Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Mengakhiri Konflik P4l3stin4 I5r4hell


Topswara.com -- Bumi Palestina kembali luluh lantak, akibat gempuran tentara Israel yang membabi buta. Warga sipil, perempuan, dan anak-anak tak luput menjadi korban keganasan rudal Israel. 

Konflik di jalur Gaza kembali membara, pasca aksi tentara Hamas yang berhasil menembakkan tidak kurang dari 5000 roket dari Gaza ke arah Israel pada Sabtu, 7 September 2023. 

Hal ini dilakukan sebagai pembelaan atas apa yang dilakukan Israel dengan merampas tanah Palestina selama puluhan tahun, serta perlakuan buruk mereka terhadap warga Palestinaa di Gaza selama ini.

Serangan fajar yang dilancarkan tentara Hamas tersebut membuat Israel semakin meradang. Israel telah memblokade Gaza, memutus pasokan listrik, bahan bakar minyak (BBM), makanan, barang, dan air. 

Pasokan listrik utama di Gaza padam setelah satu-satunya pembangkit listrik di sana kehabisan bahan bakar. Selain itu Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan lebih dari 1.400 warganya tewas, serta ribuan lainnya luka-luka. (bbc.com, 13/10/1023)

Korban akibat perang ini disinyalir akan terus bertambah. Terlebih adanya dukungan Amerika Serikat dengan mengirim bantuan militer terhadap Israel. Sementara di pihak Palestina tidak ada bantuan militer sama sekali dari negara-negara Arab dan negeri muslim lainnya. 

Para penguasa Arab dan negeri muslim hanya berani mengecam dan menyerukan agar kedua belak pihak menghentikan peperangan. Pada saat yang sama, jutaan tentara muslim di berbagai negeri dibiarkan tetap berada di barak-barak mereka.

Akar Konflik Bumi Palestina 

Puluhan tahun lebih konflik rakyat Palestina dengan Israel telah terjadi. Hal ini bermula, saat Inggris merebut Palestina dari Kesultanan Utsmaniyah dalam Perang Dunia I. Melalui Deklarasi Balfour pada 2 November 1917, Inggris menjanjikan “rumah nasional bagi orang-orang Yahudi”.

Inggris pun memfasilitasi migrasinya orang-orang Yahudi ke bumi Palestina. Hingga pada tahun 1948 melalui keputusan PBB lahirlah negara Israel yang ditempatkan di Palestina. Hal inilah yang memicu perlawanan dari warga Palestina atas pendudukan kaum Yahudi.

Sejak pendudukan Israel 1948 sampai saat ini, Israel terus melakukan perampasan dan penyerangan terhadap penduduk Palestina. Kekuasaan Yahudi semakin meluas sampai kini 85 persen tanah Palestina telah dikuasai kaum Yahudi. Hanya 15 persen saja tanah yang tersisa bagi penduduk Palestina.

Warga Palestina semakin lemah ketika kaum muslimin yang lain tak kunjung memberi bantuan kekuatan militer. Meski bantuan kemanusiaan terus dilakukan, tapi hal tersebut tak mampu menghentikan kejahatan perang yang dilancarkan Israel. 

Sebaliknya penguasa Arab dan negeri Islam seperti Mesir, UEA, Arab Saudi, Maroko, Bahrain, Sudan, dan Turki justru menjalin hubungan diplomatik dengan negara zionis Israel. 

Semua ini terjadi tidak lepas dari pengaruh kekuatan global AS yang menguasai dunia saat ini. Sebagai negara adidaya, ia memberi dukungan penuh kepada kaum Israel dengan bantuan militer dan dukungan politiknya. 

Inilah yang menjadikan Israel semakin berada di atas angin. Meski melakukan kejahatan perang yang melanggar hukum internasional, mereka tidak mendapatkan sanksi dari polisi dunia PBB. 

Sementara penguasa Arab dan kaum muslimin tidak memiliki kekuatan global yang mampu menandingi Israel. Dengan prinsip nasionalisme yang sengaja dihembuskan Barat menjadikan kaum muslim terpecah belah dan tidak memiliki kesatuan politik. Hal inilah yang menjadikan Palestina tidak mendapat dukungan hingga tak berdaya menghadapi kebrutalan serangan Israel yang membabi buta.

Tanah Palestina adalah Milik Umat Islam

Tanah Palestina sesungguhnya merupakan tanah wakaf milik kaum Muslim. Palestina telah berada di bawah kekuasaan Islam saat dibebaskan oleh Khalifah Umar bin al-Khathab ra. pada tahun 15 H. 

Tanah tersebut beliau terima dari dari Safruniyus di atas sebuah perjanjian yang dikenal dengan Perjanjian ‘Umariyah, yang di antara isinya berasal dari usulan orang-orang Nasrani, yaitu “agar orang Yahudi tidak boleh tinggal di dalamnya.”

Di samping itu, bagi kaum muslimin, Palestina adalah bagian dari Syam yang tak dapat dipisahkan dari ajaran Islam. Syam adalah negeri yang terdiri dari Suriah, Yordania, Libanon, dan Palestina. 

Di Palestina terdapat Masjid Al-Aqsha yang merupakan salah satu masjid agung, tempat suci ketiga bagi umat Islam dan satu dari tiga masjid yang direkomendasikan Nabi SAW. untuk dikunjungi.

Syam juga adalah tempat yang amat mulia, tanahnya para nabi. Ibnu Abbas menyampaikan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, “Para nabi tinggal di Syam dan tidak ada sejengkal pun Kota Baitul Maqdis kecuali seorang nabi atau malaikat pernah berdoa atau berdiri di sana.” (HR. at-Tirmidzi)

Namun, sejak pendudukan Israel, bangsa Palestina mengalami penderitaan demi penderitaan. Ratusan ribu warga Palestina telah tewas dibantai. Puluhan ribu mengalami luka-luka dan cedera bahkan cacat. 

Ratusan ribu kehilangan rumah, tempat tinggal dan pekerjaan. Ribuan wanita dilecehkan kehormatannya. Anak-anak menjadi yatim-piatu dan kehilangan masa bermain yang umumnya dilalui masa kanak-kanak.

Oleh sebab itu harus ada upaya dari umat Islam untuk membebaskan bumi Palestina dari penjajahan Yahudi saat ini. Kaum muslimin tidak boleh membiarkan saudaranya di Palestina ada dalam penderitaan yang berkepanjangan.

Mengakhiri Konflik Palestina Israel

Solusi untuk menghentikan kejahatan penjajah Yahudi tak dapat dilakukan dengan dialog atau diplomasi. Kaum muslimin juga tidak boleh mengakui keberadaan negara Yahudi yang telah menjajah dan merampas hak-hak kaum muslimin di bumi Syam. 

Kaum Muslimin pun tidak bisa menerima solusi adanya dua negara di Palestina sebagaimana yang diusulkan PBB. Sebab dengan pendudukan dan penjajahan kaum zionis di Palestina awal konflik terjadi.

Maka untuk mengakhiri konflik tersebut, upaya yang dapat dilakukan tidak lain adalah dengan jihad. Yakni perang melawan penjajahan zionis dan mengusirnya dari tanah Palestina dengan kekuatan militer. 

Sebagaimana firman Allah SWT. dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 191: "Dan bunuhlah mereka di mana kamu temui mereka, dan usirlah mereka dari mana mereka telah mengusir kamu ...."

Karena itu, para penguasa Arab dan negeri muslim seharusnya mengerahkan tentara mereka untuk membantu para pejuang mujahidin demi mengusir kaum penjajah Yahudi dari negara itu. Terlebih jihad (berperang melawan musuh) merupakan amalan yang utama yang akan mendapatkan balasan berupa kenikmatan surga-Nya kelak di akhirat.

Untuk menyatukan tentara-tentara muslim ini, maka diperlukan adanya satu kepemimpinan untuk seluruh kaum muslimin. Oleh karenanya, keberadaan institusi global menjadi hal yang penting bagi umat Islam saat ini. Dengan jihad dan kesatuan umat Islam maka akan menjadi energi yang besar untuk dapat mengakhiri konflik yang terjadi di bumi Palestina.

Wallahu a'lam bishawab.


Oleh: Siti Aisyah
Pegiat Literasi
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar