Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ketika Istri Lebih Kaya


Topswara.com -- Rezeki diberikan oleh Allah kepada hamba sesuai kehendakNya. Rezeki diberikan Allah tidak tergantung apapun. Tidak jenjang pendidikan, profesi, pekerjaan bahkan juga tidak jenis kelamin. Semua terserah kepada kehendak Allah secara mutlak. 

Tidak aneh bila sering terjadi dalam rumah tangga ternyata istri lebih kaya dari suami. Entah hartanya didapatkan dari warisan atau usahanya sendiri. Seringkali hal ini menjadi sumber konflik antara suami istri jika disikapi dengan keliru bahkan salah. 

Seringkali istri karena merasa lebih kaya maka lupa dengan posisinya sebagai istri yang wajib taat dan hormat suami kapanpun dimanapun. Istri jadi merasa berhak tidak taat suami. Apalagi jika istri banyak memberikan fasilitas kepada suami. Seolah istri bisa berbuat apa saja kepada suaminya. 

Sementara suami juga sering lupa karena malas atau minder. Dia lupa bahwa dia pemimpin rumah tangga yang wajib membimbing dan menafkahi keluarganya sesuai kemampuannya. Dia menjadi malas dan mengandalkan istrinya. Atau dia menjadi minder sehingga tidak pede bergaul dan memimpin istri dan anaknya. 

Tentu saja kedua kondisi ini sangat berbahaya dan langsung menghancurkan keluarga tersebut di jantungnya. 

Lalu apa sikap yang tepat untuk suami istri dalam kondisi istri lebih kaya dari suami? 
Paling tidak ada dua hal paling pokok dari dua sisi:

Dari Sisi Suami

Pertama, suami tetap harus menafkahi istri dan anaknya karena itu kewajiban suami. 

Kedua, suami wajib tetap memimpin istrinya dalam menjalankan semua urusan rumah tangga nya karena memang dialah pemimpinnya. 

Ketiga, suami tidak boleh memanfatkan harta istri kecuali seizin istrinya. 

Keempat, suami harus tetap semangat bekerja dan tetap pede memimpin keluarganya. 

Dari Sisi Istri

Pertama, istri tetap wajib mentaati suaminya. 

Kedua, istri tetap wajib bersyukur atas nafkah dari suaminya berapapun. 

Ketiga, istri tidak boleh merasa lebih hebat atau merasa layak mengambil alih kepemimpinan rumah tangga karena memang itu bukan haknya. 

Keempat, istri sebaiknya membantu jika ada kekuarangan harta suami untuk kebutuhan rumah tangga. 

Kelima, istri dengan terus terang menyampaikan kepada suami bahwa istri memberikan suami memanfaatkan harta istri yang disebut dengan jelas misal rumah, mobil, motor, dan lain-lain.

Pada zaman materialistik ini maka harta seringkali menjadi fitnah yang menghancurkan segalanya. Hubungan suami istri hancur. Hubungan orang tua anak juga hancur. Hubungan persaudaraan hancur. Maka kondisi istri lebih kaya dari suami bisa jadi pula sebagai faktor penghancur rumah tangga.

Selamat berjuang Sobat moga selalu sakinah. []


Oleh: Ustaz Abu Zaid
Ulama Aswaja
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar