Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Bentuk Menghormati Guru yang Paling Penting Adalah Melanjutkan Perjuangan Sang Guru Menegakkan Islam (Serial Adab kepada Guru Bagian 9)


Topswara.com -- Tugas utama para sahabat ridwanullaah alayhim, sebagai murid Baginda Nabi Muhammad SAW adalah melanjutkan perjuangan Beliau SAW dalam menerapkan dan mendakwahkan Islam ke seluruh dunia. 

Oleh karena itu mereka telah berijma' mengangkat pengganti Nabi Muhammad SAW sebagai khalifah dengan membai'at Abu Bakar Shidiq radhiyallaahu 'anhu sebagai kepala negara Islam. Inilah Sunnah Rasulullah SAW dan Sunnah para Khulafaur Rasyidin Al mahdiyin.

Kemudian tugas Khalifah Abu Bakar Shidiq ra adalah tetap menerapkan syariat Islam kaffah di dalam negeri dan menyebarkan Islam ke seluruh dunia dengan dakwah dan jihad. 

Inilah bentuk kecintaan, ketaatan dan penghormatan tertinggi kepada Baginda Rasulullah shalallahu alaihi wa salam. Bukan sekedar syahdunya pujian-pujian dalam indahnya syair-syair. Atau klaim klaim lisan tentang cinta Nabi Muhammad SAW.

Demikian pula tugas generasi berikutnya yakni tabi'in dan tabi'ut tabi'in. Juga generasi Muslim berikutnya hingga kepada generasi kita saat ini. Tugas tetap sama. Dan itulah bukti konkrit cinta dan hormat para murid kepada gurunya. Dari generasi penerus kepada generasi sebelumnya.

Seandainya, seorang murid begitu tinggi adabnya dalam bentuk tutur kata dan prilaku pribadi. Namun dia justru tidak konsisten berjuang di atas ilmu yang diajarkan gurunya maka ini justru merupakan adab yang buruk kepada gurunya. 

Apalagi jika guru betul-betul istiqamah dalam berjuang mengikuti para salaful ummah, kemudian muridnya malah mau menjadi ulama su' yang bekerja untuk rezim zalim yang memusuhi Islam maka inilah bentuk seburuk-buruknya adab kepada sang guru. Oleh karena itulah sobat jangan lah kita tertipu dalam hal ini.

Justru pada saat ini umat sangat membutuhkan generasi muda pejuang pengemban dakwah yang berupaya serius untuk mengembalikan kejayaannya. Dan tidak ada jalan satupun untuk itu kecuali jalan yang sudah ditempuh oleh Baginda nabi Muhammad SAW dan para sahabat Radhiyallahu Anhum. 

Kemudian diajarkan dan diwariskan kepada tabi'in dan tabi'ut tabi'in dan generasi selanjutnya hingga hari ini. Kita lanjutkan ajaran ini hari ini meskipun berdampak kita menjadi orang-orang terasing. 

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

طُوبَى لِلْغُرَبَاءِ فَقِيلَ مَنِ الْغُرَبَاءُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أُنَاسٌ صَالِحُونَ فِى أُنَاسِ سَوْءٍ كَثِيرٍ مَنْ يَعْصِيهِمْ أَكْثَرُ مِمَّنْ يُطِيعُهُمْ

“Beruntunglah orang-orang yang terasing.” “Lalu siapa orang yang terasing wahai Rasulullah”, tanya sahabat. Jawab beliau, “Orang-orang yang shalih yang berada di tengah banyaknya orang-orang yang jelek, lalu orang yang mendurhakainya lebih banyak daripada yang mentaatinya” (HR. Ahmad 2: 177.)

Inilah tugas para murid yang paling utama. Yakni berjuang melanjutkan perjuangan para guru. Jangan sekali kali melenceng. Apalagi berpaling menjadi pendukung sistem kufur yang jelas-jelas abai bahkan menolak penerapan Islam secara kaffah dalam sistem Islam khilafah.

Justru murid wajib melanjutkan perjuangan menyongsong kabar gembira dari Baginda Nabi Muhammad SAW. Imam Ahmad rahimahullah dari sahabat Hudzaifah radhiallahu ‘anhu,

تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا اللهُ إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَهُعَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَهَعَا، ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيًّا فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ. ثُمَّ سَكَتَ

“Akan ada masa kenabian pada kalian selama yang Allah subhanahu wa ta’ala kehendaki, Allah subhanahu wa ta’ala mengangkat atau menghilangkannya kalau Allah subhanahu wa ta’ala menghendaki. Lalu akan ada masa khilafah di atas manhaj nubuwwah selama Allah subhanahu wa ta’ala kehendaki, kemudian Allah subhanahu wa ta’ala mengangkatnya jika Allah subhanahu wa ta’ala menghendaki. Lalu ada masa kerajaan yang sangat kuat selama yang Allah subhanahu wa ta’ala kehendaki, kemudian Allah subhanahu wa ta’ala mengangkatnya bila Allah subhanahu wa ta’ala menghendaki. Lalu akan ada masa kerajaan (tirani) selama yang Allah subhanahu wa ta’ala kehendaki, kemudian Allah subhanahu wa ta’ala mengangkatnya bila Allah subhanahu wa ta’ala menghendaki. Lalu akan ada lagi masa kekhilafahan di atas manhaj nubuwwah.“ Kemudian beliau diam.” (HR. Ahmad, 4/273, dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh al-Albani dalam ash-Shahihah no. 5)

Inilah adab paling penting kepada guru. Intinya, inti dari adab kepada guru. Dan yang menjadi pengikat paling kuat hubungan guru dan murid. Selama murid berjuang untuk istiqamah di jalan perjuangan sang guru hingga sama-sama mati di jalan Allah. Maka hubungan guru dan murid akan bersambung hingga ke jannah. 

Selamat berjuang Sobat. Moga kita dan seluruh guru-guru kita istiqamah hingga Husnul khatimah. Aamiin.

Wallaahu a'lam.[]


Oleh: Ustaz Abu Zaid
Ulama Aswaja
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar