Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Makin Tinggi Ketokohan Kita, Makin Tinggi Tanggung Jawabnya, Harus Makin Hati-Hati


Topswara.com -- Dalam Islam seorang manusia tidak hanya dihisab atas amal diri nya secara langsung. Namun juga dihisab atas orang-orang yang mengikutinya. Dan orang-orang yang menjadi tanggung jawab nya. Dengan demikian maka makin tinggi kedudukan seseorang makin besar tanggung jawabnya akan makin berat hisabnya. 

Istilah sekarang, makin viral akan makin berat hisabnya pada saat makin banyak manusia yang menjadikannya idola atau panutan. Atau makin banyak orang yang terinspirasi oleh konten sosmednya. Makin viral akan makin besar dosanya. Atau bisa pula makin besar pahalanya.

Orang-orang yang berada dalam tanggung jawab kita secara langsung misalnya istri dan anak atau orang yang ada dibawah pemeliharaan kita. Juga orang-orang yang kita pimpin baik dalam organisasi kerjaan ataupun dakwah.

Sementara orang-orang yang mengikuti kita sebab ketokohan kita bisa amat luas. Bisa sejauh jangkauan viral konten konten sosmed kita. Sekedar mereka terinspirasi oleh konten kita kemudian beramal sesuatu terlepas benar atau salahnya maka kita sudah mendapatkan saham dosa atau pahalanya.

Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amir Al Anshari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

“Barang siapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893).

Bahkan pahala orang yang mengikuti tidak berkurang sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا

“Barang siapa memberi petunjuk pada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikuti ajakannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun juga.” (HR. Muslim no. 2674).

Jelas sekali bukan? 

Dosa pengikut kita maka kita akan mendapat bagian. Begitu pula pahalanya.

Dalam hadis Nabi yang shahih disebutkan:   

مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَلَهُ أَجْرُهَا، وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ، وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ  

“Barang siapa yang membuat sunnah hasanah dalam Islam maka dia akan memperoleh pahala dan pahala orang yang mengikutinya, dengan tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa yang membuat sunnah sayyi’ah dalam Islam maka ia akan mendapatkan dosa dan dosa orang yang mengikutinya, dengan tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun” (HR Muslim).

Oleh karena itulah Sobat makin tinggi ketokohan kita mesti lebih berhati hati. Khususnya dalam bersosmed ria. Bisa jadi tanpa sadar foto-foto kegiatan kita yang kita upload menjadi inspirasi bagi penggemar kita untuk berbuat sesuatu yang diluar bayangan kita. 

Apalagi kalau jelas-jelas foto kita adalah foto ikhtilath (foto bersama lawan jenis yang bukan istri atau mahram) maka sudah jelas lagi haramnya. Dan akan makin besar dan masif dosanya jika para pengikut kita serta merta mengikuti contoh kita dan menganggap itu boleh sebab kita melakukannya.

Bahkan kegiatan yang halal sekalipun tidak serta merta layak kita upload meskipun berpotensi viral. Bisa saja para penggemar melakukan sesuatu yang tak terbayang sebelumnya karena inspirasi kita. Sebab ada pepatah, guru kencing berdiri maka murid kencing berlari. 

Makin viral makin berpotensi menghasilkan dosa dan pahala jariyah. Selamat berjuang Sobat moga kita Istiqomah aamiin.[]


Oleh: Ustaz Abu Zaid
Ulama Aswaja
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar