Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kemenangan P4L45T1N4 hanya dalam Kemenangan Islam


Topswara.com -- Perang Israel dan sayap Hamas pasukan penjaga Al- Aqsa di Gaza Palestine kembali memanas di laporakan oleh cnbcindonesia.com “Hamas menyatakan bahwa mereka telah memulai 'Operasi Al-Aqsa'. Lebih dari 5.000 roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke Israel pada Sabtu (7/10/2023). 

Tembakan roket diluncurkan dari beberapa lokasi di Gaza sejak pagi waktu setempat. Berlanjutnya ketidakadilan dan penindasan yang menimpa rakyat Palestina menjadi alasan dibalik situasi yang eksplosif ini dan ketiadaan perdamaian dan keamanan di kawasan.”

Jika kita menelisik kembali, tentang yang terjadi dengan saudari kita di tanah Palestine. Maka masalah konflik Palestina Israel bukanlah konflik satu bangsa dengan bangsa lain. Ini adalah konflik peradaban yang usianya sangat tua. 

Terbentang benang merah panjang, sejak Konflik Nabi Musa dengan Fir’aun, konflik antara Nabi Yusuf ‘alaihissalam dengan saudara-saudaranya, konflik antara Nabi Muhammad shallallah ‘alaihiwa sallam dengan kaum Yahudi di Madinah, konflik antara Yahudi dan Romawi, konflik antara Yahudi dengan negara-negara Eropa. Ujung-ujungnya adalah konflik abadi antara Allah Ta’ala dengan iblis laknatullah ‘alaih.

Perjalanan panjang konflik di masa modern hari ini dimulai di akhir-akhir masa kepemimpinan khilafah Turki Ustmani tepatnya Pasca Perang Dunia I, melalui Deklarasi Balfour pada tahun 1917, Inggris memberikan wilayah yang disebut sebagai Palestina kepada bangsa Yahudi. Hal ini jelas banyak mendapat penolakan dari berbagai sisi khusunya masyarakat Palestina.

Pasca Perang Dunia II, tepatnya pada tahun 1947 PBB mengadakan sidang terkait permasalahan Palestina. Sidang ini menghasilkan Rencana Pembagian PBB, dimana rencana ini membagi Palestina menjadi dua negara, satu negara Arab, dan satu negara Yahudi. 

Tentu keputusan ini ditolak mentah-mentah oleh pihak Muslim Palestina. Puncaknya, pada tahun 1948 meletus perang antara masyarakat Muslim dan Yahudi di Palestina. Perang dimenangkan oleh pihak Yahudi Israel dan membuat mayoritas wilayah Palestina dikuasai oleh Israel. Di lain pihak, komunitas Muslim Palestina terpecah dan kekuatannya semakin melemah.

Peperangan ini terus berjalan sampai dengan hari Ini, ini jelas menjadi gambaran kepada kita bahwa konflik yang terjadi pada Israel dan Palestine bukan hanya sekedar konflik hanya untuk mempertahankan tanah air atau tempat tinggal. 

Akan tetapi jauh lebih dalam makna sebenarnya ini adalah mempertahankan akidah, mempertahankan agama islam. Bahwa sejatinya Al-Aqsa adalah milik Islam, dan ini menambah daftar panjang kegagalan kapitalis dalam mengelola dunia. 

Jika kita pahami bahwa setelah Khilafah Turki Utsmani yang menerapkan sistem islam di Turki runtuh pada tahun 1924 M, maka dunia mulai menerapkan sistem kapitalis dalam aspek kehidupan dan memecah wilayah Daulah Islam menjadi beberapa negara, membuat terbentuknya sekat-sekat antara Negara satu dengan negara yang lain.

Selama kurun waktu 78 Tahun Konflik antara Palestine dan isreal tidak mampu diselesaikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang di gadang-gadang oleh Amerika dan negara-negara lain akan menjadi perserikatan yang akan membantu memecahkan permasalahan yang terjadi di dunia, namun faktanya sampai dengan hari ini, Palestine dan Israel masih terus memanas.

Bahkan solusi yang dikeluarkan oleh PBB pasca perang dunia kedua yang itu mendirikan dua negara dalam satu tanah Palestina bukanlah menjadi solusi untuk konflik antara Israel dan Palestina karena sejatinya tanah Palestina adalah tanah kaum Muslim.

Israel adalah sebuah negara, maka untuk melawannya kita juga membutuhkan sebuah negara. Lantas ke mana negara-negara muslim hari ini? Kenapa terkesan tidak memberikan bantuan kepada Palestina untuk memerangi tentara Israel? 

Karena pada kenyataannya adalah, negara- negara muslim hari ini di bawah komando antek Barat atas nama kerjasama baik ekonomi, sosial dan politik yang mengakibatkan kepala negara-negara Islam takut negaranya juga akan diperangi jika membantu Palestina maka atas nama kepentingan nasionalisme negara mereka hanya mampu berkoar di media tanpa ada pergerakan.

Seharusnya tak ada alasan bagi kita umat Muslim untuk takut kepada AS, apalagi Israel. Meskipun saat ini industri militer dunia Islam dalam keadaan mundur, namun jika kita bersatu untuk membela dan memperjuangkan Palestina bukan tidak mungkin Israel atau bahkan Amerika dapat kita kalahkan. 

Akan tetapi, saat ini kita tidak bisa menggabungkan potensi militer masing-masing Negara islam karena akibat sikap nasionalisme yang mengakar kuat dalam benak umat Muslim dunia. 

Nation state telah membuat sekat-sekat negeri-negeri Muslim dan menyibukkan umat muslim untuk mengurusi negaranya saja hingga menghilangkan ukhuwah islamiyah kepada saudarinya di belahan dunia yang lain 

Oleh sebab itu, sangat urgen untuk kita dapat memecahkan tembok nasionalisme dalam benak fikiran umat muslim, sebagaimana yang di contohkan oleh Rasulullah SAW. 

Menyatukan kaum Anshar dari madinah dan kaum muhajirin dari mekkah, dan merpersatuan suku-suku yang lain dalam bingkai Khilafah Islamiyah, yang kemudian dilanjutkan para Khulafa Rasyidin, dan dilanjutkan para khalifah selanjutnya.

Maka pada Saat itulah seruan jihad dalam satu komando akan terwujud. tentara Muslim dari seluruh wilayah di bawah naungan khilafah akan mampu mengusir tentara Israel. Sungguh, hal demikian tidaklah mustahil. Allah SWT berjanji bahwa Islam akan kembali memimpin dunia. 

Problematik akut yang melanda seluruh negeri, terkhusus negara-negara Muslim adalah akibat peradaban Barat yang memimpin dunia, sistem kapitalisme telah membentuk sebuah peradaban busuk yang tidak mengenal fitrah manusia. Jika sistem ini terus dipaksakan menjadi rujukan negeri-negeri Muslim dunia, maka tunggulah kehancurannya. 

Upaya untuk mengembalikan kekuatan umat di bawah bendera ar-Rayah dan Al-liwa’ adalah perkara yang mendesak. InsyaAllah kepemimpinan umat yang satu dalam bingkai daulah khilafah islamiah akan mampu jadi perisai umat, serta akan membawa peradaban dunia menuju titik terangnya. 

Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Zayyin Afifah
Pengajar dan Aktivis Dakwah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar