Topswara.com -- Sobat, manusia sering kali mengeluh dengan kondisi hidupnya. Apapun kondisinya tidak pernah puas. Kaya pun masih mengeluh. Apalagi miskin. Sehat pun mengeluh juga. Apalagi sakit. Pokonya setiap kondisi pasti mengeluh.
Padahal apa yang Allah berikan kepada hambanya, berupa rezeki, ajal, sakit, sehat adalah yang terbaik untuk kita. Bahkan yang berupa seluruh syariat adalah yang terbaik untuk kita.
Allah Ta’ala berfirman,
Ùƒُتِبَ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ُ الْÙ‚ِتَالُ ÙˆَÙ‡ُÙˆَ ÙƒُرْÙ‡ٌ Ù„َÙƒُÙ…ْ ÙˆَعَسَÙ‰ Ø£َÙ†ْ تَÙƒْرَÙ‡ُوا Ø´َÙŠْئًا ÙˆَÙ‡ُÙˆَ Ø®َÙŠْرٌ Ù„َÙƒُÙ…ْ ÙˆَعَسَÙ‰ Ø£َÙ†ْ تُØِبُّوا Ø´َÙŠْئًا ÙˆَÙ‡ُÙˆَ Ø´َرٌّ Ù„َÙƒُÙ…ْ ÙˆَاللَّÙ‡ُ ÙŠَعْÙ„َÙ…ُ ÙˆَØ£َÙ†ْتُÙ…ْ Ù„َا تَعْÙ„َÙ…ُونَ
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).
Allah yang lebih mengetahui akibat terbaik setiap perkara. Allah yang Maha Tahu yang paling maslahat untuk urusan dunia dan akhirat kita. Sedangkan kita sendiri tidak mengetahui yang terbaik dan yang jelek untuk kita. (Tafsir Az-Zahrawain, hlm. 348-349)
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَجِبْتُ Ù„ِÙ„ْÙ…ُؤْÙ…ِÙ†ِ، Ø¥ِÙ†َّ اللهَ لاَ ÙŠَÙ‚ْضِÙŠ Ù„ِÙ„ْÙ…ُؤْÙ…ِÙ†ِ Ù‚َضَاءً Ø¥ِÙ„َّا Ùƒَانَ Ø®َÙŠْرًا Ù„َÙ‡ُ
“Aku begitu takjub pada seorang mukmin. Sesungguhnya Allah tidaklah menakdirkan sesuatu untuk seorang mukmin melainkan pasti itulah yang terbaik untuknya.” (HR. Ahmad, 3:117. Syaikh Syuaib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini sahih).
Semua komposisi pemberian Allah kepada kita baik berupa usia, harta, orang tua, istri atau suami, anak, ilmu, jabatan, kawan adalah cukup. Cukup itu berarti bisa menjadikan kita selamat dunia akhirat. Usia yang Allah berikan baik 1, 5, 10, 20, 30, 50 atau 100 tahun pun adalah waktu yang cukup untuk meraih surga.
Tentu yang mati sebelum baligh alias belum mukalaf kan tidak dihisab. Harta berapapun cukup karena kita hanya akan dihisab sesuai dengan apa yang Allah berikan dan apa yang kita amalkan.
Begitu pulalah dalam perjuangan ini. Kondisi yang terjadi merupakan hal terbaik yang bisa kita hasilkan. Selama kita tetap ikhlas dan benar dalam berjuang maka tidak ada hal apapun yang perlu dikuatirkan.
Jangan sekali kali kita merasa atau menganggap bahwa apa yang Allah berikan itu tidak cukup atau tidak cocok untuk keselamatan kita. Persoalannya, kembali kepada kita apakah mau beriman dan beramal shalih atau tidak. Itulah penentu selamat tidaknya kita.
Jadi, apapun urusan dunia yang Allah tidak berikan kepada kita pasti kita tidak membutuhkannya. Tidak membutuhkan untuk mencapai tujuan hidup kita. Yakni ridha Allah SWT. So, maju terus pantang mundur apapun yang terjadi. []
Oleh: Ustaz Abu Zaid
Ulama Aswaja
0 Komentar