Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Inilah Bekal yang Harus Disiapkan agar Husnulkhatimah


Topswara.com -- Cendekiawan Muslim, Ustaz Adi Hidayat (UAH) menerangkan bekal apa yang harus disiapkan selama hidup di dunia, agar husnulkhatimah saat wafat.

“Kalau ingin didapatkan malaikatnya naasyithaathi nasytha (mencabut nyawa dengan lembut dan ringan), maka jaga ibadah dan hubungan kita dengan Allah SWT selama hidup,” tutur UAH di YouTube Adi Hidayat Official, pada Rabu (4/10/2023). 

UAH membacakan Al-Qur’an surah An-Nazi'at ayat 1-5 dan menerangkan tafsirnya. Ia menjelaskan tanda-tanda kematian husnulkhatimah dan apa amalan yang harus disiapkan sebagai bekal menjemput kematian yang husnulkhatimah, dengan membedah tafsir dari ayat ke 2-4 Qur’an surah An-Nazi'at. 

Berikutnya ustaz menguraikan siapa orang-orang yang dicabut dengan lembut itu, yang tenang itu, yang nyaman itu, sampai malaikat yang ditugaskan pun oleh Allah sifati dengan nasyithaathi nasytha.
“Pakai wau, wau-nya athaf kepada qosam. Qosam-nya sumpah. Saya bersumpah, kata Allah, ada di antara hamba-Ku yang Aku kirimkan hanya malaikat yang lembut untuk mencabut nyawanya. Sumpahnya Allah mengirimkan malaikat yang lembut selembut-lembutnya untuk mencabut nyawa hamba-Nya. Siapa hamba yang dimaksudkan di sini?” tanya UAH.

Ustaz melanjutkan ke ayat 3 sampai 5 yakni, wassaabihaati sabha. Fassaabiqaati sabqaa. Falmudabbiraati amra. 
“Allahu akbar. Ini kuncinya. Wassabihati, di sini masih pakai qosam. Wassabihati sabha. Setelah itu pakai fa litartib. Fassabiqati sabqa. Pakai fa’. Setelah itu apa? Falmudabbirati amra. Dah, sampai sini. Sampai ayat 5. Ini kuncinya,” paparnya.

Menurut UAH, ayat-ayat tersebut merupakan sindiran halus dan tajam sekali. Siapa orang-orang yang akan dicabut dengan lembut, dipisahkan dari kehidupan dunia yang mungkin dialami dengan keras. 

“Kadang-kadang, ada orang-orang yang saat hidup di dunia, mungkin mengalami kejadian yang keras, tidak mengenakkan, kasar, dan sebagainya. Tapi ketika meninggal, lembut sekali. Halus dan bahkan viral di alam langit. Bagaimana kemuliaan orang-orang ini, Allah contohkan lewat tugas malaikat. selain yang mencabut nyawa dengan dua sifat tersebut, Allah tugaskan juga dengan tiga tipikal pokok malaikat. Nah, tiga inilah sebetulnya sebagai isyarat karakter-karakter amal untuk kita demi menjemput kematian yang husnulkhatimah,” terangnya.

Lebih jauh UAH memerinci kunci-kunci amalan yang harus dijaga kalau menginginkan husnul khatimah, mendapatkan malaikat yang lembut dalam sakaratul maut, dan surga yang terbaik. 
Pertama, teladani malaikat dalam rangka beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Hal tersebut dipahami dari ayat ke 3, (Aku bersumpah, Aku juga siapkan malaikat yang tugasnya hanya bertasbih saja dengan cepat, dengan indah, dan kuat). 

“Ibadah ritual ini digambarkan di Al-Qur'an dengan kata-kata tasbih. Menariknya apa? Semua alam ini diciptakan oleh Allah untuk bertasbih. Buka Qur’an surah 17 ayat ke-44. Dan tempatnya pun di surah ke-17 (Al-Isra'), 17 rakaat. Peristiwa israk kan peristiwa yang didapatkan dari israk dan mikraj itu kan shalat kan? Shalat itu teman-teman sekalian, itu gambaran tasbih untuk kita. Malaikat Juga bertasbih. Jangan tinggalkan ibadah ritual, kalau masih yakin, masih beriman,“ pesannya. 

“Makanya kalimat shalat itu dibuka dengan iman. Kalimat shalat pertama Al-Baqarah ayat 3, alladziina yu'minuuna bilghaybi wa yuqiimuunashsholata. Dan disebut dengan kalimat iman. Satu-satunya ibadah yang disebut dengan iman, cuma shalat . Di Qur’an itu di Al-Baqarah ayat 143,” ulasnya.

Kedua, fassabiqaati sabqa. Ada malaikat yang berlomba mencatat amalan hamba. Dalil yang menegaskan hal tersebut adalah Al-Baqarah ayat 148. Sama dengan fa di sini (Nazi'at: 3), Fa di sana (Al baqarah: 148), fastabiqul Khairat. Maka hendaklah seorang hamba berlomba dalam kebaikan.

“Setiap hamba yang ibadah itu, pasti punya kecenderungan fokus pada ibadah tertentu. Contoh ada yang senang tahajud, belum konsisten puasa sunah. Tahajud rutin tiap malam, tetapi Senin Kamis belum puasa. Ada yang puasa Senin Kamis, tapi tahajud belum. Ada yang sudah puasa Daud bahkan, tetapi tilawah Qur'an belum. Ada yang senang baca, tetapi belum menghafal. Ada yang senang hafal, tetapi enggak tahu arti. Ada yang senang kajian, ngaji artinya, tafsir, tetapi juga baca belum optimal. Ada yang begitu, ujarnya. 

“Nah, sekarang maksudnya apa? Kita itu saat sebelum pulang, siapkan amalan-amalan favorit yang kita pilih di dunia sebagai bekal andalan kita pulang itu apa? Supaya malaikat berlomba-lomba mencatat. Ayo kita berlomba-lomba. Dan ini di-jamak-kan, fastabiqul khairat. Semuanya baik kata Allah, tapi silakan berlomba,” jelasnya.

Lebih jauh UAH menerangkan, malaikat maut memiliki dua sifat. Sifat pertama adalah malaikat maut yang mencabut nyawa dengan sekeras-kerasnya, sedalam-dalamnya. Hal tersebut terungkap di ayat 1 surah An-Nazi'at. 

“Allah ingin menunjukkan bagaimana keadaan orang-orang di golongan pertama yang disampaikan oleh Al-Qur'an, betapa (maaf) mencekamnya keadaan saat dia pulang. Ini sampai Allah kirimkan khusus dalam suasana itu, malaikat yang memang bengisnya luar biasa untuk mencabut,” ulasnya.

Selanjutnya Ustaz Adi Hidayat menguraikan golongan kedua, yang diilustrasikan dalam ayat kedua, yakni wannasyithati nasytha. Nasyithah berarti satu gerakan yang lembut, halus, tidak terasa, sudah berubah, bergerak, berpindah. 

“Nabi mengilustrasikannya begini. Kalau ada rambut yang halus, lembut, tipis. Kemudian ada adonan yang halus juga, lembut, tipis. Kayak ngambil rambut itu dari adonan itu, halus, berpindah. Senyum, Laa ilaaha illallah, meninggal. Sujud, enggak bangun lagi. Lagi baca Qur’an, cuman begini, laa ilaaha illallah,” paparnya.

Ustaz menambahkan bahwa contoh-contoh kematian yang indah tersebut saat ini sudah banyak ditampakkan lewat video. Di YouTube dengan klik kata pencarian wafat husnulkhatimah misalnya, maka akan tampil video-video tersebut. Misalnya, seorang Syeikh mengajar, meninggal. Sedang membaca Qur’an, wafat. Lagi sujud, wafat. Bisa dilihat bagaimana wafatnya.

“Nah itu Allah tugaskan malaikat yang kedua, wannaasyithati nasythaa. Ada orang-orang yang Allah tugaskan malaikat untuk mengambil nyawanya, menemui mautnya, dalam keadaan selembut-lembutnya, sehalus-halusnya, sampai rasa yang dia dapatkan pada saat kematian itu pun rasa-rasa yang ringan. Masih terasa, tetapi ringan, lembut. Itulah yang menyebabkan orang kadang berkeringat saat meninggal itu . Ya, diambil tenang, dia meninggal tenang,” urainya.

“Menariknya, yang seperti itu sekarang sudah banyak ditampakkan lewat video. Tuh, kalau sudah Allah tampakkan, ayatnya menjadi kauniyah, dan belum sadar juga, maka dengan cara apalagi Allah berikan hidayah untuk bertobat,” ungkapnya.
 
Ustaz juga berpesan untuk tidak takut atau khawatir terhadap sesuatu yang pasti. Kematian itu pasti. Berjumpa dengan malaikat maut itu pasti. Takut atau tidak, setiap orang pasti akan menjumpai. Yang perlu ditakutkan atau dikhawatirkan itu adalah sesuatu yang belum pasti. Yakni bekal untuk menjumpai tibanya ajal.

“Jadi yang ditakutkan tuh yang belum pastinya. Nah, yang belum pasti itu bekalnya, amalnya apa. Begitu itu yang tidak pasti itu, yang kita khawatirkan. Karena enggak punya harapan untuk setelahnya,” pungkasnya. [] Binti Muzayyanah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar