Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Rezeki Tidak Ditentukan Usaha Manusia


Topswara.com -- Kisah menarik antara Imam Ashma'i, ahli bahasa yang sangat hebat, dengan orang Badui mengenai rezeki ini sangat masyhur. Suatu ketika Asma'i keluar dari masjid ditanya oleh orang Badui, "Siapa Anda", Ashma'i menjawab, "Saya Ashma'i." Kata Badui, "Ashma'i yang ahli bahasa terkenal itu?" Ashma'i menjawab, "Iya."

Badui itu bertanya, "Anda dari mana?" Ashma'i menjawab, "Dari rumah Allah, dimana di sana ayat-ayat-Nya dibacakan." Badui itu bertanya, "Bacakan kepadaku, apa yang Anda dapatkan." Maka, Ashma'i membacakan Q.s. ad-Dzariyat: 1-22, yang menyatakan

وَفِی ٱلسَّمَاۤءِ رِزۡقُكُمۡ وَمَا تُوعَدُونَ

"Dan di langit terdapat (sebab) rezekimu dan apa yang dijanjikan kepadamu." [Q.s. Adz-Dzariyat: 22].

Tiba-tiba orang Badui itu langsung bereaksi. Dia belanjakan semua hartanya sampai habis dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Ketika itu, Ashma'i bingung, gerangan apa yang membuat Badui itu begitu rupa? Ketika dia ditanya, "Apa yang kamu lakukan?"

Badui itu dengan enteng menjawab, "Rezekiku ada di tangan Allah, dan apa yang ada di tanganku ini bukan rezekiku yang sesungguhnya. Jadi, apa yang harus aku takutkan dengan habisnya semua ini?" Ashma'i makin heran, mengapa orang Badui ini begitu rupa memahami ayat ini, hingga reaksinya spontan dan luar biasa? Sementara beliau yang ahli bahasa saja, tidak sejauh itu pemahaman dan sikapnya.

Begitulah. Rezeki kita memang di tangan Allah, di langit, bukan di bumi, atau di tangan manusia. Apa yang ada di tangan manusia itu hanya sepersekian dari rezeki yang hakiki di tangan-Nya. Maka, tidak ada yang kita perlu takutkan, sebagaimana yang ditunjukkan oleh orang Badui itu.

Itulah, mengapa Asma' binti Abu Bakar tidak pernah berhitung jika berurusan dengan sedekah dan infaq di jalan Allah, karena rezeki itu dari-Nya, yang dititipkan kepada kita. Beliau juga ingat pesan Nabi, ketika kita berhitung dengan Allah, maka Allah pun akan berhitung dengan kita.

Begitulah pemahaman orang Mukmin terhadap rezeki. Rezeki bukan kepemilikan. Kepemilikan itu salah satunya. Karena kepemilikan itu adalah rezeki kita yang halal. Meski banyak rezeki kita yang halal lainnya bukan milik kita, tetapi bisa kita nikmati.


K.H. Hafidz Abdurrahman MA
Khadim Ma'Had Syaraful Haramain
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar