Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Dialog Sama Nabi (4): Salah dan Benar MeneladanMu?


Topswara.com -- Bukan kabar burung untuk terus mengurung
Berkutat pada sebuah amanat dalam meneladani
Benar menurut syariah baik untuk umatnya
Salah menurut syariah buruk untuk umatnya

Terkadang manusia lupa dalam meneladani baginda Nabi
Teringat akan pesan yang menggetarkan
Semua umat Muhammad akan masuk surga
Kecuali yang enggan dan segan

Ah betul juga kenapa enggan?
Padahal tinggal manut dan nurut semua jadi runut
Beriringan dalam bentuk kemauan
Meniti jalan lurus dan tegak lurus bersama syariah Islam

Tiadalah ucapan dan tindakanmu
Berdasar hawa nafsu dan semau-mau 
Manusia pilihan sebagai contoh manusia dalam kehidupan
Perintah apa yang datang dari Rasul maka ambillah dan yang dilarang tinggalkanlah

Dari mana hamba tahu ini salah?
Dari ilmu yang berguna untuk memahami arah keliru
Dari mana hamba tahu ini benar?
Dari pengkajian mendalam akan Islam

Ya Nabi salam 'alaika
Sholat saja diperintah seperti engkau mengerjakannya
Ibadah ritual yang vital sebagai bekal
Bukti dan pembeda mana yang beriman dan ingkar

Ya Nabi seperti dalam kehidupan sehari-hari
Rasanya hamba masih jauh cara meneladanimu
Kadang tak perlu rupa untuk bersua
Kadang malas menuntut ilmu sebab kebodohan hamba

Ya Nabi kenapa ya hamba bisa berfikir sedemikian rupa?
Apa sebab pikiran memisahkan agama dari hidup sudah berkarat?
Hingga pemikiran di luar Islam diembat tanpa dibabat
Masih adakah kesempatan bertaubat?

Ya Nabi rindu yang tiada terperih
Ajari hamba cara mencintai dan meneladani tanpa perlu banyak teori
Langsung praktik tanpa sikap jutek
Dan tidak ikut-ikutan orang jelek

Meneladanimu tanpa rasa ragu
Salah menurutmu sebab dibimbing wahyu
Benar menurutmu sebab sifat shiddiq, amanah, tabligh, dan fatonah
Manut nabi selamat diri ini

Ya Nabi, boleh ya engkau menerima hamba sebagai umatmu
Hamba yang berharap syafaat untuk bisa bermanfaat
Hamba yang berharap bersanding dengan kekasih hati
Karena di penghujung engkau bilang ummati, ummati, dan ummati


Oleh: Hanif Kristianto
Analis Politik dan Media
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar