Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Empat Hal yang Penting Diketahui Orang Tua untuk Menjaga Anak dari Bullying


Topswara.com -- Pemerhati keluarga dan generasi Ustadzah Dedeh Wahidah Achmad menjabarkan setidaknya ada empat hal yang penting diketahui oleh orang tua untuk menjaga anak dari perundungan (bullying).

"Apa yang harus dilakukan oleh orang tua untuk membentengi atau menjaga anak-anak kita dari korban bully? Itu yang penting untuk diketahui oleh kita," ujarnya dalam Agar Anak Tidak Menjadi Korban dan Pelaku Bullying di kanal YouTube Muslimah Media Center, Ahad (01/10/2023).

Pertama, menanamkan rasa percaya diri pada anak. Dia menegaskan, rasa percaya diri bukan dibangun oleh keadaan fisik atau kemampuan secara materi, tetapi dibangun atas keimanan.

Ia menjelaskan, generasi Muslim adalah makhluk yang paling baik di antara ciptaan Allah yang lain, sebagaimana firman Allah dalam surat Ali-Imran ayat 110. "Kuntum khaira ummatin ukhrijat lin-nasi ta'murụna bil-ma'rụfi wa tan-hauna 'anil-mungkari wa tu'minụna billah."

"Kunntum khoiru ummah, Anda (seorang anak Muslim) adalah anak generasi terbaik. Jadi, tidak perlu merasa minder, tidak merasa rendah diri. Karena seorang Muslim tinggi derajatnya di sisi Allah," ungkapnya.

Apalagi, tambah dia, dalam QS. al-Hujurat ayat 13 Allah menyatakan, inna akramakum 'indallahi atqakum, yang paling baik, yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa. 

Karena itu, Ustadzah Dedeh mengingatkan orang tua agar membangun rasa percaya diri pada anak bukan berdasarkan kualitas fisik. "Karena, (kalau) fisik terdapat kekurangan. Tetapi ketika seseorang punya keimanan, bisa menjaga karakter sebagai Muslim berupa ketakwaan, maka dia atqakum. Dia menjadi yang paling bertakwa. Maka, dia yang akram, dia yang paling mulia," bebernya.

Kedua, memastikan kemampuan anak dalam berkomunikasi. Menurutnya, salah satu pemicu anak menjadi korban bully karena tidak mampu mengungkapkan, tidak mampu mengekspresikan keinginan dan apa saja yang dimaksudkannya, sehingga boleh jadi dia akan menarik diri dari lingkungannya. Berbeda dengan anak yang punya kemampuan komunikasi, lanjutnya, anak lantang berbicara akan mampu mengekspresikan harapan atau keinginannya, sehingga akan muncul percaya diri.

"Karena itu, orang tua punya PR bagaimana melatih kemampuan anak kita dalam mengungkapkan apa yang dirasakan, apa yang didengar, apa yang diinginkan, termasuk rasa sakitnya, termasuk kesulitannya," terangnya.

Ketiga, orang tua punya kewajiban untuk membangun kemampuan penyelesaian masalah. "Anak-anak yang tidak mampu menyelesaikan masalah, dia akan minder, dia akan menarik diri dari lingkungannya dan tadi, menjadi pemicu orang lain untuk mem-bully dia," ungkapnya .

Sementara, tambahnya, anak-anak yang punya kemampuan untuk menyelesaikan masalah akan berani maju ketika ada yang menantangnya, akan berani menolak meski ada yang mengancamnya. "Karena dia punya jalan keluarnya, maka pada saat itu potensi atau peluang untuk terjadi bully bisa diatasi oleh anak," imbuhnya.

Keempat, membangun paradigma. "Ketika ada masalah itu, bukan aib," ujar Ustazah Dedeh.

Ia menjelaskan, terkadang ada anak yang punya permasalahan dal pertemanan di sekolah, di lingkungan bermain dan dia melakukan kesalahan. 

"Ketika paradigmanya salah, dia menganggap kesalahan itu sebagai kegagalan, ketidakbisaan itu sebagai sebuah aib atau sebuah cacat bagi dia. Maka, dia akan terkendala untuk melaporkan untuk memberitahukan kepada orang tuanya atau kepada gurunya atau kepada orang-orang yang sebenarnya bisa untuk membantu dia. Dia merasa malu sehingga masalah itu dia pendam sendiri, dia tutup-tutupi yang boleh jadi suatu saat menjadi pemicu/dia menjadi korban bully," tuturnya.

"Karena itu, maka tanamkan pada anak-anak kita bahwa yang namanya orang baik, orang yang berhasil itu bukan orang tanpa masalah. Kesalahan, kesulitan, kekurangan itu bukan aib, tapi itu adalah sesuatu yang harus diselesaikan dan kita orang tuanya, gurunya, temannya, siapa pun, kita itu siap untuk membantunya," pungkasnya.[] Istiqamah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar