Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Hari Santri, Momentum Kembalikan Semangat Perjuangan Hakiki


Topswara.com -- Sejarah telah menunjukkan bahwa semnagat santri dalam sejarah perjuangan negeri ini ialah sesuatu yang layak terus diperdengungkan. Namun mirisnya hari ini, yang terjadi justru pembajakan dan degradasi peran santri dalam kehidupan. 

Terlebih lagi hanya memfokuskan santri menjadi sumber daya manusia yang akan meramaikan kancah perekonomian, dengan mendulang pesantren membuat produk-produk. Serta menargetkan agar para santri hanya sekadar punya ciri kebangsaan dan nasionalis. 

Dilansir dari ANTARA (Jakarta), Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan peringatan Hari Santri tanggal 22 Oktober menjadi momentum untuk meningkatkan peran para santri dalam proses pembangunan nasional. 

Menurut Rerie sapaan akrab Lestari, bekal pendidikan akhlak yang diterima para santri di pesantren merupakan salah satu faktor penting yang sangat dibutuhkan dalam membangun SDM nasional saat ini.
(22/10/2023).

Di tengah berbagai problem kehidupan saat ini, baik itu pada tingkat global, regional maupun nasional, sangatlah relevan mengembalikan lagi spirit resolusi Jihad dalam makna yang sebenarnya. Di mana awalnya Islam mendorong setiap Muslim, terlebih lagi para santri untuk memiliki peran dalam kehidupan sesuai dengan tuntunan Islam. 

Apalagi berita duka yang datang tidak berhenti dari saudara kita kaum muslimin di Palestina, yang membutuhkan semangat serta perjuangan jihad. Agar tanah yang dimuliakan itu terbebaskan dari bombardir serta jajahan kafir zionis Israel yang terlaknat. 

Maka tidak boleh hanya memusatkan perhatian para santri sebatas menjadi kebanggaan bagi negerinya sendiri, melainkan juga memiliki spirit jihad membela agama Allah dan saudara seiman-nya di mana pun berada, tidak melihat pada suku, ras ataupun kebangsaannya. 

Sebab Islam ialah satu kesatuan, yang mana Allah telah mempersaudarakan kaum muslimin sebagaimana bunyi ayat Al-Isra ayat 32. 

Sungguh keadaan umat hari ini, bahkan kaum terpelajarnya sekalipun telah terbawa pada kemunduran pemikiran. Akibat sekat-sekat nasionaisme yangdiwariskan oleh para penjajah terdahulu kepada umat, yang menjadikan umat hanya peduli akan urusan bangsanya sendiri. 

Adapun ketika ingin membela negeri kaum muslimin yang lain, solusi yang diberikan biasanya hanya pada bantuan harta, logistik dan obat-obatan. Padahal yang dibutuhkan adalah pasukan militer negeri Islam untuk melawan kafir penjajah.

Itu lah kenapa kita amat membutuhkan gerakan perubahan di tengah-tengah umat. Di mana para santri semestinya berperan besar dalam laju pergerakan itu. Ialah dengan menjadikan akidah Islam sebagai asas dalam meneladani kehidupan juga asas dalam menyelesaikan setiap persoalan dunia. 

Tidak hanya itu, juga serius dalam meneladani Rasulullah SAW dalam menerapkan Islam kaffah dalam kehidupan, serta mengikuti metode perjuangan dan dakwah beliau.

Bukan sebagaimana hari ini, hanya sekadar menjadikan Rasulullah SAW sebagai manusia terbaik akhlaknya untuk ditiru, lalu melupakan bagaimana luar biasanya perjuangan politik serta jihad Rasul dalam memperjuangan dan membela agama Allah.

Wallahua'alam bisshawab.


Oleh: Tri Ayu Lestari
Penulis Novel Remaja dan Aktivis Dakwah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar