Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

4 Perkara Primordial Manusia untuk Dijauhi Muslim


Topswara.com -- Artikel ini adalah notulensi dan rangkuman dari pengajian oleh Ustadz Badrus Salam dalam Channel Youtube Rodja TV. Perbaharui niat dengan meluruskannya murni hanya mengharap ridlo Allah serta mencari ilmu berupa kesesuaian dengan bimbingan Rasul.

“Bismillah,” empat perkara yang akan terus ada dari ummatku dari perkara jahiliah, kata nabi, yaitu sebagaimana tercantum dalam hadits berikut, yaitu:

قَالَ وَعَنْ أَبِي مَالِكٍ الْأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
أَرْبَعٌ فِي أُمَّتِي مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ
لَا يَتْرُكُونَهُنَّ
الْفَخْرُ بِالْأَحْسَابِ وَالطَّعْنُ فِي الْأَنْسَابِ
وَالِاسْتِسْقَاءُ بِالنُّجُوْمِ وَالنِّيَاحَةُ
ثُمَّ قَالَ وَالنَّائِحَةُ إِذَا لَمْ تَتُبْ قَبْلَ مَوْتِهَا
تُقَامُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَعَلَيْهَا سِرْبَالٌ مِنْ قَطِرَانٍ
وَدِرْعٌ مِنْ جَرَبٍ
أَخْرَجَهُ الْإِمَامُ مُسْلِمٌ فِي صَحِيحِهِ

Artinya: “Beliau berkata, dan diriwayatkan dari Abu Malik al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada empat perkara pada umatku yang berasal perkara jahiliyah. Mereka tidak akan meninggalkan empat perkara itu: (1) membanggakan diri dengan kejayaan leluhur, (2) mencela nasab, (3) meminta hujan dengan bintang-bintang, dan (4) meratapi orang mati.” 

Kemudian beliau bersabda, “Dan wanita yang meratapi mayit, jika tidak bertaubat sebelum meninggal dunia, maka ia akan dibangkitkan di hari kiamat dengan memakai pakaian dari kuningan yang dilelehkan dan baju kurung dari penyakit kulit.” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab ash-Shahihnya).

Perkara pertama, membanggakan diri dengan kejayaan leluhur. Berbangga dengan nenek moyang. Artinya berbangga dengan kelebihan-kelebihan pada diri sendiri dan nenek moyang. Tujuannya adalah menganggap remeh orang lain.

Sikap seharusnya adalah tidak nenyombongkannya sebab itu adalah pemberian Allah dan sombong adalah dosa besar, bahkan Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah mengatakan dosa sombong lebih besar dari perbuatan zina dan memakan riba. Maka perangai ini tidak layak di dalan diri seorang Muslim.

Oleh karena itu, Muslim yang benar dikatakan adalah Muslim yang tawadhdhu’, tidak berbangga. Sebab kelebihan apa pun yang dimiliki adalah dari dan milik Allah maka seharusnya disyukuri bukan disombongkan, ada pun cara mensyukurinya adalah dengan beraikap tawadldlu’.

Kedua, mencela nasab, yaitu menjelek-jelekkan nasab orang. Semisal orang merasa bangga sebagai keturunan orang suci, keturunan Nabi misalnya kemudian merendahkan dan menghina orang lain yang bukan keturunan Nabi maka ini tidak boleh.

Sebab kemuliaan di sisi Allah sejatinya tidak ditentukan oleh nasab, tetap ketaqwaan. Sebagaimana firman Allah: “Innallaha akromakum ‘Indallahi atqookum.” Rasulullah bersabda, “tidak ada kelebihan (al-fadhla) orang Arab atas orang selain Arab selain takwa.” Demikian penegasan dari Rasul, khususnya terhadap perangai Musyrikin, Kafiriin, Jahiliyin.

Ketiga, Meminta hujan dengan menggunakan bintang-bintang. Rasulullah bersabda yang dengannya Ulama berpendapat dan menjadikan potongan sabda Beliau Shallahu ‘alaihi wa sallam sebagai doa atau ungkapan seorang Muslim ketika turun hujan.

Barang siapa yang mengatakan hujan adalah sebabkan oleh bintang-bintang maka ia telah kafir, sebab orang yang beriman akan mengatakan, “kami telah dihujani dengan keutamaan (fadhli) Allah dan rahmatNya.” Dikatakan, dengan keutamaan (karunia) dan Rahmat Allah.”

Keempat, meratapi kematian. Meratapi mayat dengan berteriak-teriak, menjambak-jambak rambut, merobek-robek baju adalah perangai jahiliah.
Dikatakan, wanita yang meratapi kematian dan tidak bertobat hingga kematian menjemput maka pada hari kiamat ia akan datang dengan dipakaikan pakaian yang terbuat dari timah panas dan panasnya api neraka.

Hikmah yang dapat diambil adalah meninggalkan perkara-perkara jahiliah, yaitu perkara-perkara yang bertentangan dengan Islam. Dikatakan bertentang secara hukum Islam. Meski misal diamalkan oleh sebagian orang Islam. Itulah yang dinamakan perangai jahiliah.

Adapun penggunaan istilah masa jahiliah adalah masa sebelum kedatangan Islam. Setelah datangnya Islam dimutlakkan tidak boleh lagi diistilahkan dengan masa jahiliah meskipun seseorang melakukan perkara-perkara jahiliah. Tetapi sebutannya adalah perangai jahiliah, itu yang dibolehkan, bukan masa jahiliah. “Wa Allahu a’lam.”


Oleh: Nazwar, S. Fil., M. Phil.
Penulis Lepas Yogyakarga
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar