Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Abainya Negeri Muslim atas Solusi Konflik Palestina-Israel


Topswara.com -- Tidak terhitung jumlah penduduk Palestina telah syahid. Ratusan ribu penduduk mencari perlindungan, rumah sakit pun tak luput jadi kebrutalan zionis Israel. Gedung-gedung hancur dibom, jerit tangisan tak berkesudahan, begitupun dengan darah tak henti membasahi tanah Gaza. 

Kematian lebih nyata dari pada kehidupan. Sudah puluhan tahun masyarakat Palestina hidup di bawah kedzaliman Israel, dan sungguh ini yang terparah. 

Maka wajar melalui media sosial, seruan jihad yang disampaikan Panglima Tinggi Al-Qassam, Muhammad ad-Dhaif digaungkan hingga Jakarta pun disebut. "Wahai segenap bangsa Arab dan Islam dari benua hingga teluk, dari Tangier (Maroko) hingga Jakarta, wahai para segenap umat merdeka dari seluruh dunia".

Dalam seruan tersebut berisikan, Panglima Al-Qassam memperingatkan Otoritas Zionis Israel yang telah menjajah tanah, mengusir penduduknya, menghancurkan kota-kota, dan meluluh lantahkan desa-desa, dan merampas hak-hak bangsa. Menerapkan blokade kebijakan yang melanggar norma kemanusiaan dan mengebiri tradisi hukum internasional. 

Maka dikatakan untuk tidak meneruskan tindakan kriminal mereka pimpinan tersebut sudah berjanji kepada pemimpin dunia tidak tinggal diam untuk meletakkan batas kriminalitas penjajahan atas nama hak tempat suci dan tanah kaum muslim. Juga untuk memaksa penjajah agar mematuhi hukum keputusan internasional. Jika pun hal tersebut tetap diabaikan, maka jihad lah langkah selanjutnya." (Republika.co.id,15/10/2023).

Banyak umat di berbagai bangsa menyerukan penghentian perang dan mengecam Israel, kebrutalan kafir penjajah tersebut sudah sangat melampaui batas. 

Namun miris jika banyak kaum muslim tidak mengetahui akar persoalannya, terlebih lagi jika negeri muslim hanya mengecam dan tidak mengirimkan pasukannya untuk membantu konflik yang ada di Palestina. 

Permasalahan yang terus berlarut ini, tidak lain karena adanya upaya pencaplokan lahan oleh Israel sehingga orang-orang Palestina terancam terusir dari lahan yang telah mereka tempati ratusan tahun sebelumnya. 

Dunia terdiam seribu bahasa menyaksikan kondisi Palestina yang mencapai puncak kezaliman Zionis Israel. Sungguh apa yang terjadi saat ini akibat dari sekat-sekat nasionalisme bangsa. Di mana hal ini sangat menguntungkan bagi musuh-musuh Islam agar umat tercerai berai tanpa adanya pemimpin yang bisa melindungi. 

Nasionalisme sungguh sangat berbahaya karena mengakibatkan umat satu dengan yang lainnya tidak saling mengenal bahkan tak peduli. Benarlah pesan yang disampaikan Rasulullah SAW., tentang bahaya nasionalisme:
"Barang siapa yang mengajak kepada Ashobiyah (fanatisme golongan) maka dia tidak termasuk golongan ku" (HR.Muslim) 

Selain nasionalisme, akar permasalahannya akibat umat muslim tidak memiliki pemimpin yang akan mampu melindungi jiwa, kehormatan dan harta. 

Sejak keruntuhan khilafah Utsmaniyah, wilayah tersebut dibagi-bagi oleh Inggris dan Perancis. Penguasaan Eropa atas Timur Tengah memunculkan fanatisme kesukuan atau nasionalisme. 

Akibatnya hingga saat ini dengan mudah Israel mendeklarasikan tanpa adanya persetujuan dunia. Sungguh ini adalah penjajahan yang nyata. 

Penderitaan Palestina adalah ulah dari Israel, dimana kafir penjajah tersebut memiliki kekuatan secara politik dan militer karena dukungan Inggris dan AS. Segala rasa sakit, kehidupan yang tidak hidup adalah kependudukan Israel di Palestina. Saat mereka semakin brutal maka harus ada kekuatan dari kaum Muslim untuk membantu.

Sejarah telah mencatat, ada kekuatan yang mampu mencegah tindakan Israel yang sewenang-wenang. Kekuatan itu adalah persatuan kaum muslim. Bersatunya kaum muslim dalam satu komando. 

Seorang panglima perang bernama Shalahuddin al-Ayyubi. Ia bisa bergerak sempurna karena adanya persatuan kaum muslim dalam satu institusi atau kepemimpinan yakni negara Islam. 

Tatkala kaum muslim memiliki kekuasaan yang ditakuti. Untuk mendirikan negara saja, Yahudi harus ijin terlebih dahulu kepada pemimpin Islam (khalifah). 

Kisah Theodor Herzl (pemimpin gerakan Zionis) menjadi bukti nyata bagaimana kekuatan negara dalam Islam. Kala itu meminta ijin pada Sultan Abdul Hamid ll untuk memberikan tanah di al-Quds bagi kaum Yahudi. Sultan dengan tegas menolak sambil berucap melalui perdana menterinya, "nasehatilah Herzl agar jangan meneruskan rencananya, karena tidak akan aku lepaskan tanah ini walaupun sejengkal, karena ini adalah tanah milik kaum Muslim bukan tanahku". 

Alhasil, umat Islam harus menyadari apa yang terjadi di Palestina bukan sekedar masalah kebangsaan, melainkan permasalahan kaum muslim seluruh dunia. Oleh sebab itu persatuan kaum muslim sangat dibutuhkan agar terwujud kemerdekaan sejati bagi Palestina. 

Umat Islam harus memiliki pemimpin yang tegas untuk memerangi Israel dan mengalahkannya. Pemimpin itu hanya akan terwujud dalam negara Islam. Sudah seharusnya umat berjuang bersama-sama untuk mewujudkannya agar Palestina terbebas dari penjajahan Zionis Israel. 

Semua itu akan terwujud dengan perjuangan kaum muslim yang bersungguh-sungguh dalam keikhlasan, dan kesabaran. Karena dengan terbentuknya ukhuwah Islamiyyah, maka penjajahan zionis Israel akan hilanghilang. 
Wallahu a'lam bish shawwab.


Oleh: Khatimah
Pegiat Dakwah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar