Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Lagi-Lagi Banjir, Faktor Sampah atau Pembangunan Kapitalistik?


Topswara.com -- وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ

“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Al-A’raf [7]: 56).

Lagi-lagi banjir melanda wilayah kota Medan. Masalah banjir bukan perkara baru, dari tahun ke tahun permasalahan ini belum dapat teratasi. 

Tentunya kondisi seperti ini membuat masyarakat resah karena banjir bisa kapan saja menghampiri, terlebih lagi setiap musim penghujan banjir pasti jadi langganan. Berbagai kebijakan diterapkan termasuk himbauan dari Walikota Medan Bobby Nasution untuk menjaga kebersihan sungai dari sampah agar tidak menimbulkan banjir.

“Saat ini Kota Medan sering dilanda hujan dengan intensitas deras dan cukup lama. Maka ini saya imbau masyarakat untuk bisa menjaga lingkungan sungai,” ucap Bobby, Kamis (tribun-medan.com 24/8/2023).

Himbauan Walikota tersebut tidaklah salah, tetapi Walikota harus berani jujur dan objektif serta sigap mencari penyebab utama banjir di kota Medan. Agar hasil kebijakan tersebut tidak sia-sia. 

Pada hakikatnya hujan adalah rahmat dari Tuhan yang berubah menjadi bencana karena ulah tangan manusia seperti membuang sampah sembarang serta kebijakan dalam infrastruktur pembangunan.

Meskipun begitu sumbatan sampah memang menjadi salah satu faktor penyebab banjir, tetapi tidak sebanding dengan pembangunan kota super elite dan mewah. Belum lagi tata kota dan tata ruang yang amburadul mengakibatkan hilangnya daerah resapan air, tetapi negara abai dalam menindaklanjuti hal tersebut.

Pembangunan kapitalistik yang berkedok kepentingan ekonomi, realitasnya lebih pro terhadap para pemilik modal yang berimbas pada aspek lingkungan dan masyarakat. Bagi mereka, kelestarian alam bukanlah perihal penting dibandingkan dengan materi.

Inilah potret buram sistem kapitalisme yang tidak dapat memberikan solusi tuntas terhadap problematika yang dialami oleh masyarakat. Malah semakin memperburuk keadaan. Cengkeraman kapitalistik tidak akan pernah terlepas, jika negara ini masih menerapkan sistem bobrok tersebut.

Sejatinya, dunia ini sangat membutuhkan sistem Islam karena sistem Islam yang paling sempurna dan dapat memberikan solusi tuntas terhadap problematika kehidupan manusia. 

Lihat saja dalam sistem kapitalisme, kebijakan penguasa hanya berpihak kepada para pemilik modal saja, beda halnya dengan sistem Islam yang lahir dari keimanan dan ketakwaan pada zat pencipta dan pemilik seluruh alam.

Di dalam sistem Islam akan memberikan sanksi tegas terhadap pelaku pengerusakkan alam karena hal tersebut merupakan tindak kejahatan dan dinilai sebagai bentuk kemaksiatan. Penguasa dalam Islam benar-benar meriayah dan mengayomi umatnya. 

Termasuk dalam pelestarian lingkungan seperti mengatur soal penggunaan tanah dan tata ruang, jadi tidak ada lagi pembangunan infrastruktur sembarangan. Itulah mengapa saat sistem Islam ditegakkan, tidak pernah terjadi bencana yang penyebabnya di luar faktor alam.

Maka dari itu, sudah seharusnya kita berjuang untuk menegakkan sistem Islam yang tentunya dapat memberikan jaminan kesejahteraan dan kenyamanan bagi seluruh masyarakatnya.

Wallahualam bissawab.


Oleh: Tasya Nabilla
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar