Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Bagaimana Saat Merasa Capek, Jenuh, dan Kurang Bersemangat Berdakwah? Tetap Berjuang, Jangan Pergi!


Topswara.com -- Bolehkah suatu waktu kita merasa capek dalam dakwah? Boleh. Bolehkah kita merasa jenuh dalam dakwah? Boleh. Bolehkah kita merasa kurang semangat dalam dakwah? Boleh juga. Kok boleh? Ya boleh. Sebab semua rasa itu manusiawi. Tetapi tetap wajib dakwah. Tetap wajib disiplin. Tetap wajib segera. Tetap wajib dakwah tanpa tapi tanpa nanti. Begitu kan Sobat? 

Sekarang coba kita renungkan. Dalam beribadah bolehkah suatu saat merasa tidak khusyu'? Atau merasa kurang semangat? Atau merasa berat? Seperti ketika melaksanakan shalat? Boleh kan? Iya boleh saja. 

Namun wajib tetap dan terus shlat pada waktunya tanpa ditunda-tunda. Wajib tetap shalat seikhlas dan sekhusyu' mungkin. Sebenar mungkin syarat dan rukunnya tanpa tetapi tanpa nanti. Betul kan? Iya betul.

Demikian juga saat menjalankan wajibnya aktivitas dakwah. Kita ini manusia biasa Sobat. Kondisi hati dan badan kita berubah-ubah. Hati kita kadang semangat kadang tidak. Kadang gembira kadang sedih. Kadang ingat mati kadang lupa. 

Para sahabat yang mulia pun merasakan hal yang sama. Kondisi keataatan mereka tidak konstan. Hadis Hanzalah berikut menunjukkan bahwa ketaatan itu bisa berkurang.

عَنْ حَنْظَلَةَ الأُسَيِّدِىِّ قَالَ – وَكَانَ مِنْ كُتَّابِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ – لَقِيَنِى أَبُو بَكْرٍ فَقَالَ كَيْفَ أَنْتَ يَا حَنْظَلَةُ قَالَ قُلْتُ نَافَقَ حَنْظَلَةُ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ مَا تَقُولُ قَالَ قُلْتُ نَكُونُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُذَكِّرُنَا بِالنَّارِ وَالْجَنَّةِ حَتَّى كَأَنَّا رَأْىَ عَيْنٍ فَإِذَا خَرَجْنَا مِنْ عِنْدِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَافَسْنَا الأَزْوَاجَ وَالأَوْلاَدَ وَالضَّيْعَاتِ فَنَسِينَا كَثِيرًا قَالَ أَبُو بَكْرٍ فَوَاللَّهِ إِنَّا لَنَلْقَى مِثْلَ هَذَا. فَانْطَلَقْتُ أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ حَتَّى دَخَلْنَا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قُلْتُ نَافَقَ حَنْظَلَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « وَمَا ذَاكَ ». قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ نَكُونُ عِنْدَكَ تُذَكِّرُنَا بِالنَّارِ وَالْجَنَّةِ حَتَّى كَأَنَّا رَأْىَ عَيْنٍ فَإِذَا خَرَجْنَا مِنْ عِنْدِكَ عَافَسْنَا الأَزْوَاجَ وَالأَوْلاَدَ وَالضَّيْعَاتِ نَسِينَا كَثِيرًا. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ إِنْ لَوْ تَدُومُونَ عَلَى مَا تَكُونُونَ عِنْدِى وَفِى الذِّكْرِ لَصَافَحَتْكُمُ الْمَلاَئِكَةُ عَلَى فُرُشِكُمْ وَفِى طُرُقِكُمْ وَلَكِنْ يَا حَنْظَلَةُ سَاعَةً وَسَاعَةً ». ثَلاَثَ مَرَّاتٍ

Dari Hanzholah Al-Usayyidiy -beliau adalah di antara juru tulis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam-, ia berkata, “Abu Bakr pernah menemuiku, lalu ia berkata padaku, “Bagaimana keadaanmu wahai Hanzhalah?” Aku menjawab, “Hanzhalah kini telah jadi munafik.” Abu Bakr berkata, “Subhanallah, apa yang engkau katakan?”

Aku menjawab, “Kami jika berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami teringat neraka dan surga sampai-sampai kami seperti melihatnya di hadapan kami. Namun ketika kami keluar dari majelis Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kami bergaul dengan istri dan anak-anak kami, sibuk dengan berbagai urusan, kami pun jadi banyak lupa.” Abu Bakr pun menjawab, “Kami pun begitu.”

Kemudian aku dan Abu Bakr pergi menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu aku berkata, “Wahai Rasulullah, jika kami berada di sisimu, kami akan selalu teringat pada neraka dan surga sampai-sampai seolah-olah surga dan neraka itu benar-benar nyata di depan kami. Namun jika kami meninggalkan majelismu, maka kami tersibukkan dengan istri, anak dan pekerjaan kami, sehingga kami pun banyak lupa.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda,

“Demi Rabb yang jiwaku berada di tangan-Nya. Seandainya kalian mau kontinu dalam beramal sebagaimana keadaan kalian ketika berada di sisiku dan kalian terus mengingat-ingatnya, maka niscaya para malaikat akan menjabat tangan kalian di tempat tidur dan di jalan kalian. Namun Hanzhalah, lakukanlah sesaat demi sesaat.” Beliau mengulanginya sampai tiga kali. (HR. Muslim, no. 2750).

Ditengah berjibaku mengurus anak dan istri. Mencari nafkah yang saat ini cukup menguras energi dan waktu. Maka sangat mungkin kondisi hati kita tergerus. Ketaaatan kita berkurang. Apalagi kita, sahabat Nabi Muhammad SAW pun mengeluhkan hal itu.

Oleh karena itu bisa saja dalam menjalani hari-hari perjuangan ini rasa jenuh, bosan, capek, kurang semangat, galau muncul. Itu manusiawi. Namun itu semua tidak boleh menjadi alasan untuk meninggalkan dakwah. Tidak boleh berhenti. Bahkan tidak boleh sekedar rehat. Wajib maju terus. Meskipun harus ngesot, merangkak, merayap ataupun berguling-guling. Tetap maju terus. Maka InsyaAllah, Allah akan segera pulihkan kondisi kita. Kemudian kita bisa berjalan bahkan berlari lagi.

Dakwah itu aktivitas yang berat dan beresiko. Bisa mendapatkan berbagai hambatan, ancaman, dan gangguan. Mulai dari verbal maupun fisik. Bahkan para Nabi pun mengalaminya.

Surat Al-Baqarah Ayat 214

 أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا۟ ٱلْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوْا۟ مِن قَبْلِكُم ۖ مَّسَّتْهُمُ ٱلْبَأْسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوا۟ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصْرُ ٱللَّهِ ۗ أَلَآ إِنَّ نَصْرَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ 

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat."

Kita wajib maju terus. Hingga Allah panggil kita. Atau Allah menangkan kita. Jangan sekali-kali kita pergi meninggalkan aktivitas dakwah ini. Dan kita terus berdoa memohon kepada Allah agar hati kita dikokohkan di atas agama ini.

Selamat berjuang Sobat, moga Allah jaga kita dengan Istiqamah. Aamiin.[]


Oleh: Ustaz Abu Zaid
Ulama Aswaja
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar