Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kenaikan Bahan Bakar Minyak, Dampak Buruk Sistem Kapitalisme


Topswara.com -- Kado pahit yang diterima rakyat Indonesia setelah bulan Agustus usai memperingati hari kemerdekaan, ternyata para penguasa negeri ini berlomba-lomba untuk menaikkan harga bahan bakar minyak.

Kenaikan tanpa pemberitahuan sebelumnya membuat rakyat pasrah dan kaget menerima kenyataan kenaikan harga BBM tersebut.

PT Pertamina (Persero) kembali menaikkan harga sejumlah Bahan Bakar Minyak Nonsubsidi mulai 1 September 2023. Kenaikan harga BBM Pertamina ini untuk jenis Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Dex dan Dexlite.

Harga BBM Pertamax naik Rp 900 menjadi Rp 13.300 per liter dari sebelumnya Rp 12.400 per liter per liter untuk wilayah Jabodetabek.

Harga BBM Pertamax Turbo naik Rp 1.500 menjadi Rp 15.900 per liter dari sebelumnya Rp 14.400 per liter untuk wilayah Jabodetabek.

Harga BBM Pertamina Dex naik Rp 2.550 menjadi Rp 16.900 per liter dari sebelumnya Rp 14.350 per liter untuk wilayah Jabodetabek.

Harga BBM Dexlite juga naik Rp 2.400 menjadi Rp 16.350 per liter dari sebelumnya Rp 13.950 per liter untuk wilayah Jabodetabek.

Sedangkan untuk harga BBM jenis Pertalite dan Pertamina BioSolar tidak mengalami perubahan atau tetap. Rinciannya, Pertalite tetap Rp 10.000 per liter dan Pertamina BioSolar di angka Rp 6.800 per liter, dikutip dari liputan.6.com (4/9).

Harga BBM naik sebagai implementasi Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 . Meski yang naik BBM non subsidi, tetap saja kebijakan ini memberatkan rakyat yang menggunakan kendaraan pribadi. 

Wong Cilik Makin Susah

Wong cilik makin susah dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kenaikan harga BBM tentu berdampak besar bagi mereka. Terutama akan terjadi lonjakan harga bahan pokok dan sembako. Hal itu dikarenakan proses distribusi (transportasi) membutuhkan tambahan biaya akibat naiknya BBM.

Selain harga sembako yang akan naik, biaya ongkos transportasi umum pun diprediksi akan mengalami kenaikan. Seperti pengguna bus, angkot atau pun ojek online. 

Di lain sisi wakil rakyat tidak mampu berkutik, diam seribu bahasa dengan kenaikan harga bahan bakar tersebut. Mereka tidak melakukan perlawanan pada keputusan menteri untuk menaikkan BBM.

BBM Kebutuhan Pokok

BBM adalah salah satu kebutuhan pokok yang seharusnya disediakan dengan murah atau bahkan gratis. Namun hal ini tidak mungkin terwujud ketika negara menjalankan sistem kapitalisme.

Sistem kapitalisme lebih memperhatikan aspek untung rugi tanpa memikirkan dampak bagi kepentingan rakyat. Para oligark tidak ingin dirugikan, sehingga untuk mendapat untung sebanyak-banyaknya dengan modal yang sedikit mereka rela menjual harga bahan bakar dengan harga yang tinggi.

Inilah dampak buruk sistem kapitalisme yang diterapkan saat ini. Bahan bakar minyak yang harusnya dikelola negara dan gratis untuk rakyatnya, justru mereka para oligark mengkapitalisasi bahan bakar minyak kepada rakyat.

Islam Menyediakan Bahan Bakar Murah

Islam mewajibkan negara menyediakan kebutuhan pokok dengan harga murah bahkan gratis. Pengelolaan SDA khususnya minyak bumi oleh negara sebagaimana tuntunan Islam akan memudahkan tersedianya kebutuhan BBM.

Rasulullah SAW dalam hadis sahih berikut:

« اَلْمُسْلِمُوْنَ شُرَكَاءٌ فِيْ ثَلاَثٍ: فِيْ الْمَاءِ، وَالْكَلَأِ، وَالنَّارِ »

“Kaum muslimin berserikat dalam tiga jenis harta: air, padang gembalaan dan api.”

Pengertian api di sini adalah seluruh jenis energi yang digunakan sebagai bahan bakar bagi industri, mesin, dan transportasi. Demikian pula industri gas yang digunakan sebagai bahan bakar dan industri batubara. Semua itu adalah kepemilikan umum.

Oleh karenanya, bahan bakar minyak harusnya dikelola negara untuk kemaslahatan umat atau rakyat, bukan untuk kepentingan oligark atau individu yang menguasai. Dengan demikian, rakyat tidak perlu merasakan beratnya dalam memenuhi kebutuhan pokok termasuk khawatir akan mahalnya bahan bakar minyak.

Wallahu a'lam bissawab


Oleh: Munamah
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar