Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Mental Pasutri Rusak karena Gaya Hidup Sekuler


Topswara.com -- Seorang suami di Kota Singkawang, Kalimantan Barat, tega menusuk istrinya sebanyak 4 kali tusukan di bagian perut hingga meninggal dunia lantaran tidak terima digugat cerai oleh sang istri. Peristiwa ini terjadi pada hari Kamis, 7 September 2023 pukul 9.00. 

Atas perbuatannya itu, tersangka akan dikenakan pasal 44 ayat 3 Jo pasal 5 huruf a UU no 23 tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga Subsider Pasal 340 KUHP Subsider Pasal 338 KUHP Subsider Pasal 351 ayat 3 KUHP dengan ancaman pidana penjara diatas 5 tahun. (Kompas.com/16 September 2023)

Di tempat lain, seorang suami tega membunuh istrinya di rumah kontrakan di Kampung Cikedokan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada hari Kamis, 7 September 2023 sekitar pukul 22:00 WIB lantaran kesal ketika sang istri bertanya tentang uang belanja. 

Istrinya ditampar sebelum akhirnya dibunuh dengan cara digorok lehernya menggunakan pisau dapur. Nahasnya, pertengkaran ini terjadi saat kedua anaknya yang masih balita terbangun dari tidurnya. Jenazah sang istri pun baru ditemukan oleh kedua orang tuanya pada tanggal 9 September 2023. (news.republika.co.id, 12 September 2023)

Astaghfirullahal'adziim. Sungguh miris keadaan rumah tangga saat ini. Mahligai yang semula dibangun dengan akad antar dua keluarga, harus berakhir dengan pembunuhan sadis, seolah tidak pernah ada cinta didalamnya. 

Berumah tangga memang bukanlah sebuah permainan yang sesaat. Ia ibarat sebuah kapal yang berlayar menuju suatu tempat yang menjadi tujuan bersama. Seorang suami sebagai nahkodanya sedangkan istri dan anak-anaknya adalah penumpang yang senantiasa bersama dan mendukung nahkoda kapal agar selamat sampai tujuan. 

Kerja sama, komitmen, dan saling percaya sangat dibutuhkan dalam mengarungi samudra kehidupan itu. Tidak lupa pula kasih sayang yang tulus dan kesabaran yang penuh dalam menghadapi ombak-ombak kehidupan berupa masalah-masalah.

Di dunia ini tidak ada yang namanya pernikahan Cinderella, yang setelah menikah kehidupan menjadi bahagia selamanya. Justru setelah menikah, pasangan suami istri ini akan menemui berbagai macam ujian kehidupan. 

Bagaimana tidak? Sebelum menikah seseorang hanya menjalankan setengah dari agamanya, dan setelah menikah mereka baru memulai menjalankan agamanya dengan penuh. 

Artinya, beban syariat mereka menjadi bertambah. Meski demikian peluang mendapatkan pahalanya juga bertambah. Asalkan dikerjakan dengan ikhlas dan sesuai dengan syariat Islam. 

Suami dan istri harus mengerti dan memahami apa saja yang menjadi hak dan kewajiban masing-masing agar rumah tangga berjalan dengan baik serta harus ada keridhoan terhadap pasangan atas segala kelebihan maupun kekurangan dari pasangan.

Diantara hak dan kewajiban dalam rumah tangga, hal yang paling mendasar yang harus dipenuhi adalah berkaitan dengan sandang, pangan, dan papan. Hal ini memang dibebankan kepada suami sebagai pemimpin rumah tangga. 

Adapun kondisi saat ini, banyak suami yang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokok ini untuk keluarganya, sehingga begitu mudah terjadi konflik dengan pasangan. Ada banyak faktor yang menyebabkan para suami kesulitan dalam memberikan nafkah yang layak untuk keluarganya, misalnya dalam hal lapangan pekerjaan. 

Sumber pendapatan kepala keluarga pada umumnya didapat dari bekerja. Jika suami tidak bekerja bagaimanalah ia dapat mencukupi kebutuhan keluarga. Terlebih saat ini persaingan pekerja begitu sengit sebab lapangan pekerjaan yang sedikit. Semakin bertambahlah sakit kepala para suami ini.

Kebutuhan hidup rakyat sangat berkaitan erat dengan sistem perekonomian suatu negara. Perekonomian suatu negara berkaitan erat dengan sistem-sistem yang lain yang membentuk kesatuan tak terpisahkan, yaitu sistem pemerintahannya, sistem hukum/sanksi, sistem pendidikan, dan sistem pergaulan. 

Apabila penerapan sistem ini baik maka seharusnya baik pula kehidupan yang dialami oleh masyarakatnya. Namun perlu ada standar baku yang disebut dengan sistem yang baik itu seperti apa.

Jika diamati, saat ini sistem kehidupan yang diterapkan di mayoritas negara-negara di dunia menggunakan sistem kapitalisme. Dimana kendali perekonomian berada di tangan orang-orang yang memiliki modal (uang). 

Urusan lapangan pekerjaan pun tidak lepas dari campur tangan kapitalis. Rakyat semakin hari semakin susah, kehidupan terasa begitu sempit, harga-harga kebutuhan bahan pokok semakin tinggi sehingga banyak yang kesulitan untuk memenuhinya. 

Alhasil sekarang merajalela orang-orang yang pemarah dan terganggu kesehatan mental mereka termasuk para suami dan istri. Berita suami bunuh istri atau pun istri bunuh suami berseliweran. Kasus bunuh diri sekeluarga juga turut meramaikan. Subhanallah. Begitu besarnya dampak kerusakan dari penerapan sistem sekularisme kapitalisme hari ini.

Secara naluriah manusia pasti ingin kehidupannya tenang, tentram, bahagia, sejahtera. Tidak ada manusia yang ingin kehidupannya terus-menerus dalam kesusahan dan ketidaknyamanan. 

Penghidupan yang sempit seperti sekarang ini sejatinya biang masalahnya terletak pada sistem kehidupan buatan manusia itu sendiri yaitu sekularisme kapitalisme. Sistem kehidupan yang diambil dari Yunani kuno yang berdasarkan pada akal manusia saja. Padahal akal manusia itu bersifat lemah, terbatas. 

Tak bisa menjangkau segala sesuatu yang tidak terbatas. Oleh karena itu perlu bagi manusia untuk memiliki referensi lain yang bersumber dari yang tidak terbatas, yaitu Allah SWT. Allah SWT Maha Mengetahui segala sesuatu yang terbaik bagi manusia. Sebab Allah SWT yang menciptakan manusia itu sendiri. 

Pencipta pasti mengetahui apa-apa dari ciptaanNya, baik kelebihan maupun kekurangan makhluknya. Jikalau Allah SWT telah menciptakan manusia sebagai pelaku kehidupan, tentulah Allah SWT juga telah memberikan tuntunan bagaimana cara menjalani kehidupan sesuai aturanNya. 

Aturan tersebut tertuang dalam Kitabullah dan Sunnah Rasulullah SAW. Dengan demikian, kehidupan manusia di dunia akan menjadi berkah hanya jika manusia menerapkan aturan dari penciptanya.

Wallahua'lambishshawab.


Oleh: Illiyun Novifana, S.Si
Aktivis Dakwah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar