Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Dialog Sama Nabi (3): Peduli Lagi


Topswara.com -- Barang siapa bangun di pagi hari
Kemudian tidak memikirkan urusan umat ini
Maka bukanlah golongan nabi
Makjleb hamba bangun malah suka mikirin diri sendiri

Ya Nabi apa hamba termasuk yang tiada peduli?
Membiarkan nasib umatmu kini dalam kepapaan
Tanahnya dirampas penuh kedzaliman
Material isi bumi diembat demi kepentingan jahat

Ya Nabi apa benar sikap hamba seperti ini?
Memuja muji pemimpin negeri yang katanya ulil amri
Giliran pemimpin itu tidak berhukum dengan syariah dan risalahmu
Diam termanggu menunggu dua mata bertatapan wajah

Bertemu dengan Ulil Amri kadang sangat susah
Apalagi tiada dekengan pusat
Lah wong ketemu di depan pagar istana saja sudah agenda keluar
Lalu kapan bisa ngbrol berdua untuk menasehati secara halus dan terencana?

Ya Nabi apa hamba masih bisa jadi golonganmu?
Dengan bersikap tiada peduli politik dan ekonomi negeri ini
Dengan memisahkan agama dari kehidupan berbangsa dan bernegara
Dengan fokus diri soleh sendiri karena ibadah urusan nafsi-nafsi

Ya Nabi gimana hamba daftar di barisanmu?
Adakah prasyarat untuk bisa dicatat?
Adakah DP untuk memudahkan urusan?
Adakah sebuah persembahan untuk dihaturkan?

Ya Nabi bagaimana bisa peduli lagi?
Cukupkah dengan sholawat lalu hilang maksiat?
Cukupkah dengan sholawat lalu pemimpin tiba-tiba taubat?
Cukupkah dengan doa-doa untuk merubah kehidupan yang sudah di ambang sekarat?

Ya Nabi bagi dong tips lebih peduli lagi!!
Sudah banyak risalahmu disalahkan arti 
Selain engkau utusan dan pimpinan kepala negara
Dikira tiada miliki pengganti dalam urusan umat ini

Kalau boleh peduli lagi
Hamba ingin hidup seribu tahun lagi
Jika engkau berikan kisi-kisi untuk peduli lagi
Hamba ingin istiqomah memperjuangkan risalah hingga sampai tegak khilafah 

Ya Nabi bagaimana bisa peduli lagi
Tatkala hamba mencukupkan diri sambil bermetafora 
Tatkala hamba asyik masyuk dengan mainan dunia
Tatkala hamba sering alpa tanpa merasa berdosa

Peduli lagi
Lagi peduli
Bagaimana nasib jadi golongan nabi
Kalau kini hamba tiada peduli?


Oleh: Hanif Kristianto
Analis Politik dan Media
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar