Topswara.com -- Sampah dan segala permasalahannya masih menjadi persoalan yang tidak kunjung selesai. Upaya yang dilakukan berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat belum sepenuhnya fokus menangani hal ini.
Bahkan sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan gerakan sosial sudah berupaya keras dengan berbagai gagasan dan langkah taktis.
Namun permasalahannya tetap tidak kunjung terurai. Tumpukan sampah yang kian meninggi menjadi pemandangan yang tidak sedap dipandang mata. Seperti yang baru-baru ini terjadi di area Pasar Sehat Cileunyi Kabupaten Bandung yang kondisinya sudah sangat menggunung.
Arman selaku pengelola Pasar Sehat Cileunyi menyatakan kesulitannya dalam menangani persoalan ini. Area tersebut walaupun sebelumnya sempat bersih, tapi sekarang kembali menggunung.
Awalnya dipicu oleh terjadinya insiden kebakaran di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat, hingga banyak yang tidak terangkut bahkan sampai tiga pekan. (jabarekspres.com, 12 Oktober 2023)
Berbagai upaya penanggulangan masalah sebenarnya sudah dilakukan oleh berbagai pihak terkait, dari mulai warga, RW sampai pihak kecamatan. Bahkan sanksi pun diberlakukan bagi orang yang membuang sampah sembarangan.
Namun masih belum ada perubahan yang berarti dan tidak efektif karena terbukti tumpukannya semakin bertambah banyak. Pemasangan spanduk pelarangan, hingga menurunkan pasukan untuk membersihkan nyatanya hanya bertahan dua sampai tiga hari, hari-hari berikutnya tetap kembali seperti semula.
Adapun Cara lain yang dilakukan pemerintah untuk penanggulangan masalah ini yaitu dengan mengelolanya secara mandiri melalui program TPS 3R; reduce (kurangi), reuse (memanfaatkan), recycle (mendaur ulang) atau mengadakan bank sampah. Tidak hanya itu, edukasi terus diberikan pada warga.
Bila kita teliti mengapa masalah sampah sulit diatasi, ternyata dikarenakan manajemen pengelolaannya hanya sebatas masalah teknis.
Padahal selain itu dibutuhkan juga solusi strategis, artinya butuh kebijakan yang mampu meyelesaikan permasalahan dengan konsep riayah (pemeliharaan) yang berkaitan dengan sikap dan pandangan hidup atau ideologi suatu negara.
Sayangnya, sistem kapitalisme yang diterapkan saat ini telah melahirkan sikap individualisme yang membuat masyarakat sulit menyadari arti pentingnya kebersihan.
Sikap pemerintah yang seolah menyalahkan masyarakat tentu bukanlah hal yang bijak. Karena faktanya edukasi yang diberikan pada mereka belum optimal, termasuk masalah penyediaan dana, lahan, dan pengolahan sampah yang seharusnya menjadi perhatian serius dari pemerintah.
Lalu solusi apa yang dapat mengurai dan menyelesaikan masalah ini dengan tuntas? Ketika aturan kapitalis gagal melakukannya, seharusnya kita sadar bahwa Islam menjadi satu-satunya alternatif untuk menyelesaikannya.
Berbeda dengan sistem kapitalisme, syariat Islam sangat mendorong kesadaran individu untuk hidup bersih dengan prinsip bahwa kebersihan adalah sebagian dari pada iman.
Sebagaimana hadis Rasulullah yang artinya :
“Islam itu bersih, maka jadilah kalian orang yang bersih. Sesungguhnya tidak masuk surga kecuali orang-orang yang bersih” (HR. Baihaqi).
Pemahaman tentang kebersihan yang mendasar menumbuhkan kesadaran seseorang untuk memilah, mengelola dan mengurangi sampah. Caranya dengan mengkonsumsi sesuatu secukupnya dan tidak berlebihan.
Upaya ini tertancap dalam gaya hidup Islam karena setiap kepemilikan akan ditanya pemanfaatannya, bernilai pahala ataukah berbuah dosa. Namun pada pelaksanaannya, upaya ini akan terbatas, sehingga butuh kerjasama dengan masyarakat sekitar.
Untuk itu diperlukan pengelolaan secara umum atau komunal. Yaitu melalui prinsip taawun (saling tolong menolong) dan bekerjasama dalam kebaikan.
Dan yang terpenting dari itu semua adalah adanya peran negara. Sejarah kekhilafahan mencatat pengelolaan sampah pada masa bani Umayah, di mana jalan-jalan di Cordova selalu bersih, hal ini terjadi karena ada mekanisme menyingkirkan sampah yang semula dilakukan individu, kemudian diambil alih oleh negara.
Pengelolaan sampah tidak bertumpu pada kesadaran dan kebiasaan masyarakat saja, melainkan tanggung jawab pemerintah. Edukasi pada masyarakat disampaikan sebagai amal salih yang dicintai Allah, yang dilakukan secara masif dengan prinsip bahwa manusia diharuskan menjaga kebersihan lingkungan.
Pemerintah sebagai pelayan masyarakat memastikan keberadaan sistem dan infrastruktur pengelolaan sampah umum. Selanjutnya mencurahkan segala upaya agar terkelola secara baik, juga mendorong para Ilmuwan untuk menciptakan teknologi-teknologi pengelolaan daur ulangnya sehingga kehidupan bersih, asri dan nyaman benar-benar terwujud.
Dengan demikian jelaslah bahwa hanya sistem Islam yang layak dijadikan solusi bagi setiap permasalahan yang ada dalam kehidupan, termasuk masalah sampah. Dan Itu semua hanya akan terwujud di saat syariat Allah SWT. diwujudkan dalam naungan sebuah sistem kepemimpinan Islam.
Wallahu a’lam bishawab
Oleh: Diana Romlah
Member Akademi Menulis Kreatif
0 Komentar