciptakan kekuatan dan persatuan bangsa. Betulkah demikian?
Solusi Moderasi Mengaburkan Fakta
Menteri Agama, Yaqut Kholil Qoumas, ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai ketua pelaksana Sekretariat Bersama Moderasi Beragama (tirto.id, 30/9/2023).
Keputusan tersebut tercantum dalam Keputusan Presiden Nomor 58 tahun 2023 tentang Penguatan Moderasi Beragama, yang ditandatangani tanggal 25 September 2023.
Perpres tersebut menekankan pada cara pandang dan praktik beragama secara moderat untuk menguatkan persaudaraan dan kebersamaan umat beragama.
Moderasi dianggap sebagai angin segar yang mampu mensolusi masalah yang kini terjadi. Tak tanggung-tanggung, agenda moderasi pun menjadi agenda nasional sekaligus agenda global yang selalu diklaim sebagai ujung tombak persatuan dan kesatuan suatu bangsa.
Meskipun sangat sering digemborkan, faktanya masalah yang ada di tengah masyarakat hingga kini belum juga tuntas teratasi. Justru yang ada sebaliknya. Masalah yang ada semakin pelik dan mencekik.
Masalah kemiskinan akut, badai PHK, pengangguran, kerusakan generasi, stunting, tingginya angka perceraian, buruknya pendidikan dan kesehatan, korupsi yang makin menggila, dan masih banyak masalah sistemik lainnya. Semua masalah ini tak menjadi fokus utama.
Malahan, isu agama terus diangkat dan selalu mengkambinghitamkan agama Islam yang dianggap penebar radikalisme. Tentu saja semua ini adalah fitnah besar.
Alhasil, Islam dituding sebagai biang perpecahan dan konflik agama. Padahal faktanya tidak demikian. Konflik horisontal antar umat beragama yang terjadi di tengah masyarakat, secara riil hanya sebagian kecil.
Semua masalah yang kini ada merupakan bukti betapa buruknya tata kelola kehidupan ala sistem kapitalisme liberal yang sekuleristik. Sistem yang hanya mengandalkan pencapaian keuntungan, tanpa mempertimbangkan akibatnya bagi kehidupan.
Alhasil kebijakan-kebijakan yang ada tidak ditujukan untuk kemaslahatan rakyat. Justru kebijakan yang ada disalahgunakan. Demi keuntungan dan kekuasaan korporasi oligarki.
Sistem rusak ini pun semakin mengancam karena konsep sekuleristiknya. Yakni konsep yang memisahkan pengaturan kepemimpinan dari aturan agama.
Alhasil, urusan rakyat tidak dijadikan hal yang utama. Penyelewengan kekuasaan banyak terjadi. Wajar saja, saat masalah kehidupan kian pelik dan tak kunjung tersolusikan.
Sehingga jelaslah, konflik agama bukan konflik yang mayoritas mengemuka. Dan solusi moderasi agama, bukanlah solusi masalah sistemis yang kini menerpa negeri.
Sistem Islam Solusi Masalah Sistemis
Islam memberikan pedoman yang sempurna tentang pengaturan kehidupan. Sistem Islam menetapkan bahwa urusan umat adalah prioritas utama dalam pelayanannya oleh negara. Pemimpin yang ada pun senantiasa menyadari dan memahami tentang konsep kepemimpinan dalam Islam yang menyeluruh.
Rasulullah SAW. bersabda,
"Sesungguhnya kepemimpinan merupakan sebuah amanah, saat hari kiamat kelak, akan mengakibatkan kerugian dan penyesalan. Kecuali mereka yang melaksanakannya dengan cara baik, serta dapat menjalankan amanahnya sebagai pemimpin." (HR. Muslim).
Kepemimpinan ala sistem Islam, meniscayakan kesejahteraan dan keselamatan bagi seluruh rakyat. Karena konsepnya yang amanah dan sesuai syariah. Negara, yakni institusi khilafah, menetapkan setiap kebijakan yang senantiasa mengutamakan urusan umat.
Menyoal masalah moderasi beragama. Jelaslah program tersebut tak mampu sempurna membereskan semua masalah yang dihadapi rakyat. Segala solusi yang disajikan hanya menyentuh cabang masalah.
Sementara akar masalahnya tidak tersentuh sama sekali. Justru program moderasi agama yang terus digencarkan adalah alat pecah belah yang berdampak pada semakin ruwetnya masalah yang ada.
Program moderasi beragama menjadikan kaum muslimin jauh dari pemikiran yang hanif. Program ini menjadikan kaum muslimin menjadi permisif, bersikap serba boleh atas pemahaman akidah selain Islam. Dan inilah sumber masalah.
Solusi moderasi beragama untuk masalah kehidupan, jelas suatu kekeliruan. Karena masalah kehidupan yang kini ada hanya mampu tersolusikan dengan sistem Islam. Islam-lah satu-satunya sumber kesejahteraan bagi seluruh rakyat. Tidak ada pilihan lain.
Wallahu 'alam bisshawwab
Oleh: Yuke Octavianty
Forum Literasi Muslimah Bogor
0 Komentar