Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pentingnya Berlapang Dada dengan Cara yang Indah


Topswara.com -- Hafidzullahuta'ala Ustaz Dr. Firanda Andirja M.A. menjelaskan, pentingnya berlapang dada dengan cara yang indah.

"Berlapang dadalah dengan cara yang indah. Kata para ulama yang disebut dengan fash fahish shofhal jamil berlapang dadalah dengan cara yang indah," ujarnya di YouTube Firanda Andirja yang bertajuk Memaafkan dan Sabar, Kamis (22/12/2022).

Ia melanjutkan bahwa para ulama menerangkan cara yang indah tersebut adalah ketika memaafkan, berpaling tanpa ada celaan sama sekali. Seperti kisahnya Nabi Yusuf as. dengan lapang dada beliau memaafkan saudara-saudaranya tanpa ada celaan sama sekali. Padahal di saat itu Nabi Yusuf as. sangat bisa untuk membalas kejahatan saudara-saudaranya.

Ia mengatakan, "Laqod akhsarakallahu 'alaina wa inkunnal khotiin, wahai Yusuf, Allah telah memuliakan engkau daripada kami dan kami telah bersalah." 

Lalu Nabi Yusuf as. menjawab, "qola la tatsriba alaikumul yaum, yaghfirullahu lakum, tidak ada cercaan bagi kalian mulai hari ini. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kalian. Nabi Yusuf as. tidak menyimpan dendam, tidak membalas bahkan dia mengatakan tidak ada cercaan. Dia tidak mencela kakak-kakaknya, sepuluh orang tersebut sama sekali. Ini luar biasa," kagumnya.

Menurutnya, memaafkan ada tingkatannya, yaitu memaafkan disertai celaan dan memaafkan tanpa mencela.

"Memang kamu brengsek, saya baru tahu kamu brengsek dari dulu, tapi saya maafkan, ya sudahlah. Itu namanya memaafkan dengan mencela. Ini juga terpuji, tapi yang lebih terpuji daripada itu adalah fash fahish shofhal jamil, memaafkan tanpa mencela dan itu saya rasa sulit untuk kita kerjakan. Tapi ada orang hebat yang bisa mengerjakannya, tapi itu sulit," ucapnya.

Ia mengatakan bahwa kebanyakan manusia untuk memaafkan saja susah, apalagi memaafkan tanpa mencela. "Jadi itulah, hidup ini butuh dengan kesabaran dan butuh dengan sifat memaafkan kalau ingin bahagia di dunia. Kalau kita tidak memiliki sifat ini, mungkin kita tidak akan bisa sempurna. Ada yang kita maafkan dan ada yang tidak kita maafkan. Semakin kita sempurna memiliki sifat ini, semakin dada kita semakin lapang, bisa memaafkan banyak orang, maka kita akan semakin mudah bahagia," yakinnya.

"Oleh karenanya, kita butuh jiwa yang besar. Mungkin tubuh kita kurus, tidak apa-apa, tapi dadanya besar. Mau masalah banyak? Tenang, lapang, besar, mudah memaafkan daripada badan besar gemuk, tapi dadanya kecil. Dikit-dikit ngomel, dikit-dikit tersinggung, merasa direndahkan, merasa dihina, perasaan dia aja," imbuhnya.

Ia menegaskan bahwa Allah tidak akan memilih para Nabi, kecuali orang-orang yang berdada besar. Karena, mereka bakalan diuji dengan ujian yang banyak, bertubi-tubi dan tidak berhenti-berhenti seperti Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam sejak Allah katakan,

"Yaa ayyuhal mudatsir qum fa andzir," wahai yang berselimut, bangunlah dan berilah peringatan,"

"Sejak Allah menyuruh Nabi memberikan peringatan, maka sejak saat itu dia tidak pernah berhenti dari gangguan. Terus diganggu, diganggu dan diganggu sampai dia meninggal dunia. Oleh karenanya, tidaklah dipilih menjadi para Rasul, kecuali orang yang dadanya lapang," pungkasnya.[] Nabila Zidane
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar