Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Urgensi Menghidupkan Masjid Dua Puluh Empat Jam


Topswara.com -- Artikel ini adalah notulensi dan rangkuman dari pengajian di Masjid al-Ityihad, Yogyakarta yang diadakan sebagai usaha memikirkan ummat Islam. Ummat, ya, disebut ummat atau sebutan ummat adalah untuk pengikut Nabi Muhammad, hal ini berbeda dengan pengikut sebelum Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam disebut kaum (qaum). Ummat berarti satu untuk semua dan semua dan satu.

Maka pengikut Nabi Muhammad disebut ummat Muhammad, yang berarti satu umat untuk mengajak semesta alam beribadah kepada satu Tuhan.

Ibadah adalah mengusahakan bukan untuk diri tetapi mengusahakan seluruh ummat manusia beribadah kepada Allah.
Ibadah adalah kerja dakwah, yang terbagi pada dua: I’tiqoly, dan maqaami adalah bersifat penting, dimisalkan tangan, baik kanan juga kiri adalah penting dan berguna.

Namun dari keduanya terdapat perbedaan, yaitu pada waktu, yaitu i’tqaaly bersifat mutlak atau tidak terbatas sedang maqaami dibatasi, atau kerja dakwah dengan terbatas waktu tertentu, semisal satu bulan, empat puluh hari, dan seterusnya.

Langkah dakwah berupa maqaami dapat ditempuh selain bersikap ramah-tamah dengan ulama dan siswa/mahasiswa (penuntut ilmu) yang utama adalah dengan memakmurkan masjid.

Amal masjid adalah amal hidayah yang harus dihidupkan sehari semalam penuh (24 jam). Masjid harus dijadikan tempat mendapat hidayah maka harus dihidupkan dengan beramal tanpa henti.

Seperti halnya dihidupkan Masjid Nabawi oleh para sahabat di zaman Rasul. Orang-orang bahkan menjadikan masjid sebagai tempat orang menghilangkan masalah.
Akan datang suasana orang merasa malu jika tidak beramal tidak sebagaimana yang terjadi saat ini sebaliknya merasa malu jika beramal, menerapkan berbagai sunnah seperti memakai tongkat, berpeci berjenggot justru malu, hal ini dipengaruhi juga oleh umat Muslim yang belum menghidupkan masjid dengan beramal penuh selama dua puluh empat jam.

Langkah yang dapat ditempuh adalah dengan mengajak teman atau berteman dalam rangka musyawarah. Agenda utamanya adalah dengan mengajak orang agar ke masjid.

Urgensi musyawarah sebagai langkah dakwah bahkan ada yang mempersamakannya dengan shalat berjamaah. Adapun secara terperinci, pelaksanaan musyawarah adalah, pertama, mengadakan agenda harian seperti pelaksanaan ta’lim satu atau dua setengah jam dengan menyesuaikan sisi masjid sebagai tempat. Masjid adalah tempat terbaik untuk menyampaikan agama.

Selanjutnya adalah jaulah satu dan jaulah dua. Sebagai langkah dakwah ibarat tulang dari dakwah dan dakwah tulang agama. Cakupan dakwah di kampung sendiri adalah jaulah satu adapun jaulah dua adalah perluasan cakupan setelah terbentuk di kampung sendiri juga diperluas dengan jaulah terhadap kampung lain tetrdekat/tetangga.

Dikatakan kerja dakwah lebih pasti daripada terbitnya matahari. Hal ini terjadi di zaman Nabi saat Beliau shallahu ‘alaihi wa sallam menjanjikan ketundukan Romawi kepada celoko jika dia sedia masuk Islam.

Langkah selanjutnya adalah keluar (khuruj) selama tiga hari setiap bulan. Melaksanakan keluar adalah akan dibalas Allah dengan rezeki berkah. Kelebihannya adalah waktu pelaksanaannya relatif singkat.


Oleh: Nazwar, S.Fil. I., M. Phil.
Penulis Lepas Yogyakarta
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar