Topswara.com --
عَÙ†ْ الْعَبَّاسِ بْÙ†ِ عَبْدِ الْÙ…ُØ·َّÙ„ِبِ Ø£َÙ†َّÙ‡ُ سَÙ…ِعَ رَسُولَ اللَّÙ‡ِ صَÙ„َّÙ‰ اللَّÙ‡ُ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ ÙˆَسَÙ„َّÙ…َ ÙŠَÙ‚ُولُ: Ø°َاقَ Ø·َعْÙ…َ الإِÙŠْÙ…َانِ Ù…َÙ†ْ رَضِÙŠَ بِاللَّÙ‡ِ رَبًّا ÙˆَبِالإِسْلاَÙ…ِ دِينًا ÙˆَبِÙ…ُØَÙ…َّدٍ رَسُولاً. (رواه مسلم).
Dari Al-Abbas bin Abdil Mutthalib, bahwasanya ia mendengar Rasulallah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Telah merasakan lezatnya iman seseorang yang ridha Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai dinnya dan Muhammad sebagai Rasulnya.” (HR. Muslim)
Maka, barang siapa yang ridha Allah Ta'ala menjadi Tuhannya, niscaya dia menyerahkan diri secara total kepadaNya.
Barang siapa yang ridha Islam menjadi agamanya, dia akan mengamalkan ajarannya.
Barang siapa yang ridha Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam menjadi Nabinya, dia akan meneladaninya.
Tidak terwujud salah satu dari keridhaan tersebut kecuali dengan mewujudkan semuanya sekaligus.
Jadi, mustahil jika seorang hamba ridha Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk menjadi Tuhannya, tetapi dia tidak ridha Islam menjadi agamanya (tidak mengamalkan ajaran Islam).
Atau mustahil dia ridha Islam menjadi agamanya, tetapi tidak ridha Muhammad menjadi Nabinya (tidak meneladaninya).
Oleh: Ajengan Yuana Ryan Tresna
Peneliti Raudhah Tsaqafiyyah
0 Komentar