Topswara.com -- Kenapa sih harus meneladani mu wahai Nabi?
Seistimewakah sosok kehadiranmu di bumi ini?
Apakah mencintaimu paket hemat atau lengkap?
Dalam wujud mahabbah dan Uswatun Hasanah
Nabi, jujur aja nih boleh kan ya?
Selama ini hamba larut dalam euforia seremonia perayaan maulid Nabi
Berulang-ulang tiap tahunnya di mana-mana
Hingga hamba lupa apa esensi meneladani Nabi dalam hidup ini?
Pemimpin hamba menyebut dalam bernegara meneladani Rasulullah
Itu terucap dalam pidato dan sambutan seremonial
Kalau boleh tanya engkau sebagai kepala negara yang menerapkan risalah sunnah
Menjaga umat dan mengurusi urusannya dengan syariah kaffah
Uswatun hasanah perlu dipahami juga oleh kepala negara
Agar menyopiri tidak salah arah
Fokus melaju untuk maju tanpa ganguan dari mana arah
Menyontek cara Nabi mengelola negara niscaya bawa berkah
Ya Nabi kalau hamba cinta cuma shalawat
Maukah engkau mengakui sebagai pengikutmu
Sementara hamba mengabaikan syariah dan menyampakkan di tong sampah
Sering pula syariah menjadi fobia
Ya Nabi, tiada contoh sempurna di dunia kecuali sosok muliamu
Jika cinta berarti ikut bersama-sama?
Seperti paket lengkap yang mendapat banyak pujian dan bonus melimpah
Pantaskah diri hamba untuk berada di samping sisimu yang mulia
Uswatun hasanah torehan pada masanya
Teladan sempurna bagi siapapun jua
Mau rakyat maupun pejabat
Mau kini maupun nanti
Ya Nabi, semoga Allah menetapkan hati ini
Berharap lurus hati ini tatkala meneladani dirimu nabi
Cinta nabi di maulid ini
Jadikan jalan turut berjuang menuju Islam kaffah yang berjaya
Uswatun hasanah
Jalan hidup berjaya
Uswatun hasanah
Tanpa cela mengikuti sunnahnya
Oleh: Hanif Kristianto
Analis Politik dan Media
0 Komentar