Topswara.com -- Pemerhati Keluarga dan Generasi Ustazah Dedeh Wahidah Achmad mengungkapkan bahwa waktu itu ibarat pedang, tergantung siapa yang memegang.
"Kenapa waktu dikatakan pedang, karena seperti layaknya pedang. Dia tergantung siapa yang memegangnya. Apakah dia mau dipakai untuk kebaikan atau untuk kerusakan," ungkapnya dalam kajian Tsaqafah Islam: Meraih Keberkahan Waktu di YouTube Muslimah Media Center (MMC), Senin (21/08/2023).
Ia menjelaskan, pedang bisa dipakai untuk kebaikan misalkan untuk memotong-motong sesuatu yang memang dibutuhkan. Sebaliknya, ada orang yang tidak bisa menggunakan pedang untuk kebaikan tapi dia pakai untuk merusak. Bahkan untuk sesuatu yang membahayakan seperti melukai dan membunuh.
"Demikian juga waktu. Seorang Muslim tentu tidak akan menjadikan waktunya seperti pedang yang merusak. Dia tidak akan menyia-nyiakan waktu," tuturnya.
Menurutnya, penting bagi seorang Muslim dan Muslimah mengetahui cara mengelola waktu supaya tidak seperti pedang yang membahayakan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surah Al-ashr (1-3).
"Dalam ayat tersebut, Allah bersumpah dengan waktu, sesungguhnya seluruh manusia itu berada dalam kerugian. Manusia mempunyai waktu sehari 24 jam, seminggu 7 hari, sebulan 30 hari, setahun 12 bulan. Semua manusia memiliki waktu yang sama tetapi tidak semua manusia bisa menggunakan waktu yang sama itu," terangnya.
Ia melanjutkan, bahwa dalam ayat tersebut Allah mengatakan, sungguh manusia di dalam kerugian kecuali orang yang beriman dan beramal shalih dan dia menggunakan waktu itu untuk mengajak kepada kebaikan dan mengajak kepada kesabaran. Jadi dari ayat tersebut ada tiga hal yang perlu diperhatikan.
"Pertama, dasar menggunakan waktu haruslah iman.Tidak boleh karena kesenangan semata, karena ikut-ikutan mengikuti tren, atau menggunakan waktu karena lagi jumud, lagi mentok, lagi gabut. Jadi menghabiskan waktu hanya untuk kuliner, nonton, ngobrol ke sana kemari tetapi dorongannya bukan karena iman tetapi karena tidak ada pekerjaan yang lain," ujarnya.
Kedua, pergunakan waktu untuk beramal shalih. Jadi seorang Muslim jangan sampai sedetik pun waktunya terlewatkan untuk kesia-siaan. Jangan sampai mereka menghabiskan waktunya walaupun mungkin hanya sebentar untuk sesuatu yang tidak bernilai.
"Ketiga, gunakan waktu untuk visi keutamaan. Di antara waktu hidup kita diperuntukkan dipersembahkan untuk orang lain, untuk umat. Nah ini prinsip seorang mukmin di dalam menggunakan waktu itu. Harus ada visi keumatan, visi kepedulian. Bukan hanya memikirkan diri sendiri, bukan hanya untuk keluarga. Bahkan bukan hanya untuk sebuah bangsa Indonesia tapi sebuah umat manusia," tandasnya.[] Rina
0 Komentar