Topswara.com -- Setiap orang pasti memiliki kenangan indah bersama keluarganya di rumahnya, karena rumah adalah salah satu dari kebutuhan primer yang harus dipenuhi. Namun apa jadinya jika kebutuhan ini sulit didapatkan dan kondisinya tidak layak untuk di tempati?
Seperti yang terjadi di kecamatan Sampung Ponorogo, berlokasi di sekitar pembangunan moseum monumen reog Ponorogo yang akan di revitalisasi demi kepentingan mempercantik wilayah monumen yang akan dijadikan sebagai destinasi wisata Monumen Reog.
Puluhan rumah warga yang ada disekitar Museum Monumen Reog Ponorogo (MMRP) Sampung akan direvitalisasi dan di beautifikasi. Hasil pendataan ada sekitar 75 rumah tidak layak huni yang akan dibongkar.
Langkah itu dilakukan berkaitan dengan rencana daerah yang akan menata ulang kawasan MMRP dengan menyiapkan rencana tata ruang wilayah. (gemasuryafm.com 29 Agustus 2023)
Memperbaiki rumah yang tidak layak huni menjadi baik adalah hal yang penting dilakukan oleh pemerintah atau negara kepada rakyatnya. Karena pemenuhan kebutuhan perumahan menjadi kewajiban negara. Namun bukan karena wilayah tersebut akan dijadikan sebagai destinasi wisata.
Ke depan museum monumen reog Ponorogo akan menjadi destinasi wisata baru yang tentu akan menarik wisatawan baik lokal maupun nasional.(genasuryafm.com 29 Agustus 2023)
Jelas sekali revitalisasi rumah pendudukan hanya dengan tujuan menjadikan wilayah tersebut sebagai destinasi wisata.
Seharusnya pemerintah lebih mementingkan pembangunan atau perbaikan rumah penduduk dibandingkan dengan pembangunan monumen atau destinasi wisata. Namun faktanya berkebalikan, memperbaiki rumah penduduk karena wilayahnya akan dijadikan destinasi wisata.
Wisata dalam pandangan kapitalisme dijadikan sebagai obyek yang bisa mendatangkan pemasukan, padahal belum tentu bisa tercapai, sementara sember daya alam yang melimpah nampak di depan mata memberikan pemasukan yang banyak. Dikelolakan kepada swasta dengan dalih investasi, hasilnya bisa dilihat, negara tidak mendapatkan penghasilannya kecuali sangat sedikit.
Inilah logika kebalik sistem kapitalisme yang ditampakkan dengan melakukan pembangunan tidak sepenuh hati, yakni hanya memikirkan pendapatan negara, dengan mengabaikan kebutuhan rakyat yang utama yakni perumahan.
Berbeda dengan sistem Islam yang diterapkan oleh khilafah, Islam mewajibkan negara memenuhi kebutuhan dasar rakyat yaitu sandang, pangan dan papan. Oleh karena itu negara bertanggung jawab untuk memenuhinya.
Adapun mekanisme khilafah dalam memenuhi kebutuhan perumahan bagi rakyatnya adalah, Islam mewajibkan para laki laki memenuhi nafkah bagi dirinya dan keluarganya termasuk memenuhi kebutuhan rumah.
Negara memberikan lapangan pekerjaan bagi para laki-laki jika dia memiliki keahlian untuk bekerja. Jika seseorang bisa melakukan usaha bisnis, negara akan memberikan modal.
Negara juga akan memberikan lahan pertanian untuk dikelola. Dengan demikian tidak ada rakyat yang tidak punya pendapatan, dengan pendapatan itulah seseorang bisa memenuhi nafkah termasuk menyediakan perumahan untuk keluarganya.
Jika dengan pendapatannya itu belum mampu untuk membuat rumah, maka negara akan membangunkan perumahan dan rakyat diberikan fasilitas pinjaman yang murah dan mudah dijangkau.
Adapun untuk pendapatan negara, islam tidak menjadikan pariwisata sebagai sumber pendapatan negara. Islam menjadikan sumber daya alam yang melimpah sebagai kepemilikan umum dikelola oleh negara dan hasilnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan rakyat.
Islam juga menjadikan kepemilikan negara, yaitu pendapatan khusus milik negara yaitu, ghanimah, fa'i kharaj dan jizyah. Dengan mekanisme ini tidak ada rakyat yang kesulitan mendapatkan rumah yang layak.
Wallahu a'lam bish shawab.
Dewi Asiya
Pemerhati Masalah Sosial
0 Komentar